Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Masih Ada Cinta di Ruang Hampa

7 Februari 2020   15:19 Diperbarui: 7 Februari 2020   16:36 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto Polskiswiat.com

"Ya Pak. Terima kasih," Jawabnya pendek. Namun aku mendengar nada suara Listya seperti sedang menahan tangis bukan suara kebahagiaan. Apakah ini mungkin karena Rizal sakit sehingga Listya merasa sedih.

"Insya Allah Listya, mas Rizal sembuh. Tidak perlu khawatir semuanya sudah ditangani dokter. Saya akan terus berdoa untuk kebaikannya dan juga kelancaran pernikahan kalian," kataku berusaha menghiburnya.

Beberapa saat tidak ada jawaban. Gadis ini seperti terdiam membisu. Cukup lama terdiam sehingga ada kekosongan pembicaraan, sampai akhirnya aku kembali bersuara.

"Hallo Lis, kamu baik-baik saja? Listya!"

"Ya Pak, tidak apa apa. Maaf Pak, saya sudahi dulu ya. Sekali lagi, terima kasih untuk doanya. Saya juga berdoa mudah-mudahan Bapak juga segera mendapatkan kebahagiaan dengan orang yang menggugah perasaan Bapak yang dulu pernah diceritakan. Maaf Pak Alan. Assalaamu alaikum." Listya berkata dengan suara pelan dan seperti menahan tangis.

"Baik Listya. Wa alaikum salaam," jawabku.

Apakah yang terjadi dengan Listya seperti tidak tampak bahagia dalam menghadapi hari pernikahannya? Kemudian kata-katanya tentang orang yang menggugah perasaanku, seperti ada perasaan cemburu dari nada bicaranya. Dia tidak tahu orang tersebut adalah dirinya. Ada apakah denganmu Listya?

Diujung bulan Januari ini hujan di Kota Surabaya masih tetap curahnya tinggi. Setiap sore turun hujan. Rabu ini aku ingat Rizal operasi pengambilan batu ginjal. Sekarang sudah hamper sore, mungkin operasinya sudah selesai. Ketika aku ingin menelpon Listya, tiba-tiba saja ponselku berbunyi. Ternyata panggilan dari Listya.

"Pak ini Tya. Alhamdulillah operasinya berhasil dan sekarang Mas Rizal sudah siuman," suara Listya dari seberang dengan nada gembira.

"Alhamdulillah Listya. Saya ikut senang sampaikan untuk Mas Rizal!"

"Iya Pak. Ini sudah saya sampaikan. Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak," suara Listya penuh dengan keharuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun