Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pil Pahit Keserakahan

23 Januari 2025   10:01 Diperbarui: 23 Januari 2025   12:25 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rojak mengangguk.

"Investornya dari negeri Singa. Kau pasti tahu nilai penawarannya fantastis. Kalau kita bisa memainkan nilai penawaran, pihak PT TIMTAM Timbul Tenggelam selaku eksekutor siap menyediakan kita tiket pulang-pergi Malaysia dan Thailand."

Rojak geleng-geleng dan tersenyum manis.

"Itu baru tiket, belum, dan yang lain-lainnya. Kau paham kan maksudku."

Rojak berkali-kali mengangguk sepakat.

Satu bulan kemudian surat penawaran itu lolos. Pihak rekanan menunaikan janjinya. Rojak tak jadi ikut berangkat ke Malaysia dan Thailand, terhalang oleh anak laki-lakinya, yang minta sunat.

"Payah sekali kau tak bisa ikut," ujar Burhan kesal sembari memberikan bingkisan oleh-oleh dari negeri seberang.

Lalu tak berselang lama, sesaat ia melempar sebuah amplop tebal ke atas meja di sebuah cafe yang saat itu sepi pengunjung.

"Sebanyak ini!" Rojak terhenyak. Tangannya bergetar.

"Seratus dua puluh juta," ujar Burhan mantap.

"Aku rasa tuyul saja kelabakan untuk mendapatkannya dalam satu malam!" timpal Rojak serak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun