Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Malam Terakhir

15 Desember 2020   15:34 Diperbarui: 15 Desember 2020   16:08 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan katakan itu. Apa yang kau lakukan bukan kemauanmu. Mulai besok kamu sudah ada di Panti Rehab kan?"

"Iya besok aku sudah ada di sana memulai hidup baru."

"Harapan baru juga."

"Mudah-mudahan."

"Boleh aku tahu dimana Panti yang akan menampung kamu?"

"Sebaiknya Om tidak perlu tahu Panti itu dan alamatnya."

"Kenapa begitu?"

"Karena sebaiknya Om menutup saja cerita ini dan mulai melupakan apa yang pernah terjadi diantara kita." Kataku penuh rasa sedih, aneh sekali.

Mengucapkan kata-kata tadi aku sebenarnya ingin menangis namun sekuat tenaga aku tahan agar tidak meneteskan air mata. Malam ini aku harus mulai melupakan lelaki ini. Kulihat dia masih terdiam lalu berdiri mendekat kepadaku.

"Bolehkah aku memelukmu untuk yang terakhir kali?" katanya sambil merentangkan kedua tangannya.

Aku sekejap memandangnya dengan mata berkaca-kaca. Sudah berusaha untuk menahan tangis namun tak mampu. Akhirnya akupun menyerah dalam pelukannya sambil terisak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun