Mohon tunggu...
Bambang Hermawan
Bambang Hermawan Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Budaya

Alumnus Universitas Islam Indonesia 2001. Pecinta budaya dan humaniora

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Pemberontakan Pohon-pohon

9 Januari 2024   11:05 Diperbarui: 7 Maret 2024   01:14 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Begini, dalam suku ku, Suku Ulin, ada kepercayaan bahwa ada moyang kami yang tumbuh nyaris abadi. Dia memiliki kecerdikan yang unik, punya kemampuan sihir yang manjur. Dan Ulin Tua sampai hari ini masih berdiri tegar karena kesakralan dan wibawanya. Menakutkan bagi siapa saja yang hendak melukainya, apalagi menebangnya" jelas sukma Ulin.

"Kalu begitu bagaimana mungkin Ulin Tua akan bersatu dengan kita, jika tak ada orang yang berani melukainya?. Kita kan hanya sukma tanpa raga. Sementara Ulin Tua sukma nya masih terikat raganya". Tanya sukma Meranti.

Mereka semua terdiam, memilih pemimpin perlawanan yang belum pasti waktunya, merasa harapan tak kunjung menemukan jalan. Kesumat mereka sudah mendidih.

Tiba tiba terdengar teriakan histeris, mulanya agak sayup, lalu makin terdengar.

"Ohh celakaaa, Ulin Tua pun mau dirobohkan, celaka dua belas".

"Sukma Ulin kaget, berteriak lantang, ooeeee..kamu siapa yang berteriak disitu, muncullah, ceritakan kepada kami disini apa yang terjadi, jangan menebar kabar bohong" sahutnya.

Lalu datanglah sukma Orang utan dengan wajah pucat, orang utan yang mati terbakar beberapa saat lalu, karena manusia tak mau repot, bakar saja semak-semak agar mudah jalan menebang pohon, tanpa peduli sekeluarga orang utan terjebak kemudian mati terpanggang.

"Ohh, kawan kawan sukma pohon, maafkan aku datang ke tempat ini, mengagetkan kalian. Aku tidak menebar berita bohong, ini benar dan mengejutkan, bayangkan si Ulin Tua yang dihormati seluruh penghuni hutan pun mau ditumbangkan. Makanya aku teriak-teriak di sepanjang jalan menemui kalian" sukma orang utan menerangkan, terengah.

"Iya , kami berkumpul disini sedang menyusun strategi perang, balas dendam kepada manusia-manusia yang membunuh kami. Tolong ceritakan apa yang kamu lihat", pinta sukma Ulin.

"Begini kawan-kawan, barusan aku melihat manusia-manusia mendekatai Ulin Tua, sambil membawa kertas-kertas, peta. Dan menurut pembicaraan manusia-manusia itu, terdapat harta karun dengan jumlah tak terbayangkan didalam tanah tempat Ulin Tua hidup sampai sekarang, terbesar dari yang selama ini ditemukan. Nampaknya Ulin Tua sebentar lagi akan ditumbangkan juga. Manusia akalnya memang luar biasa, mereka tak takut dengan kabar keangkeran dan kesaktian Ulin Tua, mereka sangat percaya diri dengan meyiapkan kendaraan khusus yang akan dengan mudah menumbangkan Ulin Tua," Sukma Orang Utan menjelaskan, rinci.

"Horeee, sudah waktunya Ulin Tua akan memimpin kita, yuhuuuuu. Semesta mendukung perlawanan kita kawan-kawan" sahut sukma Ulin girang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun