Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Seikat Daduk dan Sebatang Tebu

15 Desember 2024   10:27 Diperbarui: 15 Desember 2024   10:27 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apa ini...!!!"

Rusdi menunduk.

"Panjang tangan kamu ya, haahh!!!"

Rusdi diam membeku.

"Ayo jawab!!! Kecil-kecil sudah berani masuk ladang milik pabrik!!!"

Rusdi masih mengunci mulut .

"Ayo jawab!!!" bentak Mandor tebu kali ini lebih keras.

"Se-se-seikat-t-t da-duk, Pak," jawab Rusdi gagap.

Memang sekelebat tampak seikat daduk, tetapi Mandor itu tak percaya. Ada yang janggal di seikat daduk itu. Tak lama ia bongkar ikatan daduk itu.

"Ngangudbillah!!! Ini apa...!!!"

Rusdi mulai ketakutan. Ia mulai sesenggukkan. Sore sudah mau tenggelam. Supeng yang kebetulan baru saja selesai memancing di sungai dekat ladang tebu, mendengar suara keras yang tidak asing. Ia mendekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun