"Itulah yang aku jadikan pegangan dalam berinteraksi dengan sesama, dan itu juga yang saya jadikan pegangan dasar memimpin sebagai lurah di sini Mas"lanjut Harsono yang adikku.
"Maksudnya gimana  Le??" tanyaku meminta penjelasan lebih dalam.
 "Begini Mas, menurut pendapatku dari hasil mengamati Bapak, pemimpin itu layaknya seorang petani, tugasnya dalah menciptakan kondisi agar tanaman bias tumbuh dengan baik, bebas dari anacaman dan gangguan untuk hidup. Dari situlah aku berusaha membuat situasi agar seluruh potensi yang ada di desa ini berkembang dengan baik. Ya potensi pemudanya, ibu-ibunya, petaninya. Dan alhamdulilah kehidupan masyarakat desa ini lumayan dinamis mas." Harsono yang adikku menjadi bersemangat berbicara, mungkin karena energy kekagumannya kepada mendiang Bapak memberinya energy lebih.
Aku tercenung dengan penyampaian Harsono yang adikku. Beruntungnya dia mampu belajar kepada Bapak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H