Olan kemudian menjelaskan kalau Rajasa itu kependekan dari RAito harJa prakaSA.
Risa tak menjawab. Merunduk memandangi novel di tangannya itu.
"Aku punya rencana membuat heboh kelasmu besok. Tapi aku harap kamu yang menyalakan api kompornya.”
Kata Olan yang mendekati Risa dan duduk disebelah kanannya.
Risa menoleh memandangi Olan.
Olan meminta Risa untuk mendatangi bangku Raito dan meminta tanda tangannya di novel yang di bawa itu dengan suara yang lantang. Olan berjanji akan menghubungi dosen untuk memberi tahu rencana ini.
Risa tak menghiraukan kicauan Olan, Ia berdiri, pergi menjauh dari Olan dan mendekati kolam air mancur di tengah taman itu.
"Ris... Ris..."
Olan memanggil Risa yang tak menoleh sama sekali. Dalam kebingungannya akan reaksi dari Risa. Olan teringat Raito. Ia lalu buru-buru pamit pulang. Ersa yang sedari tadi memperhatikan Risa, menghampirinya yang sedang berdiri di tepi kolam taman, mengajaknya makan malam di cafe terdekat yang tak jauh dari situ. Risa diam saja sambil mengikuti kakaknya yang berjalan ditemani beberapa preman anak buahnya. Sampai di rumah Olan kaget melihat Raito dikamarnya sehat-sehat saja dan sedang bermain game favorit di pcnya.
"Kamu baik-baik saja Rit?"
"Aku oke oke saja Lan, ada apa?"