Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kyai dalam Kenangan: Catatan Kebersamaan dengan Drs KH Ahmad Rifa'i

17 Juni 2020   14:35 Diperbarui: 17 Juni 2020   14:30 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abah Selalu Menghadiri Undangan Tanpa Pilih-Pilih

Abah juga sangat peduli kepada santri dan murid-muridnya, jika diundang ke suatu acara, jika sehat Abah pasti mendatanginya. Pada tanggal 20 Januari 2018, saat itu salah satu mahasiswa yang tinggal di kos Abah yang bernama Izzudin melangsungkan resepsi pernikahan di Hotel Grand Tjokro yang beralamat di jalan Cihampelas Bandung. Kebetulan acaranya dimulai ba'da Isya dan Abah saat itu berangkat bersama istrinya. Kebetulan saya biasanya dipanggil oleh ibu untuk memesankan Go Car baik pulang dan pergi, padahal kita tahu bahwa saat itu waktunya sudah malam dan Abah usianya tidak seperti muda lagi pasti beda dengan kita yang malam malam sering keluyuran. Ini merupakan salah satu momen dari sekian banyak momen lainnya yang dimana Abah jika diundang oleh murid muridnya meskipun jauh, asal Abah sedang sehat pasti mendatanginya.

Abah Tokoh Pemersatu Umat

Untuk urusan persatuan umat Islam, tidak ada yang menafikan lagi bagi orang orang yang pernah berinteraksi dengan Abah dan sering bertemu, Abah merupakan sosok sang pemersatu umat, wawasannya sangat terbuka sehingga jika ada dari pergerakan Islam manapun yang mau melaksanakan kegiatan di masjid, Abah selalu mempersilahkan. Itu bisa dilihat di masjid Al-Urwatul Wutsqo, masjid tersebut terbuka untuk semua golongan. Misalnya jamaah tabligh sering mabit di DKM Al-Urwatul Wutsqo, bahkan sudah dari tahun 80 an, bahkan jamaah tabligh yang pernah mabit di DKM Al-Urwatul Wutsqo terdiri dari berbagai negara dan suku bangsa, ada yang dari India, Pakistan, Bangladesh, Mesir, Australia dan beberapa daerah di Indonesia.

Dari pengamalan ibadah sehari hari pun, masjid Al-Urwatul Wutsqo terdiri dari berbagai macam pengamalan ibadah yang diadopsi oleh berbagai ormas Islam. Bisa kita lihat kalender masjid yang dipakai adalah dari Persatuan Islam, sedangkan dari segi pengamalan ibadah ada dari tradisi Nahdlatul Ulama seperti setiap malam Jum'at Abah memimpin pembacaan surat Yasin, Ar Rahmah, al Waqiah, Al Mulk dan dzikir dzikir lainnya. Bahkan kalau ada warga yang meninggal kadang Abah sendiri yang memimpin tahlilnya. Namun dalam pelaksanaan shalat shubuh, Abah tidak memakai qunut. Inilah hal yang menarik dari sikap terbuka Abah yang tentunya dilandasi dengan wawasan yang luas.

Sementara itu, teringat saat itu sedang ramainya dikeluarkannya Perppu Ormas yang mengakibatkan dicabutnya Badan Hukum Hizbut Tahrir Indonesia. Saat itu Abah mengumpulkan beberapa teman Abah dan asatidz di sekitar Dago untuk mengkaji dan membahas perppu ormas tersebut. Bahkan sebelum dicabut badan hukumnya, pada tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016 Abah selalu hadir dalam kegiatan-kegiatan besar yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia seperti Konferensi Islam dan Peradaban, Rapat dan Pawai Akbar, Muktamar Tokoh Umat, Masirah Panji Rasulullah SAW dan agenda lainnya.

Selain itu, Abah juga sering menghadiri agenda Ijtima Ulama yang sering diselenggarakan Jama'ah Tabligh di Bandung. Begitupun Abah sering menghadiri kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Ormas Islam lainnya seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam dan yang lainnya. Sementara itu, Abah juga merupakan seorang pembaca yang baik. Saya sering melihat abah membaca berbagai kitab, buku, majalah, koran, buletin dakwah dan media dakwah dari berbagai ormas Islam lainnya tanpa pilih-pilih bacaan.

Kemudian pada 10 februari 2019 ketika Pengajian 3 bulanan kembali diselenggarakan dalam rangka memanfaatkan momen Maulid Baginda Nabi Muhammad SAW dengan mengangkat tema Pilar Membentuk Masyarakat Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, saat itu yang bertindak sebagai mubaligh adalah Ustadz Tatan Ahmad Santana. Dan kegiatan pengajian diisi dengar berbagai kreasi seni baik dari anak anak maupun ibu ibu. Ada hal yang menarik dalam pengajian kali ini, sebagaimana kita ketahui Ust Tatan Ahmad Santana backgroundnya dari Persatuan Islam. Namun sebelum acara inti dimulai, ibu ibu pengajian Al-Urwatul Wutsqo yang dipimpin mas Ikhyari saat ibu membacakan Barzanji yang mana hal tersebut tidak diamalkan dalam ormas Persatuan Islam. Inilah salah satu sosok Abah yang terbuka dan toleransi terhadap semua ormas Islam, sehingga bisa dikatakan Masjid Al Urwatul Wutsqo adalah masjid terbuka untuk semua golongan dan simpul persatuan umat di Dago Bandung.

Kebersamaan Dengan Abah Tahun 2018

Rindu Hidup Di Bawah Naungan Syariah Islam

18 Februari 2018, saya masih ingat saat itu dilaksanakan pengajian 3 bulanan, yang mana sebelum diagendakan Abah biasanya meminta pendapat kepada saya apa tema yang akan diangkat, sebagaimana biasanya ketika saya menyampaikan suatu tema Abah tidak pernah menolak bahkan mengoreksi sekalipun, saat itu tema yang diangkat adalah "Mari memperkokoh Ukhuwah Islamiyyah dengan mempersiapkan generasi yang cinta terhadap Islam, cinta terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya", karena memang saat itu Umat Islam Indonesia sedang diuji akan persatuan umat. Di sisi lain, Abah pun bercita cita ingin kehidupan ini diatur oleh syariah Islam secara kaffah. Itu bisa dilihat dari pengajian 3 bulanan sebelum Ramadhan 1439 H pada tanggal 12 Mei 2018 tema yang diangkat adalah Dengan Mengamalkan Ibadah Shaum Atas Dasar Iimaanan Wa ihtisaban Kita Wujudkan Syariah Islam Yang Kaffah. Narasumber yang diundang dalam pengajian 3 bulanan itu bukan hanya dari satu ormas saja, kadang yang menjadi narasumbernya ada yang background Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Persatuan Umat Islam dan pergerakan Islam lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun