Organisasi disarankan memilih metode manajemen proyek berdasarkan kebutuhan spesifik proyek mereka. Untuk proyek dengan tenggat waktu ketat dan perubahan kebutuhan yang sering, Agile adalah pilihan yang tepat. Sebaliknya, PMBOK lebih ideal untuk proyek dengan spesifikasi tetap dan risiko tinggi. Pendekatan hybrid dapat menjadi solusi bagi proyek yang membutuhkan fleksibilitas sekaligus kontrol.
Peneliti:
Penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi implementasi nyata dari pendekatan hybrid Agile dan PMBOK dalam berbagai jenis proyek, termasuk pengembangan perangkat lunak non-web. Studi komparatif dengan metode manajemen proyek lainnya seperti Scrum atau PRINCE2 juga dapat memberikan wawasan tambahan.
Organisasi:
Penting untuk mempertimbangkan budaya organisasi dan kesiapan tim sebelum mengadopsi metode tertentu. Penerapan Agile memerlukan kolaborasi yang intensif dan adaptasi budaya kerja yang iteratif, sementara PMBOK membutuhkan dokumentasi dan struktur yang mendalam.
Referensi
[1]T. Thesing, C. Feldmann, and M. Burchardt, "Agile versus Waterfall Project Management: Decision model for selecting the appropriate approach to a project," in Procedia Computer Science, Elsevier B.V., 2021, pp. 746--756. doi: 10.1016/j.procs.2021.01.227.
[2]K. Jrvinen and A. Soini, "Project Management Selection Criteria Which Is Better, Traditional Or Agile Method?," 2023.
[3]M. Moschella, "Agile Project Design: a systematic literature review on Agile Education applied to design," Form@re - Open Journal per la formazione in rete, vol. 20, no. 2, pp. 86--102, 2020, doi: 10.13128/form-8453.
[4]M. Elkhatib, A. Al Hosani, I. Al Hosani, and K. Albuflasa, "Agile Project Management and Project Risks Improvements: Pros and Cons," Modern Economy, vol. 13, no. 09, pp. 1157--1176, 2022, doi: 10.4236/me.2022.139061.
[5]M. Khalilzadeh and A. M. Alikhani, "The Effects of PMBOK Knowledge Areas on the Phases of ERP Implementation," Industrial Engineering & Management Systems, vol. 19, no. 1, pp. 242--253, Mar. 2020, doi: 10.7232/iems.2020.19.1.242.