Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Masih Ada Cinta di Ruang Hampa

7 Februari 2020   15:19 Diperbarui: 7 Februari 2020   16:36 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara hatiku seakan memberontak. Aku harus merelakan Listya.

Maka sore itu dari Laboratorium HPLC itu aku hanya mendapatkan kehampaan yang amat sangat. Hari sudah semakin sore dan hujan baru saja reda ketika aku meninggalkan Laboratorium HPLC menuju ruang kerjaku di Gedung Fakultas Farmasi. Memang dalam dua bulan terakhir ini Kota Surabaya sedang diguyur hujan hampir setiap sore.

Aku menyusuri trotoar jalan dalam Kampus, ketika tiba-tiba terdengar seseorang memanggilku. Suara perempuan, ternyata Amelia, sahabat dekat Listya.

"Amel. Kamu rupanya masih betah di sini. Harusnya kamu sudah hilang kemana. Atau kerja dimana. Atau diboyong suamimu!" Kataku bercanda. Amelia tertawa.

"Pak Alan bisa saja. Tadi saya baru mengurus legalisir ijazah dan ada keperluan administrasi dengan Fakultas. Oh ya pak ada titip salam dari Listya." Suara Amelia nadanya biasa saja, namun mendengar ini, aku meraskan bagaikan ada badai dari Surga. Badai kebahagiaan.

"Terima kasih. Tolong sampaikan kembali salam saya, kalau kamu ketemu Listya ya!" Kataku dengan nada biasa saja, berusaha menyembunyikan rasa bahagiaku.

"Dua hari yang lalu saya ketemu Listya di Kampus. Waktu itu dia juga ingin ketemu Bapak tapi katanya Bapak sedang ke Bandung," kata Amelia.

"Dua hari yang lalu? Iya saya pulang ke Bandung menjenguk Ibu. Kok Listya tidak sms saya atau telpon?" Aku mencoba bertanya. Amelia menjelaskan bahwa saat itu tidak ada yang penting, Listya hanya ingin bertemu saja.

Oh Tuhan dia ingin ketemu denganku apakah artinya dia juga rindu padaku. Kembali aku merasakan kebahagiaan karena harapan itu kembali muncul. Tapi nanti dulu laki-laki yang dulu waktu wisuda itu calon suaminya. Tidak Alan, kau tidak boleh berharap terlalu tinggi biar nanti kalau jatuh tidak terlalu sakit.

"Amel, ngomong-ngomong kapan saya terima undangan dari Listya tolong kalau ketemu tanyakan ya. Oh iya juga dari kamu. Kapan undangan pernikahannya?" 

"Wah kalau saya masih lama Pak. Kepingin kerja dulu dong, kalau Listya mungkin bulan depan. Tapi kemarin calon suaminya baru saja masuk Rumah Sakit." Kata Amelia memberikan penjelasan terkini tentang Listya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun