Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

KH Abdul Halim, "Ulama Sang Pemersatu" dari Majalengka, Jawa Barat

4 Juli 2018   20:06 Diperbarui: 5 Juli 2018   02:42 4754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

di Pondok Pesantren Ciwedus, Cilimus, Kuningan. Selama nyantri di Pesantren Ciwedus, Abdul Halim sempat menuntut ilmu kepada KH. Agus dari Pesantren Kanayangan, Jawa Tengah. Setelah dianggap tamat Abdul Halim pun  disuruh kembali ke Pesantren Ciwedus untuk meneruskan pendidikannya.

Selama menuntut ilmu dari pesantren ke pesantren satu hal yang menonjol dari sosok Abdul Halim ini, yaitu  kecerdasan dan kemampuan menyerap ilmu yang melebihi teman--temannya saat itu. Juga ada hal yang cukup menonjol dari diri Abdul Halim, yaitu jiwa kemandirian dan kewirausahaan, sehingga Abdul Halim selalu mampu menyelesaikan berbagai rintangan yang dihadapi.

Dagang merupakan keahlian  yang dimiliki Abdul Halim, selama pesantren di luar majalengka ia  berdagang kebutuhan para santri di pesantren seperti kecap, sarung, kain batik, minyak wangi juga kitab -- kitab yang di bawa ketika berkesempatan pulang dari Majalengka. Keuntungan dari berdagang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya dan sebagian dikirimkan kepada orang tuanya.

Menjelang usia 21 tahun (tahun 1907) Abdul Halim yang kala itu masih berstatus santri di kuningan, dipanggil pulang oleh orang tuanya untuk dijodohkan dengan Siti Murbiyah.  Siti Murbiyah adalah putri KH. Muhammad Ilyas bin Hasan Basyari, saat itu menjabat sebagai Penghulu di Majalengka. Abdul Halim dikaruniai tujuh anak yaitu :

1. Moh. Toha A. Halim

2. Siti Fatimah

3. Siti Mahriyah

4. Abdul Aziz Halim

5. Siti Halimah Halim

6. Abdul Karim Halim

7. Toto Taufik Halim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun