Olan beserta beberapa orang disekitar ruang tunggu yang melihat kejadian itu tampak menahan tawa dan berbisik-bisik. Selesai memasukkan berkas, Olan mendekati sohibnya yang duduk terdiam.
"Cantik juga pilihanmu, tenang saja kawan, siapa tahu kau sekelas dan bisa berkenalan disana ."
"Sudah, tak usah dibahas!! Bagaimana, sudah selesai registrasinya Lan?"
Potong Raito ketus.
”Sudah!!”
Jawab Olan tak kalah keras.
"Terima kasih ya, yuk pulang."
Kata Raito pelan lalu berdiri dan menepuk bahu sohibnya itu.
Olan mengiyakan ajakan pulang sohibnya itu dengan perasaan menahan emosi karena perubahan sikapnya yang drastis dan mengikuti langkah Raito yang menuju ke tempat parkir. Walau begitu, ada sedikit perasaan senang di hati Olan mengingat kejadian yang membuat kawannya itu terlihat antusias untuk beberapa saat . Olan tersenyum sendiri ketika berjalan dibelakang Raito yang berjalan cepat saat itu. Dalam hati Olan,
'Sudah lama sekali sejak aku terakhir melihat dia seantusias tadi.'
Sampai di depan Avanza hitam milik Olan. Olan menyetir sementara Raito di sampingnya. Mereka sampai di rumah Olan yang berjarak sekitar sepuluh kilometer dari US, Raito langsung masuk ke kamar sedang Olan berlari ke dapur mencari makanan dimana disana juga ada Ibu Olan.