"Hai kamu kok jadi melamun. Apakah ada yang salah dengan perkataanku?" Suara lelaki itu mengagetkanku dari lamunan sepintas tadi.
"Oh tidak Om!"
"Sebenarnya aku keberatan dipanggil dengan sebutan Om. Usiamu selisih denganku kira-kira sepuluh tahunan ya?"
"Usiaku sekarang 27 tahun," kataku polos.
"Ya kamu masih muda. Seharusnya kamu bukan berada di sini tapi berada di Hotel berbintang. Jangan kalah dengan Selebriti-selebriti yang suka nyambi itu," kata lelaki itu lagi.
"Ah Om ini bisa saja masa aku disamakan dengan selebriti nyambi yang penghasilannya jutaan itu. Lho aku ini cuma satu-dua juta saja sudah setengah mati," kataku sambil tersenyum.
Lelaki itu kembali tersenyum sambil menghampiriku, memegang tanganku dan mulai menciumku. Sangat lembut menyentuh setiap jengkal tubuhku. Sangat lembut kurasakan.
Aku belum pernah merasakan belaian seorang pelanggan seperti yang dilakukan lelaki ini. Benar-benar aku menikmatinya. Aku membalas belaiannya dengan cumbuan seakan seperti seorang istri kepada suaminya.
Alam surga itu sungguh-sungguh ada dalam dirinya hingga puncak gairahku meledak seperti sebuah letusan gunung berapi mengeluarkan laharnya dari tepi kawahnya.
Aku merasakan kepuasan tiada tara dan rasa bahagia yang belum pernah aku alami selama ini. Aku masih terbaring di sisi lelaki itu.
Aku menatapnya. Lelaki itu masih sedang termangu melihat ke langit-langit kamar. Tiba-tiba dia bergumam.