2. Pengetaoean Islam
3. Miftahus-Saadah
4. Berita PO,
5. Al Mu'allimin
6. Pemoeda
7. Penunjuk Jalan Kebenaran
Pada masa pendudukan Jepang (1942) Persjarikatan Oelama dibekukan. Namun kegiatan pendidikan dan  pengajian masih tetap dilakukan oleh H. Abdul Halim. Memasuki tahun 1943 H. Abdul Halim masuk menjadi anggota Chuo Sangi In bentukan Jepang, yang bertugas mengajukan usulan kepada pemerintahan dan menjawab  pertanyaan pemerintah mengenai soal-- soal politik dan menyarankan tindakan yang harus dilakukan Jepang.
Semasa menjadi anggota Chuo Sangi In, H. Abdul Halim, M. Asyikin Hidayat dan K. H. Ahmad Ambari, mengajukan permohonan untuk mengaktifkan  kembali Persjarikatan Oelama, dan pada tanggal 1 Februari 1944 permohonan dikabulkan pihak Jepang, namun namanya dirubah menjadi Perikatan Oemat Islam (POI) dan H. Abdul Halim menjadi ketuanya. Kemudian H. Abdul Halim diangkat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada Mei 1945, dan pada tanggal 11 Juli 1945 beliau diangkat menjadi anggota Panitia Pembelaan Tanah Air yang  diketuai Abikoesno Tjokrosoejoso.
Pada pasca kemerdekaan peran  H. Abdul Halim tidak berhenti, terbukti beliau di angkat menjadi sebagai anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Daerah (PB KNID) Cirebon. Demikian juga saat Belanda melancarkan Agresi Militer II yang  dimulai 19 Desember 1948, H. Abdul Halim aktif mempertahankan kemerdekaan, bahkan beliau ikut bergerilya dan memimpin anak buahnya menghadang pergerakan militer belanda di keresidenan Cirebon.
Sehingga pada saat itu Residen Hamdani  mengangkatnya menjadi "Bupati Masyarakat" Majalengka yang bertugas sebagai penghubung antara Bupati Mr. Makmun dengan seluruh lapisan masyarakat Majalengka. H. Abdul Halim pun pernah duduk sebagai anggota Dewan Rakyat Daerah Jawa Barat sekitar periode 1950-an dan kemudian menjadi Anggota Kontituante.
Pada tanggal 5 April 1952, mendirikan dan menjadi ketua, organisasi besar yaitu Persatuan Umat Islam yang merupak fusi 2 organisasi, Perikatan Oemat Islam (POI) yang beliau pimpin dengan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII) yang didirikan oleh sahabatnya, KH. Ahmad Sanusi di Sukabumi.