Mohon tunggu...
Muhammad Wildan Gibran
Muhammad Wildan Gibran Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca buku, berenang dan naik gunung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Tanggung Jawab dan Macam-Macam Bentuk Tanggung Jawab

9 November 2024   23:41 Diperbarui: 9 November 2024   23:45 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tanggung jawab merupakan salah satu nilai fundamental yang harus dimiliki oleh setiap individu, baik dalam kehidupan pribadi, sosial, maupun profesional. Tanggung jawab bukan hanya sekadar kewajiban yang harus dipenuhi, tetapi juga mencerminkan kedewasaan dan integritas seseorang dalam menjalani peran dan tugasnya. 

Dalam berbagai aspek kehidupan, penerapan sikap tanggung jawab menjadi kunci utama untuk mencapai harmoni dan keberhasilan, baik dalam hubungan antar individu maupun dalam konteks yang lebih luas, seperti masyarakat dan negara.

Dalam era modern yang penuh dengan tantangan dan kompleksitas, pengertian tanggung jawab semakin relevan dan penting untuk dibahas. Masyarakat kini dituntut untuk lebih sadar akan dampak dari tindakan dan keputusan mereka, tidak hanya terhadap diri sendiri, tetapi juga terhadap lingkungan sekitar. 

Kurangnya pemahaman dan penerapan tanggung jawab sering kali menjadi penyebab berbagai masalah sosial, seperti pelanggaran hukum, krisis moral, serta ketidak pedulian terhadap kepentingan umum.

Berdasarkan hal tersebut, pemahaman yang mendalam mengenai tanggung jawab perlu ditanamkan sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal. Makalah ini bertujuan untuk membahas pengertian tanggung jawab secara komprehensif, mulai dari definisi, jenis-jenis tanggung jawab, hingga pentingnya penerapan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan demikian, diharapkan pembaca dapat lebih memahami pentingnya tanggung jawab dan menerapkannya dalam kehidupan mereka.

A.Pengertian Tanggung Jawab

 Tanggung Jawab, menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah kesadaran seseorang akan kewajiban untuk menanggung segala akibat dari sesuatu yang telah diperbuatnya. Tanggung jawab juga memiliki dua penyangga utama. Pertama, Kesadaran. Kedua, Kesiapan mental dan fisik.

 Kualitas dan tingkat tanggung jawab tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan kepribadian, pendidikan, pengalaman dan kualitas sumber daya manusia setiap pribadi. Meskipun Kualitas dan tingkat tanggung jawab setiap orang berbeda-beda, tetapi bentuk tanggung jawab itu sama, yaitu. Tanggung jawab pada Allah S.W.T, Tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanggung jawab terhadap keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat, tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara .

 Allah menegaskan bahwa setiap orang bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya dan tidak akan ditanyakan tentang urusan orang lain, sebagaimana firman-Nya. Dalam QS. Al-Baqarah [2]: 124 yang artinya :

 "itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggung jawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan."

B.Tanggung Jawab Kepada Allah

Tanggung jawab kepada Allah yakni, kesadaran tentang kewajiban yang harus dilakukan manusia yang menurut ajaran Islam merupakan tanggung jawab asasi. Tanggung jawab ini diwujudkan dengan membenarkan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang mutlak, beribadah hanya kepada-Nya, tidak menyekutukan-Nya, tidak mempertuhankan sesama manusia atau makhluk lain seperti jin dan setan

Tanggung jawab manusia kepada Allah SWT dibagi menjadi 6 kewajiban, yang di antaranya adalah :

1.Menyadari kewajiban asasi manusia terhadap Allah SWT

Menyadari kewajiban asasi manusia terhadap Allah SWT adalah dengan cara membenarkan Allah SWT sebagai satu-satunya tuhan yang mutlak dengan mengikrarkan dua kalimat syahadat, jika ditunaikan dengan sempurna, sikap membenarkan itu akan menjadi akidah atau ikatan iman yang mengokohkan hubungan orang-orang beriman dengan Allah SWT yang diikat dengan kuat di dalam hati hingga mengakar dan meresap serta dihayati dalam kesadaran beragama.

2.Tidak beribadah kecuali hanya kepada Allah SWT

Seperti yang dinyatakan di dalam Q.S. Al-Fatihah [1]:5 "hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan." Dengan hanya beribadah kepada-Nya dengan tulus dan ikhlas akan melahirkan kesadaran bahwa dirinya adalah hamba Allah SWT, kesadaran bahwa manusia membutuhkan Allah SWT.

Di dalam Q.S. Fatir [35]:15 yang artinya "Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah. Hanya Allah yang maha kaya lagi maha terpuji." Manusia yang merasa membutuhkan Allah SWT akan datang kepada-Nya, menghadap-Nya, mengangkat kedua tangsan, dan mengagungkan Allah SWT dengan bacaan dan gerakan yang dicontohkan Rasulullah Saw. Dan juga menyadari bahwasanya kehambaannya dapat dilakukan dengan sujud dan rukuk.

3.Tidak menyekutukan Allah SWT

Allah maha Esa lagi maha Pencemburu. Allah SWT menegaskan bahwa tidak ada tandingan-tandingan baginya. Q.S. Al-Baqarah [2]:22 yang artinya "(Dialah) yang menjadikan bagimu bumi (sebagai) hamparan dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untuk Kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui"

4.Tidak mempertuhankan sesama manusia dan makhluk lain

Allah SWT adalah tuhan yang menciptakan, sedangkan manusia, jin, setan, matahari, bulan dan segala sesuatu selain Allah SWT adalah makhluk ciptaan-Nya. Tanggung jawab ini menegaskan bahwa Allah SWT adalah zat yang menciptakan makhluk. Oleh sebab itu, Allah SWT disebut sebagai mukhalafatu lilhawadisi, yang artinya berbeda dengan makhluknya.

5.Menaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (Taqwa)

Allah SWT telah memuliakan manusia dan melebihkan dari makhluk-makhluk lain. Allah telah menetapkannya di dalam Q.S. Al-Isra' [17] : 70. Dengan demikian, manusia memiliki kemuliaan karena kemanusiaannya yang membedakannya dari banyak makhluk-makhluk lain.

6.Mendekatkan diri kepada-Nya

Allah SWT sangat dekat dengan manusia melebihi kedekatan manusia dengan urat lehernya sendiri. Pernyataan ini diambil dari Q.S. Qaf [50]:16. Meskipun Allah SWT sangat dekat dengan manusia, tetapi manusia sering tidak menyadari kedekatan Allah SWT dengan dirinya Karena terhalang oleh dosa-dosa yang dilakukannya. Oleh sebab itu, manusia harus mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan perbanyak zikir, istigfar, dan berdoa.

C.Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri

Tanggung jawab terhadap sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia. Dengan demikian manusia dapat memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri.

Tanggung jawab setiap orang terhadap dirinya dimulai dengan tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan fisik, memenuhi kebutuhan makan, minum, pakaian, sandang, papan dan pangan untuk dirinya dan orang yang menjadi tanggungannya. 

Tanggung jawab ini diwujudkan dengan bekerja mencari penghidupan yang halal dan berkualitas sesuai dengan kelebihan masing-masing. Orang beriman memiliki keteguhan hati sebagai kekuatan spiritual kerja, sehingga terbebas dari cara-cara yang tidak terpuji dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Tiga strategi orang beriman dalam mewujudkan tanggung jawab guna memenuhi kebutuhan hidup. Pertama, berusaha (al-qasab), kedua memilih cara yang terbaik (al-ikhtiyar) dan ketiga, berjuang (al-mujahadah)

D.Tanggung Jawab Terhadap Keluarga

Keluarga dibentuk melalui perkawinan yang sah menurut ajaran Islam. Tujuan perkawinan menurut agama dan peraturan perundang-undangan adalah mewujudkan kehidupan keluarga sakinah, mawadah, dan rahmat yang bahagia. Inti tujuan pernikahan menurut Syekh Ali Hasbullah adalah terwujudnya ketentraman laki-laki bersama wanita dalam hidup bersama guna mendapatkan keturunan dan memperbanyak generasi muslim unggul dan berkualitas.

Tanggung jawab terhadap keluarga adalah kewajiban kepala keluarga terhadap keluarga, yaitu sebagai berikut.

1.Mencari nafkah yang halal dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan hidup istri dan anak-anak, terutama kebutuhan untuk pendidikan dan pengembanga diri anak-anak.

2.Mendidik anak-anak menjadi pribadi Muslim yang bertanggung jawab dalam mengharumkan Islam dan kaum muslimin dengan memahami Islam dan menjadi muslim sejati.

3.Melindungi anak-anak dengan perlindungan fisik dari makanan dan minuman haram, perlindungan mental dari mentalitas lemah, hedonisme, dan sekularisme, serta perlindungan agama dari pengaruh aliran sesat.

4.Menjadi panutan yang menginspirasi anak-anak dalam ketekunan beribadah, perhatian terhadap ilmu, capaian prestasi dan dedikasi, serta kepedulian terhadap sesama, alam, dan lingkungan hidup.

5.Menjadi narahubung yang mewakili keluarga dalam interaksi sosial dengan berbagai pranata sosial masyarakat dan pemerintah.

6.Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga dengan memberikan nafkah lahir batin kepada istri sesuai dengan tingkat kemampuan, menjaga komitmen cinta dan kasih antara suami istri dengan tulus tanpa dinodai oleh pengkhianatan dalam bentuk apapun, serta membangun kumunikasi terbuka dan persuasif dengan seluruh anggota keluarga.

Sementara itu, tanggung jawab anak terhadap keluarga, terutama kepada kedua orang tua, sebagai berikut.

1.Menyimak dan melaksanakan bimbingan yang ditanamkan kedua orang tua kepada anak-anak, baik bimbingan verbal maupun bimbingan nonverbal berupa gestur, sikap, dan tingkah laku keteladanan kedua orang tua, baik dalam ibadah maupun dalam muamalah dengan sesama, alam, dan lingkungan hidup.

2.Mengembangkan diri menjadi pribadi pembelajar yang mencintai ilmu dan amal guna menopang mobilitas vertikal agar kualitas pendidikan anak-anak, capaian prestasi, dan dedikasi untuk agama dan bangsa lebih baik dari kualitas pendidikan, capaian prestasi, dan dedikasi kedua orang tuanya, bukan sebaliknya.

3.Belajar Islam, memahami Islam, dan menjadi pribadi yang membela dan mengharumkan Islam guna menjaga keberadaan dan keberlangsusngan Islam dan umatnya di negeri ini.

4.Bertekad bulat untuk menopang regenerasi umat Islam dengan menghindari pernikahan beda agama guna memastikan terwujudnya generasi Islam yang berkualitas dan memiliki keunggulan sehingga memiliki kesiapan untuk berkompetisi dengan umat lain.

       Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah SWT yang harus dipertanggung jawabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupannya. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak, sebab dari lingkungan keluarga inilah pendidikan perdana seorang anak dimulai, dasar-dasar perilaku, sikap hidup dan berbagai kebiasaan ditanamkan kepada anak sejak dalam lingkungan keluarga. Tanggung jawab ini harus dipenuhi oleh orang tua sebab orang tua adalah peletak dasar pembentukan kepribadian dan kecerdasan anak yang berpengaruh pada masa depannya.

E.Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat

        Sifat-sifat yang diperlukan dalam lingkungan masyarakat.

1.Pemaaf

  Di antara moral yang baik adalah interaksi dengan sesama dengan penuh kasih sayang, bermuamalah tidak dengan kasar, menahan kemarahan, menghilangkan sikap ingin menang sendiri, penuh kemaafan, sikap halus dan lemah lembut.

2.Ukhuwwah

  Dalam Islam pun diajarkan berbuat kebajikan tidak hanya kepada orang yang berbuat baik, tetapi kepada semua orang tanpa pandang bulu atau membedakan status sosial. Islam juga membangun ikatan di antara sesama anggota masyarakat muslim dengan landasan yang kuat, prinsip-prinsip yang abadi, dan akhlak yang luhur.

3.Persamaan

  Islam menjalin ikatan di atas prinsip persamaan, sebuah prinsip yang tidak membedak-bedakan derajat sosial manusia antara kaya dan miskin, kalangan berpangkat atau orang biasa, atau keturunan bangsawan dengan keturunan yang lainnya.

Tanggung jawab seorang muslim terhadap masyarakat menurut ajaran Islam memiliki fondasi dan bentuk-bentuk yang dapat diuraikan sebagai berikut.

1.Tanggung jawab terhadap masyarakat merupakan akhlak sosial. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa kontribusi jaring-jaring kehidupann sosial yang harus ditanggung bersama oleh setiap anggota masyarakat dalam sistem sosial.

2.Tanggung jawab tehadap masyarakat dimulai dengan menumbuhkan kepedulian terhadap orang lain yang bukan dirinya. Allah berfirman :

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati." (Q.S. Al-Hujurat [49] : 10)

3.Kepedulian dan tanggung jawab sosisal seoarng muslim terhadap sesama dalam masyarakat muslim merupakan perintah Allah dalam Al-Qur'an sebagai berikut.

"Janganlah sekali-kali kebencian(-mu) kepada suatu kaum, karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya." (Q.S. al-Ma'idah [5] : 2)

4.Kepedulian terhadap masyarakat bisa diwujudkan dengan turut bertanggung jawab dalam menangani urusan masyarakat dengan memahami keadaan masyarakat, memetakan masalah-masalah sosial, dan membantu menggatasinya dengan memberi solusi serta mendorong pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian masyarakat muslim.

5.Sejalan dengan perintah Allah SWT agar muslim dengan muslim lainnya ber-ta'awun atau berkolaborasi dalam mewujudkan kebaikan bersama dan ketakwaan kepada Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda :

"Engkau akan melihat orang-orang beriman dalam kasih sayang di antara mereka, dalam saling mencintai di antara mereka dan saling berbagi empati di antara mereka seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan merasa panas." (H.R. Bukhari)7

6.Kepedulian seorang muslim terhadap masyarakat diwujudkan dengan berbuat baik kepada tetangga, baik kerabat maupun bukan kerabat, baik muslim maupun bukan muslim. Lebih diprioritaskan berbuat baik kepada tetangga dekat dibanding kepada tetangga jauh. Namun, semuanya adalah tetangga yang kaum muslimin wajin untuk berbuat baik kepadanya, seperti disebutkan pada ayat berikut.

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri." (Q.S. An-Nisa' [4] : 36)

      Tanggung jawab manusia terhadap masyarakat ditegakkan atas dasar bahwa umat manusia merupakan keluarga besar, berasal dari satu keturunan yakni Adam dan Hawa. Selanjutnya Allah menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling interaksi dan mengenal, serta tolong menolong dalam berbuat kebaikan dan bertakwa. 

Antara sesama manusia tidak terdapat perbedaan dalam hal tinggi dan rendah martabat kemanusiaannya. Perbedaan manusia hanyalah terletak pada aktivitas amal perbuatannya dan rasa ketakwaan kepada Allah. Firman Allah dalam surah al-Hujurat: 13, telah menegaskan hal ini:

"Hai manusia, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan telah Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal."

F.Tanggung Jawab Terhadap Alam dan Lingkungan Hidup

Alam adalah ciptaan Allah yang manfaatnya kembali sebesar-besarnya kepada manusia. Karenanya alam sebagai milik Allah wajib disyukuri dengan cara mengolahnya dengan baik, agar ia bermanfaat bagi manusia dan bagi alam itu sendiri. Pemanfaatan alam dan lingkungan hidup bagi kepentingan manusia hendaknya disertai sikap tanggung jawab dengan menjaganya agar tetap utuh dan lestari.

Islam menekankan agar manusia dapat mengendalikan dirinya agar tidak mengeksploitasi alam secara melampaui batas, sebab alam yang rusak akan dapat merugikan bahkan menghancurkan kehidupan manusia sendiri. Seorang muslim dituntut untuk menebarkan rahmat bagi seluruh alam, yaitu memandang alam dan lingkungannya dengan rasa kasih sayang .

 Manusia dan alam memiliki hubungan timbal balik. Keduanya saling memberi dan menerima. Pengaruh alam terhadap manusia bersifat pasif, sedangkan pengsaruh manusia terhadap alam bersifat aktif. Setiap individu bertanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan lingkungan dengan memelihara kebersihan lingkungan, tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan, menggunakan teknologi ramah lingkungan, dan menjaga kelestarian lingkungan.

Allah SWT menciptakan alam untuk menopang dan kehidupan manusia agar manusia bersyukur kepada Allah SWT dengan mengelola dan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan manusia dengan selaras, serasi, dan seimbang antara pemanfaatan dan pelestarian. Perhatikan firman Allah SWT pada ayat-ayat berikut.

1.Q.S. Ar-Rum [30] : 41 yang artinya berbunyi, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

2.Q.S. Al-Baqarah [2] : 164 yang artinya berbunyi, "Sesungguhnya pada penciptaan langit dang bumi, pergantian malam dan siang bahtera yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengannya Dia menghidupkan bumi setelah mati (kering), dan Dia menebarkan di dalamnya semua jenis hewan, dan pengisaran angin dan hewan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti."

3.Q.S. Al-An'am [6] : 141-142 yang artinya berbunyi, "Dialah yang menumbuhkan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, serta zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya. Akan tetapi, janganlah berlebih-lebihan. Di antara hewan-hewan ternak itu ada yang dijadikan pengangkut beban dan ada (pula) yang untuk disembelih. Makanlah rezeki yang diberikan Allah kepadamu. Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya dia adalah musuh yangg nyata bagimu."

Selain hal-hal diatas, berakhlak terhadap waktu juga suatu yang sangat penting dalam Islam, karena cukup banyak keterangan baik dari ayat-ayat Al-Qur'an maupun Hadist yang mengingatkan agar memandang alam sebagai milik Allah yang wajib disyukuri. Pemanfaatan alam dan lingkungan hidup itu pentingnya waktu dalam hidup manusia.

       G. Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan Negara

Tanggung jawab seorang muslim terhadap bangsa dan negara diwujudkan dengan memberikan perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan kualitas bangsa agar menjadi bangsa yang beriman, bertakwa, berdaulat, mandiri, cerdas dan berintegritas.

Kualitas bangsa berdampak pada penguatan pertahanan dan ketahanan negara. Al-Qur'an berpesan agar umat Islam turut bertanggung jawab dalam menangani masalah keislaman, keumatan dan kebangsaan sesuai pesan Allah SWT dan Rasul-Nya seperti yang tercermin pada Q.S. At-Taubah ayat 120-121.

"Tidak sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka untuk tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak pantas (pula) bagi mereka untuk mencintai diri mereka daripada (mencintai) dirinya (Rasulullah). Yang demikian itu karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan di jalan Alla; tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir;dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, kecuali (semua) itu akan dituliskan bagi mereka sebagai suatu amal kebajikan. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Tidaklah mereka memberikan infak, baik yang kecil maupun yang besar, dan tidak (pula) melintasi suatu lembah (berjihad), kecuali akan dituliskan bagi mereka (sebagai amal kebajikan) untuk diberi balasan oleh Allah (dengan) yang lebih baik daripada apa yang selama ini mereka kerjakan." (Q.S At-Taubah [9]: 120-121)

Rasulullah Saw di Madinah (622-632 M) bukan hanya sebagai nabi dan rasul, tetapi juga sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, dan panglima perang. Madinah adalah sebuah kota yang memiliki batas wilayah, penduduk, dan konstitusi yang disebut Piagam Madinah. Oleh sebab itu, ayat diatas menjelaskan bahwa kaum muslimin, penduduk Kota Madinah wajib berperang bersama Rasulullah Saw dalam membela pertahanan dan ketahanan kota mereka dari serangan musuh. Dengan demikian, tanggung jawab seorang muslim terhadap bangsa dan negara dapat dirinci sebagai berikut.

1. Mengikuti wajib militer ketika kepala negara mengundang seluruh warga negara yang memenuhi syarat untuk berperang guna membela pertahanan dan ketahanan negara dari serangan musuh. Oleh sebab itu, Allah menegeskan pada ayat diatas bahwa tidak pantas bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam disekitar mereka dan tidak turut menyertai Rasulullah Saw pergi berperang, dan tidak pantas pula bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai Rasulullah Saw.

2. Menjadi penggiat pendidikan masyarakat (mass education) guna mencerdaskan bangsa karena bangsa yang terdidik dengan baik merupakan modal manusia

Penulis : Muhammad Wildan Gibran 

Dosen Pengampu : Dr. Hamidullah Mahmud, Lc. M.Ag.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun