Mohon tunggu...
No Name
No Name Mohon Tunggu... -

Seorang pria

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

2XLove (I) 3: Sakit

23 Maret 2012   06:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:35 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Maaf, bu. Tapi saya tidak membentaknya.."

"Kamu..., masih banyak bicara. Jadi, kamu sebenarnya merasa bersalah atau tidak?"

"Bersalah. Sedikit ...."

Terasa betul Jerry ini keras kepala. Ibu Kartini, guru BP yang kini di hadapannya dibuat menghela napas berulang kali. Dia menatap Jerry begitu lama, kemudian kepada Vera. Cukup lama juga dia menimbang-nimbang.

"Kamu memang jarang buat masalah. Karena itu, Ibu tidak akan menghukummu. Tapi, apakah kamu tahu perbuatanmu sudah keterlaluan? Apa kamu tidak menyesal membuat teman kamu menangis?"

"Saya tahu saya keterlaluan. Dan saya tidak mengira dia akan menangis."

"Wajar kan dia menangis. Gadis mana coba yang tidak terpukul dengan kata-kata seperti itu?"

'Kata-kata seperti itu' apa maksudnya? Tiba-tiba Jerry teringat pada Melvi. Bumbu apa yang sudah dia masukkan dalam ceritanya? Memang, kata-katanya kasar. Tapi, apa tidak mungkin Melvi membuatnya terdengar lebih kasar lagi? Bukankah seperti gadis di sebelahnya kini, Melvi juga sangat vulgar dengan kata-kata? Tapi meski banyak pertanyaan di kepalanya, Jerry hanya bisa mengangguk dan menyetujui perkataan guru di depannya. Dia, selain berharap urusan ini cepat selesai, juga memang merasa bersalah. Entah kenapa, dan ini aneh. Duduk begitu dekat dengan Vera, dia baru menyadarinya sebagai seorang perempuan. Pewangi badan yang dikenakannya membuat perasaannya sedikit melunak. Meski tengah hari begini, wangi yang dihirupnya masih begitu segar. Hal ini juga yang membuatnya heran. Kenapa teman-teman sesama laki-lakinya punya bau yang begitu parah menjelang siang?

"Sekarang kalian salaman dan saling minta maaf. Ayo cepat!" ujar bu Kartini kemudian.

"Maaf ya ...," ujar Jerry mengulurkan tangannya.

"Aku juga ...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun