Mohon tunggu...
Hidayati SPdSD
Hidayati SPdSD Mohon Tunggu... Guru - jadi diri sendiri

belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA

29 November 2021   11:00 Diperbarui: 29 November 2021   11:12 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA MELALUI

ALAT PERAGA PARU-PARU BUATAN PADA 

SISWA KELAS V SDN MAJATENGAH

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

HIDAYATI

hidayatidiyo@gmail.com

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia melalui alat peraga paru-paru buatan. Alat peraga ini ditetapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur PTK yang mencangkup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (obsevation), dan refleksi (reflektion). Dari keempat kegiatan inilah dilakukan secara berulang dalam bentuk siklus. Dengan berkolaborasi penelitian dilakukan atas bimbingan Kepala Sekolah, teman sejawat sebagai observator dan segenap guru SD Negeri Majatengah.

Penerapan alat peraga paru-paru buatan memperoleh hasil (1) Nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat dari setiap siklusnya yaitu pada siklus pertama 73 dan  pada siklus kedua 79 dan (2) Nilai ketuntasan  siswa meningkat dari setiap siklusnya, yaitu pada siklus pertama 70%, dan pada siklus kedua 95%. 

Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa, dapat disimpulkan bahwa alat peraga paru-paru buatan terbukti dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

 

Kata kunci : Minat Siswa, Hasil Belajar, Paru-Paru Buatan.

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

         Peneliti mengajar di SDN Majatengah, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara. Sekolah kami beralamat di Desa Majatengah, Kecamatan Banjarmangu. Sekolah kami memiliki enam ruang kelas dengan kondisi yang cukup baik. Peneliti mengajar di kelas lima SDN Majatengah. Ruangan kelas dilengkapi dengan ventilasi yang banyak sehingga kesegaran udara di dalam ruangan selalu terjaga dengan baik.

         Dalam proses pembelajaran di kelas lima ada siswa yang bersungguh-sungguh memperhatikan pelajaran dan ada yang kurang memperhatikan pelajaran. Saat diberi pertanyaan oleh guru hanya delapan siswa (40%) yang dapat menjawab dengan tepat, sedangkan dua belas siswa (60%) tidak dapat menjawab dengan tepat.

         Dengan melihat kondisi siswa di atas maka guru mengharapkan siswa bisa lebih memperhatikan pembelajaran sehingga hasil belajar mereka sesuai dengan yang diharapkan yaitu di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 70. Untuk mencapai hal tersebut maka guru menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran.

  • Identifikasi Masalah

   Dalam penelitian ini peneliti menemukan berbagai masalah antara lain :

  • Siswa kurang memperhatikan ketika proses pembelajaran IPA tentang alat pernapasan pada manusia.
  • Siswa kurang dapat memahami materi pelajaran IPA tentang alat pernapasan pada manusia.
  • Hasil belajar siswa rendah yaitu masih di bawah KKM sebesar 70.

Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang alat pernapasan manusia.

  • Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat diketahui bahwa kemungkinan faktor penyebab rendahnya minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang alat pernapasan manusia adalah :

  • Proses pembelajaran kurang menarik karena guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran IPA tentang alat pernapasan pada manusia.
  • Alat peraga yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA tentang alat pernapasan pada manusia kurang menarik sehingga tidak menumbuhkan motivasi bagi siswa dalam mengikuti pelajaran.
  • Cara guru mengajar membosankan.

  • Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Dengan mempertimbangkan analisis masalah di atas peneliti akan mencoba membuat alternatif pemecahan masalah antara lain :

  • Menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA tentang alat pernapasan pada manusia.
  • Menggunakan alat peraga paru-paru buatan dalam pembelajaran IPA tentang alat pernapasan pada manusia.
  • Menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang alat pernapasan pada manusia.

          Dalam penelitian ini peneliti akan mengatasi masalah rendahnya minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia dengan menggunakan alat peraga paru-paru buatan.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil judul penelitian yaitu : Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Melalui Alat Peraga Paru-Paru Buatan Pada Siswa Kelas V SDN Majatengah Tahun Pelajaran 2018/2019.

Adapun menurut Zaenal Abidin langkah-langkah penggunaan alat peraga paru-paru buatan adalah sebagai berikut :

  • Tarik balon karet yang dijadikan penutup botol plastik bagian bawah kea rah luar, sehingga balon di dalam botol plastik menjadi mengembang.
  • Tekan balon karet yang dijadikan penutup botol plastik bagian bawah kea rah dalam, sehingga udara di dalam pipa keluar maka balon di dalam botol plastik menguncup atau mengempis.
  • Lepaskan balon karet yang dijadikan penutup botol plastik ke bagian seperti semula, maka kondisi balon di dalam botol plastik akan kembali seperti semula.

B. Rumusan Masalah

      Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti akan merumuskan masalah sebagai berikut :

  • Apakah penggunaan alat peraga paru-paru buatan dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia ?
  • Apakah penggunaan alat peraga paru-paru buatan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan latar belakang di atas, agar penelitian ini memiliki arah yang jelas maka peneliti menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut :

  • Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas lima SD Negeri Majatengah dalam pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia.

  • Tujuan Khusus
  • Penelitian ini bertujuan untuk :
  • Mendeskripsikan peningkatan minat dan hasil belajar siswa kelas lima SD Negeri Majatengah dalam pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia dengan menggunakan alat peraga paru-paru buatan.
  • Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas lima SD Negeri Majatengah dalam pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia dengan menggunakan alat peraga paru-paru buatan.
  • Menganalisis dampak penggunaan alat peraga paru-paru buatan terhadap peningkatan minat dan hasil belajar siswa kelas lima SD Negeri Majatengah dalam pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

         Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

  • Teoritis
  • Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi teori pembelajaran yang berkaitan dengan peningkatan minat dan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan penggunaan alat peraga paru-paru buatan.
  • Praktis
  • Manfaat Bagi Guru
  • Penelitian ini dapat meningkatkan kinerja guru secara professional, karenu guru mampu menilai, merefleksi, dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
  • Bagi Siswa
  •           Penelitian ini dapat meningkatkan minat  belajar IPA materi alat pernapasan manusia, sehingga hasil belajarnya juga akan meningkat.
  • Bagi Sekolah
  • Penelitian ini dapat mendorong sekolah untuk membuat kebijakan dan mendorong guru-guru lain untuk difasilitasi melakukan penelitian tindakan kelas guna mencapai prestasi sekolah yang optimal.
  • Bagi Dunia Pendidikan
  •                       Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan melalui pembelajaran IPA di sekolah dalam kaitannya dengan meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

II. Kajian Pustaka

A.Kerangka Teori

1.Pengertian Minat

     Menurut Tidjan (1976 :71)  minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang.

            Menurut Crow dan Crow, minat adalah sebagai kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, sesuatu atau kepada aktifitas tertentu.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat adalah merupakan perasaan senang dan tertarik pada suatu obyek, dan kesenangan itu lalu cenderung untuk memperhatikan dan akhirnya aktif berkecimpung dalam obyek tersebut. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikannya secara konsisten dengan rasa senang.

            Dalam penelitian ini peneliti menggolongkan minat menjadi tiga criteria yaitu tinggi  jika 70%, sedang  jika 51%-69%, rendah  jika 50%.

2. Pengertian Hasil

Menurut Purwanto (2011:46) hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar.

Menurut Sudjana (2003:3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar.

Menurut Hamalik (2003:155) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pada diri seseorang akibat tindak belajar yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

3. Pengertian Belajar

Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Purwanto (2011:38) belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku.

Berdasarkan bebrapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan sekitar.

4.Pengertian IPA

               Menurut H.W. Fowler IPA merupakan ilmu yang sistematis yang berhubungan dengan gejala-gajala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.

Menurut Soekardjo IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung atau gejala yang terdapat di alam dan merupakan pengetahuan mempunyai kebenaran melalui metode ilmiah baik secara induktif ataupun deduktif, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif.

5. Pengertian Hasil Belajar IPA

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada  siswa dalam bidang IPA sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran IPA .

 Hasil belajar biasanya dinyatakan dengan skor yang  diperoleh dari satu tes hasil belajar yang diadakan setelah selesai mengikuti  suatu program pembelajaran.

Dalam penelitian ini yang akan diukur adalah aspek kognitif siswa, menurut Bloom aspek kognitif siswa terdiri dari mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan sintesa, mengevaluasi, kreatifitas.

6.Pengertian Alat Peraga

Menurut Gagne menempatkan alat peraga sebagai komponen sumber, dia mendefinisikan alat peraga sebagai komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Menurut Briggs berpendapat bahwa harus ada sesuatu untuk mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena itu dia mendefinisikan alat peraga sebagai wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran.       

     Dari beberapa definisi alat peraga di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah beberapa benda atau peralatan yang berfungsi untuk membantu proses pembelajaran.

Jadi alat peraga paru-paru buatan dapat didefinisikan sebagai benda atau peralatan yang menyerupai organ paru-paru yang berfungsi untuk membantu proses pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia.

Adapun langkah-langkah penggunaan alat peraga paru-paru buatan adalah sebagai berikut :

  • Tarik balon karet yang dijadikan penutup botol plastik bagian bawah kearah luar, sehingga balon di dalam botol plastik menjadi mengembang.
  • Tekan balon karet yang dijadikan penutup botol plastik bagian bawah kearah dalam, sehingga udara di dalam pipa keluar maka balon di dalam botol plastik menguncup atau mengempis.
  • Lepaskan balon karet yang dijadikan penutup botol plastik ke bagian seperti semula, maka kondisi balon di dalam botol plastik akan kembali seperti semula.

B. Kerangka Berpikir

  • Secara sederhana kerangka berpikir pada pelaksanaan PTK dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kondisi Awal : Guru belum menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA, maka minat dan hasil belajar siswa masih rendah.

Agar minat dan hasil belajar siswa dapat meningkat , maka perlu dilakukan action atau tindakan yang peneliti lakukan adalah dengan menggunakan alat peraga paru-paru buatan dalam pembelajan IPA materi alat pernapasan manusia.

Dari siklus I-II, diharapkan minat dan hasil belajar siswa dapat meningkat setelah menggunakan alat peraga paru-paru buatan dalam pembelajan IPA materi alat pernapasan manusia.

  • Diduga melalui pemanfaatan alat peraga paru-paru buatan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia siswa kelas lima SD Negeri Majatengah semester dua tahun 2019

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

  • Melalui penggunaan alat peraga paru-paru buatan dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia pada siswa kelas V SD Negeri Majatengah.
  • Melalui penggunaan alat peraga paru-paru buatan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia pada siswa kelas V SD Negeri Majatengah.

D. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan

            Penelitian ini dapat dikatakan indikator kinerjanya berhasil apabila :

  • Indikator yang digunakan untuk mengukur minat siswa adalah perhatian siswa dalam pembelajaran positif, rasa ingin tahunya besar, dan aktif bekerja dalam mencari informasi.
  • Indikator yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah melalui tes formatif.

Adapun kriteria keberhasilan dalam penelitian ini antara lain :

  • Minat siswa untuk belajar terhadap materi pelajaran dinyatakan tinggi apabila 75% dari jumlah siswa menampilkan seluruh indikator yang dipersyaratkan.
  • Hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dinyatakan berhasil jika 75%  dari jumlah siswa tuntas belajar  dan mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70.

III. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

  • Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian.
  • Subjek.

          Peneliti adalah guru kelas V SD Negeri Majatengah, UPT Dindikpora  Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara. Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Majatengah. Jumlah siswa kelas V adalah 20 orang, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sarana dan prasarana pendukung pembelajaran di kelas V ada alat peraga dan buku-buku pelajaran, tetapi jumlahnya belum sesuai dengan kebutuhan (masih kurang). Penelitian ini akan meneliti  mata pelajaran IPA materi alat pernapasan manusia.

  • Tempat.
  •             Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Majatengah, UPT.Dindikpora Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, yang beralamat di Desa Majatengah, Kecamatan Banjarmangu. Sekolah kami memiliki enam ruang kelas dengan kondisi yang cukup baik. Secara geografis sekolah kami berada di daerah pegunungan dengan hawa yang sejuk dan banyak pepohonan. Udara yang bersih dan segar sangat mendukung bagi proses pembelajaran di sekolah kami karena kesehatan siswa selalu terjaga dengan baik.
  • Waktu Penelitian.
  •             Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu tiga bulan yaitu Maret, April, dan Mei tahun 2019. Dalam penelitian nanti peneliti akan menggunakan jadwal sebagai berikut :
  • Siklus I :
  • Pertemuan pertama  : Senin, 11 Maret 2019.
  • Pertemuan kedua      : Senin, 18 Maret 2019.
  • Ulangan Harian ke-1 : Jum'at, 22 Maret 2019.
  • Siklus II :
  • Pertemuan pertama  : Senin, 25 Maret 2019.
  • Pertemuan kedua      : Senin, 1 April 2019.
  • Ulangan Harian ke-2 : Jum'at, 5 April 2019.
  • Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran.
  •            Secara umum pelaksanaan penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Pengamatan  (4) Refleksi.
  •          Dalam penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus, menurut (Hopkins dalam Suharjono, 2005), penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu :
  • Perencanaan.
  • Menyusun program penelitian.
  • Menyusun RPP.
  • Menyusun instrumen.
  • Menyusun soal ulangan harian.
  • Pelaksanaan.
  • Kegiatan awal yaitu memotivasi siswa, memberi apersepsi.
  • Kegiatan inti yaitu menjelaskan materi pembelajaran, tanya jawab, membagi siswa dalam kelompok, dan siswa mengerjakan LKS.
  • Kegiatan akhir yaitu membuat kesimpulan, tes formatif, dan refleksi pembelajaran.
  • Pengamatan.
  • Observer mengamati proses pembelajaran dan mengisi lembar observasi kinerja guru yang telah dipersiapkan.
  •  Observer mencatat kekurangan dan kelemahan proses pembelajaran.
  • Guru mengamati siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan siswa yang telah dipersiapkan.
  • Refleksi.
  •           Refleksi akan dilakukan setelah proses pembelajaran selesai. Hasil refleksi terhadap tindakan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika tindakan yang dilakukan belum berhasil.

              Desain prosedur PTK secara khusus dapat dijelaskan sebagai berikut :

Siklus I

1. Perencanaan.

Dalam perencanaan ini peneliti berkolaborasi dengan observer untuk :

  • Menyusun rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan  skenario  
  • tindakan.
  • Menyusun lembar observasi dan lembar kerja siswa.
  • Menyusun soal ulangan harian 1.

2.Pelaksanaan.

               Dalam pelaksanaan tindakan ini pengamat adalah Bapak Welas Aprilianto,S.Pd.Sd guru kelas enam SD Negeri Majatengah. Pengamat bertugas untuk mengisi  lembar pengamatan guru, dan mencatat kekurangan-kekurangan dalan kegiatan ini.

  •                Pembelajaran pada siklus pertama dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • a. Pertemuan I.
  •                Pada siklus pertama pertemuan pertama kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam alokasi waktu 70 menit.
  • 1). Kegiatan Awal.
  • Untuk memotivasi siswa , peneliti mengadakan tanya jawab dan mengajak siswa untuk mengamati gambar alat pernapasan manusia. Kemudian peneliti memberikan penjelasan singkat tentang tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.

2). Kegiatan Inti.

Dalam kegiatan ini guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan manusia. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas. Kemudian siswa berkelompok untuk mengerjakan LKS. Setelah selesai setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dan kelompok yang lain memberikan tanggapan.

3). Kegiatan Akhir.

Dalam kegiatan ini siswa dan guru secara bersama membuat kesimpulan tentang materi pelajaran. Kemudian siswa mengerjakan evaluasi. Setelah selesai guru memberi kesempatan kepada siswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

  • b. Pertemuan II.
  •                 Pada siklus pertama pertemuan kedua kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam alokasi waktu 70 menit.
  • 1). Kegiatan Awal.
  • Untuk memotivasi siswa , peneliti mengadakan tanya jawab dan mengajak siswa untuk mengamati gambar paru-paru buatan. Kemudian peneliti memberikan penjelasan singkat tentang tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.

2). Kegiatan Inti.

Dalam kegiatan ini guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan manusia. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab. Kemudian siswa berkelompok untuk mengerjakan LKS. Setelah selesai setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dan kelompok yang lain memberikan tanggapan.

3). Kegiatan Akhir.

Dalam kegiatan ini siswa dan guru secara bersama membuat kesimpulan tentang materi pelajaran. Kemudian siswa mengerjakan evaluasi. Setelah selesai guru memberi kesempatan kepada siswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

Setelah siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua, peneliti mengadakan ulangan harian 1 untuk mengukur hasil belajar siswa.

  • Pengamatan.
  • Observer mengamati proses pembelajaran pada siklus pertama  dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Sedangkan guru mengamati siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. Hasil pengamatan dan catatan dari observer ini menjadi bahan evaluasi atau refleksi untuk menyimpulkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan.
  • Refleksi.
  • Dalam refleksi ini yang akan dilaksanakan adalah mencari kelemahan  dan kekurangan dalam penelitian tindakan kelas, kemudian hasil refleksi ini akan digunakan untuk bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus yang kedua.

Siklus II

1. Perencanaan.

Dalam rencana tindakan ini peneliti berkolaborasi dengan observer untuk :

  • Menyusun rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan  skenario  

     tindakan.

b.  Menyusun lembar observasi dan lembar kerja siswa

c.  Menyusun soal ulangan harian 2.

2.Pelaksanaan.

     Dalam pelaksanaan tindakan ini pengamat adalah Bapak Welas Aprilianto,S.Pd.Sd guru kelas enam SD Negeri Majatengah. Pengamat bertugas untuk mengisi lembar pengamatan guru, dan mencatat kekurangan-kekurangan dalan kegiatan ini.

  •      Pembelajaran pada siklus kedua dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • a. Pertemuan I.
  •             Pada siklus kedua pertemuan pertama kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam alokasi waktu 70 menit.
  • 1). Kegiatan Awal.
  • Untuk memotivasi siswa , peneliti mengadakan tanya jawab dan mengajak siswa untuk mengamati model paru-paru buatan. Kemudian peneliti memberikan penjelasan singkat tentang tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.

2). Kegiatan Inti.

Dalam kegiatan ini guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan manusia. Guru memberi penjelasan tentang cara membuat paru-paru buatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuatnya. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab. Kemudian siswa berkelompok untuk mengerjakan LKS. Setelah selesai setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dan kelompok yang lain memberikan tanggapan.

3). Kegiatan Akhir.

Dalam kegiatan ini siswa dan guru secara bersama membuat kesimpulan tentang materi pelajaran. Kemudian siswa mengerjakan evaluasi. Setelah selesai guru memberi kesempatan kepada siswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

b. Pertemuan II.

            Pada siklus kedua pertemuan kedua kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam alokasi waktu 70 menit.

1). Kegiatan Awal.

Untuk memotivasi siswa , peneliti mengadakan tanya jawab dan mengajak siswa untuk mengamati model paru-paru buatan. Kemudian peneliti memberikan penjelasan singkat tentang tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.

2). Kegiatan Inti.

Dalam kegiatan ini guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan manusia. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab. Siswa berkelompok untuk membuat model paru-paru buatan dan mengerjakan LKS. Setelah selesai setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dan kelompok yang lain memberikan tanggapan.

3). Kegiatan Akhir.

Dalam kegiatan ini siswa dan guru secara bersama membuat kesimpulan tentang materi pelajaran. Kemudian siswa mengerjakan evaluasi. Setelah selesai guru memberi kesempatan kepada siswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

Setelah siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua, peneliti mengadakan ulangan harian 2 untuk mengukur hasil belajar siswa.

Pengamatan.

Observer mengamati proses pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Sedangkan guru mengamati siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. Hasil pengamatan dan catatan dari observer ini menjadi bahan evaluasi atau refleksi untuk menyimpulkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan.

Refleksi.

Dalam refleksi ini yang akan dilaksanakan adalah mencari kelemahan  dan kekurangan dalam penelitian tindakan kelas, kemudian hasil refleksi ini akan digunakan untuk bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya.

Teknis Analisis Data.

Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif berupa proses pembelajaran dan rekaman aktifitas siswa, serta hasil-hasil pembelajaran yang berupa nilai ulangan harian dan observasi kemunculan indikator minat belajar siswa terhadap konsep belajar.

Dalam PTK ini terdapat dua teknik pengumpulan data, yaitu tes dan non tes. Pada teknik tes dilakukan dengan ulangan harian. Sedangkan pada teknik non tes antara lain dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan.

Untuk kepentingan pengumpulan data dalam PTK ini digunakan teknik tes. Teknik tes yang digunakan harus sesuai dengan materi IPA tentang alat pernapasan manusia, yaitu berupa tes tertulis.

Analisis data dilakukan berdasarkan data ulangan harian dari studi awal sampai dua siklus pembelajaran, yang kemudian dianalisis secara kuantitatif dan diolah dengan statistika sederhana yaitu nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata, dan ketuntasan belajar. Sedangkan data proses belajar dan kinerja guru dalam pembelajaran dianalisis secara kualitatif.

IV. Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.

               Setelah selesai dilakukan penelitian tindakan kelas selama dua siklus diperoleh hasil sebagai berikut :

Siklus I

Hasil Perencanaan.

Hasil perencanaan yang dibuat oleh peneliti adalah Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP), Lembar Penilaian Minat Belajar Siswa, Lembar Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, Soal Ulangan Harian 1.

Hasil Pelaksanaan.

Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK siklus I adalah sebagai berikut :

Hasil Ulangan Harian.

Data hasil ulangan harian pertama dapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik di bawah ini :

Tabel : 4.2.Hasil Ulangan Harian 1

  • 10
    20
    30
    40
    50
    60
    70
    80
    90
    100
    Jumlah
    20
    1460
  • Nilai Tertinggi = 90, Nilai Terendah = 60, Nilai Rata-Rata  =  = 73 Ketuntasan Belajar       =  x 100% = 70% (banyaknya siswa yang nilai diatas KKM yaitu 70)

Gambar : 4.1.Grafik Hasil Ulangan Harian 1

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat tingkat ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri Majatengah materi alat pernapasan manusia pada mata pelajaran IPA mencapai 70% atau 14 dari 20 siswa. Sedangkan sebanyak 6 siswa atau 30% belum tuntas belajar karena nilainya dibawah KKM yaitu 70.

  • Hasil Penilaian Kuesioner Minat.
  • Data hasil penilaian kuesioner minat siswa dapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik di bawah ini :
  • Tabel : 4.3.Hasil Penilaian Kuesioner Minat.
    • Tinggi
    • Sedang
    • Rendah
    • Jumlah
    • 20
    • 20

    •        Gambar : 4.2.Grafik Hasil Penilaian Kuesioner Minat.

    •               Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa minat siswa kelas V SD Negeri Majatengah dalam belajar IPA materi alat pernapasan manusia pada pertemuan pertama siswa yang memiliki minat tinggi sebanyak 7 orang, sedang 0 orang, dan rendah13 orang. Sedangkan pada pertemuan kedua siswa yang memiliki minat tinggi sebanyak 7 orang, sedang 8 orang, dan rendah 5 orang.


    • Hasil Pengamatan.
    • Guru.
  • Data hasil pengamatan kegiatan guru adalah sebagai berikut :

    Nilai rata-rata guru dalam KBM pertemuan pertama =  x 100 = 64

    Nilai rata-rata guru dalam KBM pertemuan kedua =  x 100 = 81

    Nilai rata-rata guru dalam KBM siklus I =   = 72,5

    • Siswa.
  • Data hasil penilaian minat belajar siswa adalah sebagai berikut :

    Minat belajar siswa dalam KBM pertemuan pertama =  x 100% = 51%


    • Minat belajar siswa dalam KBM pertemuan kedua =  x 100% = 60%
  •  Rata-rata minat belajar siswa dalam KBM siklus I =  = 55,5%

    • Hasil Refleksi.
    • Berdasarkan analisis data hasil ulangan harian dan pengamatan pada siklus pertama, tingkat ketuntasannya baru mencapai 70% . Dan siswa yang dikategorikan berminat dalam proses pembelajaran pada pertemuan pertama baru mencapai 51%, kemudian pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 60%. Rata-rata minat belajar siswa dalam siklus satu adalah 55,5%.
    • Setelah peneliti berdiskusi dengan observer untuk menyikapi hasil observasi dan hasil ulangan harian maka perlu dilanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua. Observer menyarankan dalam perbaikan pembelajaran siklus kedua untuk memperkecil jumlah anggota kelompok yang semula 10 siswa tiap kelompok menjadi 4 siswa , dan mengganti alat peraga yang tadinya gambar menjadi benda konkret yang biasa ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.
  • Siklus II

    • Hasil Perencanaan.
    • Hasil perencanaan yang dibuat oleh peneliti adalah Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP), Lembar Penilaian Minat Belajar Siswa, Lembar Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, Soal Ulangan Harian 2.
    • Hasil Pelaksanaan.
    • Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK siklus II adalah sebagai berikut :
    • Hasil Ulangan Harian.
    •  Data hasil ulangan harian kedua dapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik di bawah ini :
    •           Tabel : 4.7.Hasil Ulangan Harian 2
      • 10
      • 20
      • 30
      • 40
      • 50
      • 60
      • 70
      • 80
      • 90
      • 100
      • Jumlah
      • 20
      • 1580

      • Nilai Tertinggi  = 100, Nilai Terendah = 60, Nilai Rata-Rata  =  = 79 Ketuntasan Belajar       =  x 100% = 95% (banyaknya siswa yang nilai diatas KKM yaitu 70)
    •  

           Gambar : 4.3.Grafik Hasil Ulangan Harian 2

      Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat tingkat ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri Majatengah materi alat pernapasan manusia pada mata pelajaran IPA mencapai 95% atau 19 dari 20 siswa. Sedangkan sebanyak 1 siswa atau 5% belum tuntas belajar karena nilainya dibawah KKM yaitu 70.

      • Hasil Penilaian Kuesioner Minat.
      •    Data hasil penilaian kuesioner minat siswa dapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik di bawah ini :
      •   Tabel : 4.8.Hasil Penilaian Kuesioner Minat.
        • Tinggi
        • Sedang
        • Rendah
        • Jumlah
        • 20
        • 20

           

        •       Gambar : 4.4.Grafik Hasil Penilaian Kuesioner Minat.
        •                Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa minat siswa kelas V SD Negeri Majatengah dalam belajar IPA materi alat pernapasan manusia pada pertemuan pertama siswa yang memiliki minat tinggi sebanyak 7 orang, sedang 13 orang, dan rendah 0 orang. Sedangkan pada pertemuan kedua siswa yang memiliki minat tinggi sebanyak 15 orang, sedang 5 orang, dan rendah 0 orang.
        • Hasil Pengamatan.
        • Guru.
      • Data hasil pengamatan kegiatan guru adalah sebagai berikut :       

        Nilai rata-rata guru dalam KBM pertemuan pertama =  x 100 = 92

        Nilai rata-rata guru dalam KBM pertemuan kedua =  x 100 = 97

        Nilai rata-rata guru dalam KBM siklus II =   = 94,5

        • Siswa.
        • Data hasil penilaian minat belajar siswa adalah sebagai berikut :
      • Minat belajar siswa dalam KBM pertemuan pertama =  x 100% = 71%


        • Minat belajar siswa dalam KBM pertemuan kedua =  x 100% = 84%
      •  Rata-rata minat belajar siswa dalam KBM siklus II =  = 77,5%

        • Hasil Refleksi.
        • Berdasarkan analisis data hasil ulangan harian dan pengamatan pada siklus kedua, tingkat ketuntasannya mencapai 95% . Dan siswa yang dikategorikan berminat dalam proses pembelajaran pada pertemuan pertama baru mencapai 71%, kemudian pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 84%. Rata-rata minat belajar siswa dalam siklus dua adalah 77,5%.
        • Setelah peneliti berdiskusi dengan observer untuk menyikapi hasil observasi dan hasil ulangan harian maka diketahui bahwa semua tujuan perbaikan pembelajaran tercapai. Tingkat ketuntasan siswa dalam pembelajaran mencapai 95% atau 19 siswa dari 20 siswa, tinggal 1 siswa yang belum tuntas. Siswa yang belum tuntas ini disebabkan oleh kemampuannya sangat rendah dan berfikirnya sangat lamban. Karena tujuan perbaikan pembelajaran telah tercapai, baik tingkat ketuntasan maupun minat siswa dalam pembelajaran, maka penelitian tindakan kelas ini berakhir pada siklus kedua.
        • Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.
        • Hasil Prestasi.
        • Perbandingan nilai hasil ulangan harian pada prasiklus, siklus pertama, dan siklus kedua dapat ditunjukkan dalam tabel dan grafik di bawah ini :
      •                         Tabel : 4.11.Perbandingan Hasil Ulangan Harian.

        • No
        • Komponen
        • Prasiklus
        • Siklus I
        • Siklus II
        • 1
        • Nilai Tertinggi
        • 80
        • 90
        • 100
        • 2
        • Nilai Terendah
        • 50
        • 60
        • 60
        • 3
        • Nilai Rata-Rata
        • 64
        • 73
        • 79
        • 4
        • Ketuntasan Belajar
        • 40 %
        • 70 %
        • 95 %

                         Gambar : 4.5. Grafik Perbandingan Hasil Ulangan Harian.

        Dari grafik 4.5 di atas dapat diperoleh keterangan bahwa nilai ulangan harian pada prasiklus nilai yang tertinggi adalah 80, nilai terendah adalah 50, dan nilai rata-ratanya adalah 64. Pada siklus pertama nilai ulangan harian yang tertinggi adalah 90, nilai terendah adalah 60, dan nilai rata-rata adalah 73. Kemudian pada siklus kedua nilai ulangan harian yang tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 60, dan nilai rata-ratanya adalah 79.

                      Dengan memperhatikan hasil perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga paru-paru buatan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Majatengah materi alat pernapasan manusia.

        • Hasil Minat.
        • Perbandingan hasil penilaian minat siswa pada prasiklus, siklus pertama, dan siklus kedua dapat ditunjukkan dalam tabel dan grafik di bawah ini :






        • Tabel : 4.12.Perbandingan Hasil Penilaian Minat Siswa.
          • Tinggi
          • Sedang
          • Rendah
          • Jumlah
          • 20
          • 100
          • 20
          • 100
          • 20
          • 100
          • 20
          • 100
          • 20
          • 100

        •    

          •         Gambar : 4.6. Grafik Perbandingan Hasil Penilaian Minat Siswa.
          • Dari grafik 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran IPA pada prasiklus adalah siswa yang minatnya tinggi yaitu 5 orang, sedang 1 orang, dan rendah 14 orang. Pada siklus I pertemuan 1 siswa yang minatnya tinggi yaitu 7 orang, sedang 0 orang, dan rendah 13 orang. Pada siklus I pertemuan 2 siswa yang minatnya tinggi yaitu 7 orang, sedang 8 orang, dan rendah 5 orang. Pada siklus II pertemuan 1 siswa yang minatnya tinggi yaitu 7 orang, sedang 13 orang, dan rendah 0 orang. Pada siklus II pertemuan 2 siswa yang minatnya tinggi yaitu 15 orang, sedang 5 orang, dan rendah 0 orang.
          • Berdasarkan hasil perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga paru-paru buatan dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia pada siswa kelas V SD Negeri Majatengah.
        • V. Simpulan dan Saran Tindak Lanjut.

          • Simpulan.
          •     Berdasarkan pembahasan pada bab IV di depan, maka dalam penelitian ini dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
          • Penggunaan alat peraga paru-paru buatan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Majatengah materi alat pernapasan manusia,  yaitu dari 70% menjadi 95%.
          • Penggunaan alat peraga paru-paru buatan dapat meningkatkan minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Majatengah materi alat pernapasan manusia.
          • Saran Tindak Lanjut.
          • Saran untuk penelitian lanjut.
          • Pelaksanaan PTK ini baru berjalan dua siklus, maka peneliti yang lain diharapkan dapat melanjutkan untuk mendapatkan temuan yang lebih signifikan.
          • Instrumen tes yang digunakan dalam PTK ini masih merupakan instrumen yang tingkat validasinya belum memuaskan. Penelitian berikutnya bisa mencoba dengan instrumen yang lebih standar.
          • Saran untuk penerapan hasil penelitian.
          • Mengingat penggunaan alat peraga paru-paru buatan dapat meningkatkan hasil belajar IPA, sekolah dengan karakteristik yang relatif sama dapat menggunakan alat peraga paru-paru buatan untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
          • Alat peraga paru-paru buatan dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPA, sekolah yang memiliki masalah pembelajaran yang relatif sama dapat menggunakan alat peraga paru-paru buatan untuk meningkatkan minat siswa belajar IPA.
        • Daftar Pustaka

          Abidin, Zaenal. 2010. Sistem Pernapasan pada Manusia.

          http://modelpernapasan.html diunduh pada 3 September 2013.

          Andayani. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta:

          Universitas Terbuka.

          Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2001). Revisi Taksonomi Bloom.

          Jakarta: FPMIPA UPI

          Briggs. (2013). Media Pembelajaran dan Alat Peraga dalam Pembelajaran IPA

          SD. http://PembelajarandanAlatPeragadalamPembelajaranIPASD.htm diunduh 5 September 2013.

          M. Si, Savina Melia. (2010). Tubuh Manusia untuk Guru SD. Jakarta: PPPPTK

          IPA

          Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

          Wardhani, I.G.A.K., Wihardit, K. dan Nasution, N (2007). Penelitian

          Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun