Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Misteri Gubuk Kecil di Pinggir "Leuweung Hideung"

15 Juni 2023   19:45 Diperbarui: 16 Juni 2023   09:25 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayu hanya mengangguk mendengar penjelasan Aki Damar. Sebenarnya Bayu sudah tahu dua mayat itu dari telepati gurunya, Kiai Furqon.

Bayu tadinya ingin mejelaskan tentang tahayul Iblis bermata satu itu faktanya memang ada. Namun pemuda ini mengurungkannya.

Bagi Bayu kini yang penting adalah Dusun Suluh Hawu ini kembali tenteram dan damai.

Pemuda bersahaja itu juga mohon pamit kepada Aki Damar.

"Ki, besok pagi usai Subuh, hamba pamit untuk melanjutkan perjalanan ke Utara." 

"Nak Bayu terima kasih atas bantuan selama ini. Sehingga dusun ini kembali tenteram." Kata Aki Damar penuh haru.

"Alhamdulillah. Aki segala Puji dan Puja hanya milik Allah. Dengan ijin Allah juga dusun ini kembali tenteram dan damai."

Pagi itu Bayu Gandana bergegas meninggalkan Dusun Suluh Hawu dengan penuh haru. Pemuda ini berjalan melewati Gerbang Utara menuju arah Cilegon.

Sementara itu di kediaman Kepala Dusun suasana sangat sepi. Dalam kamar yang rahasia, Kepala Dusun Suluh Hawu masih duduk semedi dalam ruangan gelap yang penuh dengan asap kemenyan.

Mulut lelaki seusia Aki Damar ini terlihat berbicara pelan penuh ketakutan. Di hadapannya berdiri mahluk Iblis itu mengancam kehidupannya jika tidak memberikan tumbal berikutnya.

Kepala Dusun itu hanya bisa pasrah setelah dirinya mengorbankan anaknya sendiri, Ariaraja. Kini dia harus mencari dalam 4 purnama ke depan seseorang untuk tumbal persembahan bagi Iblis ber mata satu itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun