Mohon tunggu...
Yudo Adi
Yudo Adi Mohon Tunggu... -

Diluar sangkar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hana Risa Suba I

19 September 2011   23:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:48 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Aku sudah besar kak, jangan anggap aku anak kecil lagi ah.”

“Ya ya adikku tersayang, begitu saja sewot, lihat itu, Olan saja santai begitu tanggapannya.”

Kata Ersa memuji Olan. Ersa lalu menonjolkan sisi baik Olan ke Risa dimana Olan itu menurut dia mempunyai wajah tampan, tubuhnya tinggi berukuran 180cm, kurus, putih, giginya rapi, berbibir tipis, bermata kalem, alisnya tipis pula.

Risa tak sependapat dengan kakaknya soal kriteria yang sekarang jadi idaman banyak wanita itu. Walau itu semua sudah ada di dalam diri Olan. Risa punya seleranya sendiri. Risa juga menyalahkan kakaknya yang over protektif sehingga Risa sampai sekarang masih sendiri. Risa pun mengingatkan kakaknya tentang kejadian masa lalu dimana dulu ketika Risa masih SMA, Ersa menghajar preman-preman tetangga yang menggoda Risa sampai babak belur yang ketika itu dilihat orang banyak. Ketika si Tanto teman SMA Risa mendekatinya juga dihajar kakaknya sampai beberapa tulang rusuknya retak kala itu. Reputasi Ersa yang menjadi ratu preman juga tersebar luas di kampus yang menyebabkan tak hanya Ersa dan anak buahnya yang ditakuti, tetapi juga Risa sehingga tak ada lagi pria yang berani mendekati Risa.

Walau begitu, Ersa tetap tak percaya wanita secantik adiknya tak ada yang suka.

Tiba-tiba pipi Risa memerah, Risa terdiam dan melihat jam tangannya. Seakan teringat akan waktu yang sudah larut, Risa mengajak kakaknya untuk segera pulang.

Ersa mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan 100km/h pada pukul 23.00 yang sepi. Beruntung mereka tidak melewati jalur alternatif yang terkenal banyak pemalak, walaupun banyak pemalak, hal itu sudah biasa diatasi oleh Ersa.

Pulang sampai di depan rumah hampir 23.30 Beruntung ayahnya sudah tertidur, sementara Ibunya yang masih terjaga membukakan pintu. Terlihat oleh Ersa dan Risa kalau mama mereka sedang video chat dengan saudaranya di Korea sana. Notebook Ibu yang ada di ruang depan memperlihatkannya.

“Sudah, bersih-bersih lalu tidur sana. Jangan bangunkan ayah. Mama lagi asyik bersama paman kalian.”

“Ok ma.”

Serentak mereka berdua menjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun