"Assalaamualaikum, kula nuwun" kataku agak keras.
"Waalaikumsalam, mangga" suara balasan dari dalam rumah, ramah.
Adikkku membuka pintu, dengan sedikit kaget ia mendekatiku setengah berlari.
"Maaassssss Laksonoooooo"
Kami berangkulan, agak lama. Air mata menetesi pipiku, ada haru yang bahagia kurasakan. Maklum sudah enam tahun lebih aku tidak pulang ke desaku.
"Dik Harsono, aku pulang dik" kataku sambil menatap mata adikku yang ternyata juga berkaca-kaca.
"Silahkan masuk Mas, istirahat dulu, biar dibikinin teh istriku". Adikku mempersilahkan aku masuk.
"Buuu, Â Pak Dhe nya Sari pulang ini bu" teriak Harsono memanggil istrinya.
Kemuadian istrinya masuk ke ruang tamu, menghampiri dan menyalamiku.
"Wahh ada tamu agung, mangga Mas silahkan duduk, biar saya bikinkan teh hangat ya" sambut istri Laksono.
Selama duduk menunggu hidangan teh, aku duduk diam mengamati rumah Bapakku. Cukup lama aku bengong, semua memori masa anak-anak hingga remaja terputar di otakku, hingga Harsono yang adikku membuyarkan lamunanku.