Mohon tunggu...
Bambang Hermawan
Bambang Hermawan Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Budaya

Alumnus Universitas Islam Indonesia 2001. Pecinta budaya dan humaniora

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bapak, Aku Tak Mau Jadi Petani!!!

21 Januari 2024   15:03 Diperbarui: 21 Januari 2024   15:06 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Baiklah Har, aku tak tidur dulu". Jawabku mengiyakan, seraya berjalan masuk kamar mendiang Bapak.

Pulas sekali tidurku, jika tidak bermimpi ketemu Bapak, mungkin bangunku tak sepagi ini. Jam setengah empat pagi aku terbangun, bermimpi ditemui Bapak yang tersenyum mengusap kepalaku. Lalu aku putuskan untuk mandi saja sekalian, menunggu subuh untuk sembahyang.

Setelah sembahyang aku keluar ke halaman, menikmati udara pagi,  sekalian dilanjutkan dengan jalan-jalan pagi sambil menyapa tetangga yang masih aku kenal. Beberapa tetangga yang sudah sepuh menyapaku di sepanjang jalan, mempersilahkan ku mampir. Keramahan penduduk desa ini tak berubah. Sampailah akhirnya aku di area persawahan.

"Mas Laksonoooo...". Teriak seseorang dari salah satu pematang sawah, seraya bergegas menemuiku.

"Mas Laksono, kapan mudik Mas". Tanya laki laki berusia enampuluhan tahun. 

Aku mencoba mengingat-ingat siapa laki-laki ini.

"Mas Laksono lupa ya sama saya,mentang-mentang jadi orang kaya di kota, njuk lupa sama saya". Ledeknya.

"Hmmm...sebentar...lik Kardi kann...yang dulu sering ngajak aku nyari belut". Akhirnya aku ingat namanya.

"Iya Mas, tumben Mas Laksono inget desa ini, sudah berapa tahun Mas nggak mudik hayoo" Ledeknya lagi.

"Ya sekitar enam tahunan lik aku nggak mudik, makanya sekarang aku mudik, kemaren sore nyampek. Kangen Lik Kardi yang suka ndhagel". Kataku balas mengejek.

"Alahh, gombal mukiyo kalau kangen aku". Jawab Lik Kardi sambil melengos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun