"Terimakasih kawan-kawan. Sudah waktunya saya jelaskan bagaimana kerja mantera sakti saya. Pertama, pengucapan mantera dilakukan setiap tengah malam terhadap wewangian yang sudah dipersiapkan selama empat puluh hari berturut-turut. Setelah empat puluh hari maka kita harus menebarkan wewangian itu kepada embun setelah malam purnama. Embun itu harus yang berada di lokasi tebang pada hari itu. Maka wewangian yang bercampur aroma embun itu akan memasuki aliran nafas penebang  dan menular kepada orang lain setiap mereka berkata pohon tumbang." Sukma Ulin Tua menerangkan.
"Waduh, empat puluh hari prosesnya, kita musti menunggu sebegitu lamanya kah Tuan?, berapa ribu pohon lagi yang harus mati yang mulia?" sukma merbau tak sabar.
"Tenang kawan, makanya kita perlu strategi yang rapi. Pertama, saya perintahkan wewangian yang sudah dikumpulkan sukma ulin dan gaharu untuk dibawa kesini, mulai nanti malah saya akan memantrainya. Kedua saya perintahkan sukma orang utan untuk memprovokasi kaum sukma bekasakan agar makin runtuh moralnya, terpecah belah sehingga sebagian mereka harus mengganggu penebang agar laju pembantaian ini melambat" titah sang sukma Ulin Tua.
Maka mulai malam itu semua bergerak, sukma orang utan berhasil memecah belah kaum sukma bekasakan sehingga ada sebagian anggota kaum yang melawan perintah pemimpinnya. Makin sering terjadi para penebang mengalami kesurupan. Sukma Ulin Tua bertugas membacakan mantera setiap malam, khusuk khidmat.
"Aquiris quodcumque rapis".
"Aquiris quodcumque rapis".
"Aquiris quodcumque rapis".
Pada hari ke empat puluh, seluruh pasukan mendatangi lokasi penebangan hari itu, tengah malam waktu bulan purnama. Di pagi harinya wewangian disebarkan, mengenai embun-embun. Setelahnya para pasukan perlawanan mengamati bagaimana hasil operasi mereka. Benar saja, para penebang yang menghirup aroma embun bercampur wewangian yang telah di manterai menjadi hilang kesadaran beberapa detik. Setelah sadar maka nafas mereka tercampuri semacam kristal halus. Memasuki sore para penebang melapor kepada mandornya sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) ;
"Pohon yang tumbang hari ini sebanyak tujuh puluh pohon!"
Kristal yang keluar dari nafasnya memasuki nafas si mandor. Kemudian si mandor laporan kepada bos perusahaan pagi keesokan hainya;
"Pohon yang tumbang kemarin sebanyak tujuh puluh pohon!"