Breakdown Structure (WBS) sebagai alat utama dalam perencanaan dan pengelolaan proyek. WBS dipilih karena kemampuannya untuk memecah proyek menjadi unit kerja yang lebih kecil dan terstruktur, sehingga memudahkan tim untuk memahami, mengatur, dan melaksanakan setiap komponen pekerjaan secara efisien. Dengan menggunakan WBS, tugas-tugas yang kompleks dapat dirinci menjadi elemen yang lebih spesifik dan terukur, yang pada akhirnya membantu dalam pengalokasian waktu, sumber daya, dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap anggota tim. Penerapan WBS dalam penelitian ini bertujuan untuk membantu dalam mengidentifikasi tugas kritis yang harus diselesaikan sesuai prioritas, sehingga mendukung pengelolaan waktu yang lebih efektif. WBS tidak hanya berfungsi sebagai alat perencanaan, tetapi juga sebagai dasar untuk menganalisis kemajuan proyek, mengidentifikasi hambatan, dan memastikan bahwa tujuan proyek tercapai secara tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan [14].
Gantt Chart dan PERT Chart adalah alat visualisasi yang digunakan untuk merencanakan dan memantau jadwal proyek. Gantt Chart membantu memvisualisasikan urutan tugas, durasi, serta ketergantungan antar tugas dalam garis waktu yang jelas, sehingga memungkinkan tim untuk mengelola jadwal dengan lebih efektif. PERT Chart, di sisi lain, lebih fokus pada analisis jalur kritis (critical path) dan estimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Dalam Agile, Gantt Chart digunakan untuk mengelola jadwal sprint, sedangkan PERT Chart dapat membantu menganalisis jalur kritis dalam pengelolaan backlog. Pada PMBOK, kedua alat ini berfungsi untuk mendukung perencanaan terperinci dan pengendalian jadwal yang sistematis, sehingga memastikan bahwa proyek berjalan sesuai rencana dan target waktu yang telah ditetapkan.
   Hasil dan Pembahasan
Penyusunan WBS ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari perencanaan sistem, desain, pengembangan fitur, pengujian, hingga penerapan dan pemeliharaan. Setiap tahap dirancang untuk memastikan bahwa pengembangan sistem berjalan sesuai jadwal, anggaran, dan spesifikasi yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, WBS akan disusun dengan dua pendekatan, yaitu menggunakan metode Agile dan PMBOK, untuk mengkaji efektivitas masing-masing metode dalam pengelolaan proyek ini. Dengan adanya WBS, proses pengembangan sistem tidak hanya dapat dikelola secara lebih sistematis, tetapi juga memastikan bahwa setiap elemen kerja memiliki tujuan yang jelas dan terintegrasi ke dalam alur kerja keseluruhan.
Pada WBS menggunakan metode Agile pada gambar 3, diorganisasi ke dalam empat sprint. Sprint 1 berfokus pada analisis dan desain sistem, dengan durasi 9 hari. Sprint 2 mencakup pengembangan modul dengan durasi 12 hari. Sprint 3 diarahkan pada pengujian dan penyempurnaan, termasuk unit testing, integration testing, dan user testing, dengan durasi 10 hari. Sprint 4 melibatkan deployment ke lingkungan produksi serta pemeliharaan dan perbaikan system dengan durasi 11 hari. Setiap sprint dirancang untuk menyelesaikan bagian spesifik proyek secara bertahap, memastikan efisiensi dan fleksibilitas dalam proses pengembangan.
Pada WBS menggunakan metode menggunakan metode PMBOK pada gambar 4, terbagi dalam lima fase utama. Fase Initiating dengan durasi 10 hari mencakup pengembangan charter proyek dan identifikasi stakeholder. Fase Planning dengan durasi 20 hari melibatkan perencanaan ruang lingkup. Fase Executing dengan durasi 25 hari mencakup pengembangan tim proyek, manajemen pelaksanaan pekerjaan, dan jaminan kualitas. Fase Monitoring and Controlling dengan durasi 16 hari berfokus pada pemantauan ruang lingkup, progres jadwal, dan pengendalian risiko. Fase Closing dengan durasi 10 hari melibatkan dokumentasi penutupan proyek dan pelajaran yang dipetik. Struktur ini memastikan pengelolaan proyek yang terencana, terkontrol, dan sistematis.
Gantt Chart akan dibuat berdasarkan WBS yang telah disusun untuk metode Agile dan PMBOK. Pada metode Agile, Gantt Chart akan memetakan siklus sprint dengan tugas-tugas yang terfokus pada iterasi singkat. Sementara itu, pada metode PMBOK, Gantt Chart dirancang untuk mencerminkan tahapan proyek secara rinci, Gantt Chart menjadi alat penting untuk mendukung keberhasilan proyek melalui pengelolaan waktu yang lebih efektif.
Gantt Chart pada gambar 5 dan 6 menunjukkan jadwal proyek pengembangan aplikasi menggunakan metode Agile. Gantt Chart ini memvisualisasikan jadwal tugas-tugas proyek, menunjukkan durasi, ketergantungan antar tugas, dan distribusi waktu setiap sprint untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana.
Setelah WBS dan Gantt Chart disusun menggunakan metode Agile dan PMBOK, langkah berikutnya adalah membuat PERT Chart untuk menganalisis durasi proyek secara lebih mendetail. Dengan PERT Chart, tim proyek dapat memprediksi estimasi waktu optimis, realistis, dan pesimis untuk setiap aktivitas, sehingga memungkinkan pengelolaan risiko keterlambatan secara proaktif. Hal ini memastikan bahwa proyek dapat diselesaikan tepat waktu sesuai target.
Gambar 7. PERT Chart pendekatan Agile
Pada metode Agile, PERT Chart gambar 7 dirancang untuk memetakan alur kerja berdasarkan sprint, dengan fokus pada iterasi yang fleksibel dan efisien. Setiap tahapan, mulai dari analisis dan desain hingga deployment dan maintenance, memiliki durasi yang lebih singkat dan saling terhubung secara langsung untuk mendukung proses iteratif yang dinamis.