Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

KH Abdul Halim, "Ulama Sang Pemersatu" dari Majalengka, Jawa Barat

4 Juli 2018   20:06 Diperbarui: 5 Juli 2018   02:42 4754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Pengetaoean Islam

3. Miftahus-Saadah

4. Berita PO,

5. Al Mu'allimin

6. Pemoeda

7. Penunjuk Jalan Kebenaran

Pada masa pendudukan Jepang (1942) Persjarikatan Oelama dibekukan. Namun kegiatan pendidikan dan  pengajian masih tetap dilakukan oleh H. Abdul Halim. Memasuki tahun 1943 H. Abdul Halim masuk menjadi anggota Chuo Sangi In bentukan Jepang, yang bertugas mengajukan usulan kepada pemerintahan dan menjawab  pertanyaan pemerintah mengenai soal-- soal politik dan menyarankan tindakan yang harus dilakukan Jepang.

Semasa menjadi anggota Chuo Sangi In, H. Abdul Halim, M. Asyikin Hidayat dan K. H. Ahmad Ambari, mengajukan permohonan untuk mengaktifkan  kembali Persjarikatan Oelama, dan pada tanggal 1 Februari 1944 permohonan dikabulkan pihak Jepang, namun namanya dirubah menjadi Perikatan Oemat Islam (POI) dan H. Abdul Halim menjadi ketuanya. Kemudian H. Abdul Halim diangkat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada Mei 1945, dan pada tanggal 11 Juli 1945 beliau diangkat menjadi anggota Panitia Pembelaan Tanah Air yang  diketuai Abikoesno Tjokrosoejoso.

Pada pasca kemerdekaan peran  H. Abdul Halim tidak berhenti, terbukti beliau di angkat menjadi sebagai anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Daerah (PB KNID) Cirebon. Demikian juga saat Belanda melancarkan Agresi Militer II yang  dimulai 19 Desember 1948, H. Abdul Halim aktif mempertahankan kemerdekaan, bahkan beliau ikut bergerilya dan memimpin anak buahnya menghadang pergerakan militer belanda di keresidenan Cirebon.

Sehingga pada saat itu Residen Hamdani  mengangkatnya menjadi "Bupati Masyarakat" Majalengka yang bertugas sebagai penghubung antara Bupati Mr. Makmun dengan seluruh lapisan masyarakat Majalengka. H. Abdul Halim pun pernah duduk sebagai anggota Dewan Rakyat Daerah Jawa Barat sekitar periode 1950-an dan kemudian menjadi Anggota Kontituante.

Pada tanggal 5 April 1952, mendirikan dan menjadi ketua, organisasi besar yaitu Persatuan Umat Islam yang merupak fusi 2 organisasi, Perikatan Oemat Islam (POI) yang beliau pimpin dengan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII) yang didirikan oleh sahabatnya, KH. Ahmad Sanusi di Sukabumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun