***
Sesampainya bocah itu di pelataran rumah, ia mungkin mengira Penjaga tebu datang dan melapor kepada ayah dan kakeknya dari apa yang baru saja ia lakukan di ladang tebu tadi.
Sesaat ayahnya menyambut seikat tebu yang dipikul bocah itu, menaruhnya di gudang dan membawanya duduk di kursi bambu. Mengetahui cucunya baru datang, dan tampak lemas, Supeng menuangkan segelas air tebu yang masih segar. Si Bocah mendadak bengong.
"Dua botol air tebu ini, khusus buat kau katanya." Bocah itu meminumnya pelan-pelan.
"Iya, Kak. Baru saja Pak Rusdi datang." Teriak adiknya asyik membuka bungkus kresek besar yang penuh dengan aneka jajan.
"Aigh! Akrab kali kau dengan Pak Rusdi!!" timpal Supri kepada anaknya itu.
Bocah itu masih belum mengerti apa maksudnya ini, sesaat ia berubah tampak riang, kemudian loncat-loncat kegirangan.
Rusdi belum jauh dari tempat itu menyaksikan tawa penuh bahagia dengan perasaan paripurna. Sebetulnya, apa yang ia lakukan hanya mengulang seperti tempo itu Supeng memperlakukan pada dirinya sama persis.
***
TAMAT
Catatan
Daduk: Daun kering yang melekat pada batang tebu.