Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Malam Terakhir

15 Desember 2020   15:34 Diperbarui: 15 Desember 2020   16:08 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ah benarkah?" Tanyanya sambil menatapku tak percaya.

"Benar Om," kataku tersenyum penuh simpati.

Entah kenapa aku begitu menaruh hormat kepadanya. Mungkin karena dia sangat lembut memperlakukan wanita sepertiku ini.  

Bahkan aku pernah menolak pemberian uang lebih hanya karena rasa hormatku itu. Dia selalu memberiku uang lebih walaupun sebenarnya bayaranku sudah dia serahkan kepada 'manajerku'.

Diapun selalu mengatakan kalau aku pantas dibayar seperti para selebriti yang suka nyambi itu. Aku memang terkejut atas pengakuan lelaki itu sebagai gay namun lebih terkejut lagi ketika dia mem'booking'ku hanya sekedar ingin membuktikan bahwa dia adalah lelaki sejati. Seorang gay yang ingin kembali ke jalan yang benar yaitu kembali kedalam pelukan istrinya.

Beberapa hari ini aku dan teman-teman mulai menerima sosialisasi dari Panti Rehabilitasi sehubungan dengan dilakukannya relokasi penghuni kawasan ini.

Selain berbagai pelatihan juga diberikan pemahaman tentang kesehatan dan bahaya HIV. Bahkan tadi pagi saat aku mengunjungi Panti tersebut ternyata sedang ada pemeriksaan kesehatan oleh Tim Medis.

Ada baiknya juga karena sudah lama aku tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan terutama untuk test HIV. Aku memang selama ini tidak peduli dengan pemeriksaan kesehatan itu yang penting aku dapat melakukan pekerjaan dan hasilnya untuk keluargaku di Kampung.

Test HIV beberapa hari kemudian sudah diketahui hasilnya. Aku hanya berusaha pasrah ketika salah seorang yang positif adalah aku. Ada rasa takut yang mulai menerkam kehidupanku.

Tiba-tiba saja aku merasa galau luar biasa walaupun menurut dokter gejala ini masih bisa ditangani dengan pengobatan yang terjadwal.

Malam ini adalah malam terakhir aku berada di sini. Besok tempat ini mau diratakan oleh Pemda dan semua penghuni di sini segera dikirim ke Panti Rehabilitasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun