“Tit tiiit tit tiiit,”
Dering sms dari hp milik Olan berbunyi,
“Jilid I tembus 2000 copy, Alhamdulillah.”
Olan bersama Ibunya melakukan sujud syukur atas hal itu di tempat mereka berdiri. Ketika Raito keluar dari kamar dan turun dengan kaos oblong, dia diberi tahu kabar gembira itu oleh Olan yang berlari menuju arah Raito yang baru sampai di ruang keluarga.. Tak ada perubahan di wajah Raito, dia terlihat biasa menanggapi berita itu. Dia bertanya kepada Olan.
“Kamu menggunakan nama alias kan di identitas penulis bukuku itu?”
“Iya.” Jawab Olan.
“Bagus.” Raito menimpali.
” Dari dulu aku masih tak mengerti alasanmu kenapa kau bersikeras menyembunyikan identitasmu?” Tanya Olan lagi.
“Kau sudah tahu alasannya tiga tahun yang lalu.” Jawab Raito yang kembali ke kamarnya di lantai atas.
Tangis haru membuncah di mata Ibu Olan yang mendengar perkataan Raito itu lalu menutup mulut dan hidungnya dengan kedua tangannya dari arah dapur. Olan mencoba menenangkan ibunya.
“Hu hu hu hu.”