Mohon tunggu...
Bambang Hermawan
Bambang Hermawan Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Budaya

Alumnus Universitas Islam Indonesia 2001. Pecinta budaya dan humaniora

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Pemberontakan Pohon-pohon

9 Januari 2024   11:05 Diperbarui: 7 Maret 2024   01:14 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gila kamu, Ulin Tua mau di bunuh kok kamu malah gembira, jahat kamu" hardik sukma Orag Utan.

"Begini lho kawanku orang utan, cepat atau lambat semua dari kita, pohon-pohon yang merana ini, akan dibunuh. Harta karun membuat manusia menemukan beribu cara dan dalih untuk menumbangkan kita. Maka mau tidak mau kita, khususnya kami, para sukma pohon akan melawan. Dan Ulin Tua lah yang akan memimpin kami. Ulin Tua lah yang diberkati kesakralan, kekuatan sihir suku kami, suku Ulin." sukma Ulin meyakinkan, sekalian latihan menjadi orator.

"Selanjutnya, Selama Ulin Tua belum hadir bersama kita di alam sukma, maka saya harap kawan-kawan merelakan saya menjadi pemimpin sementara, bukan apa-apa, karena akulah yang tahu mantera sakti penjaga sihir Ulin Tua. Bagaimana kawan-kawan?" tawaran sukma Ulin demokratis.

"Sepakat!!!!" sekumpulan sukma pohon berteriak nyaris bersamaan.

"Maka sekarang dengarlah apa yang menjadi ajaran di suku ku. Untuk menjaga kesaktian Ulin Tua, agar sukmanya tetap memiliki ilmu sihir, kita harus membawakan wewangian ketika sukmanya lepas dari badannya, sambil dibacakan mantera. Ulin Tua memiliki sarang udara sakti tepat di pucuknya. Maka harus ada yang bertugas membawa wewangian kesana. Dan saya kira tugas ini cocok diberikan kepada si sukma Gaharu, yang memiliki gudang wewangian. Bagiamana sukma Gaharu, kamu siap, menemaniku ke sana???" sukma Ulin memberi tawaran yang lebih sebagai permintaan.

"Siap, melawan atau makin banyak kawan kita yang mati." Teriak sukma Gaharu sambil mengepalkan tangannya ke udara.

"SUKMA POHON BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN!"

"SUKMA POHON BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN!"

"SUKMA POHON BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN!"

Teriakan lantang sukma Ulin mengobarkan semangat, diikuti oleh semua sukma pohon.

Maka berangkatlah sukma Ulin dan sukma Gaharu menuju tempat Ulin Tua hidup. Mereka harus memastikan waktu yang tepat untuk membacakan mantera dan meniupkan wewangian ke pucuk Ulin Tua, tempat Sarang udara sakti, waktunya musti pas ketika  Ulin Tua mulai roboh bersamaan dengan hujaman gergajian terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun