"Maaf paduka Ulin Tua, kami, sukma pohon-pohon yang telah di bantai sering berkumpul, dan bertekad untuk membalas dendam, melawan. Bukan untuk kami sendiri, tetapi juga untuk bumi dan manusia-manusai itu sendiri, juga hewan-hewan untuk melanjutkan hidup. Kita adalah pasukan perlawanan yang menunggu paduka bersedia memimpin kami. Sudilah kiranya paduka kami ajak menemui pasukan" pinta sukma Ulin.
Maka sukma Ulin Tua mengikuti ajakan sukma Ulin dan Gaharu, segera menemui pasukan perlawanan sukma pohon-pohon. Sukma Ulin dan Gaharu mengawal kedatangan pemimpin perlawanan agung,..aha betapa bangga nya.
"Hai kawan-kawan semua, berdirilah semua, beri hormat kepada pemimpin perlawanan kita, Paduka Ulin Tua" teriak sukma Ulin menggema.
"Selamat datang, paduka pemimpin besar perlawanan pohon-pohon"
"Selamat datang, Tuan"
"Selamat datang, Tuan".
Suasana sontak riuh, penuh kegembiraan dan semangat. Waktu yang ditunggu telah tiba.
"Kami semua menunggu titah paduka Ulin Tua" Sukma Ulin berbicara mewakili pasukan sukma pohon.
"Baiklah kawan-kawan, kita semua memiliki keresahan yang sama, dendam yang sama. Yang perlu kita pegang sebagai prinsip dasar dan utama adalah bahwa perlawanan kita ini sebenarnya bukan untuk kita saja. Manusia, hewan, alam akan menerima manfaat dari perlawanan kita" Pidato sukma Ulin Tua berwibawa, menata moral dasar pasukannya.
"Perlawanan, perjuangan tidak boleh egois, keegoisan hanya akan membawa kegagalan!!!"
"Sekarang, kita perlu menyusun divisi-divisi, agar gerakan kita rapi dan efisien. Sebab musuh kita bukan hanya manusia saja, tetapi kemungkinan juga kaum sukma Bekasakan. Musuh mausia kita juga perlu dipetakan, pekerja tebang, boss nya, pemburu harta karun juga manusia pemilik wewenang."