Dapatkah Anda memahami isi hati Allah yang diungkapkan oleh Yesus Kristus di sini? Dia memanggil kita untuk mengikut dan melayani dia. Akan tetapi dia tidak menginginkan kita menjadi budaknya, di mana kita hanya akan menunggu dan menerima perintah saja. Dia bermaksud menjadikan Anda dan saya sebagai sahabatnya -- "Aku menyebut kamu sahabat."
Â
Apakah arti dari "Aku menyebut kamu sahabat"? Yesus Kristus menjelaskan, "Hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya..." Seorang hamba hanya tahu bahwa dia harus menjalankan perintah tuannya. Jika sang tuan ingin agar dia menyediakan makanan, maka dia akan menyediakan makanan; jika tuannya ingin agar dia berbelanja sesuatu, maka dia segera berbelanja. Dia tidak akan memiliki pemahaman yang sempurna akan isi hati tuannya. Akan tetapi Yesus Kristus berkata,
Â
Apa yang disampaikan oleh Yesus kepada para muridnya adalah rahasia isi hati Allah! Inilah persahabatan! Saat dua sahabat duduk bersama, mereka akan saling memberitahukan isi hati mereka. Inilah tujuan utama Allah memanggil kita dan menyelamatkan kita.
Â
Seringkali, kita mendengar orang menggabarkan Injil dengan berbicara tentang keselamatan Allah atau tentang karya luar biasa yang telah Allah kerjakan melalui Yesus. Akan tetapi kita jarang mendengar penjelasan tentang mengapa Allah menyelamatkan manusia. Keselamatan dari Allah tidak sama dengan regu penyelamat atau kepolisian. Mereka menolong orang-orang yang terjebak di tanah longsor atau yang menjadi korban kecelakaan kapal laut. Penyelamatan yang semacam ini hanya merupakan suatu pelaksanaan tugas, dan mereka yang terlibat tidak akan menjalin hubungan lebih lanjut setelah tugas tersebut diselesaikan. Paling-paling mereka hanya menerima kartu ucapan selamat Natal.Â
Â
Sangat sedikit petugas penyelamat yang akan menjalin hubungan persahabatan dengan mereka yang menerima pertolongan. Bagi kebanyakan petugas penyelamat, menolong orang tak lebih dari pelaksanaan tugas, sesuatu yang merupakan bagian dari pekerjaan mereka. Jika tugas sudah selesai, maka dia tidak lagi memiliki kepentingan pribadi dengan orang yang sudah diselamatkannya.
Â
Keselamatan dari Allah bukan sekadar pelaksanaan tugas -- demikian pula halnya dengan pemberitaan Injil. Apakah Anda memandang pemberitaan Injil sebagai suatu tugas? Apakah penugasan Anda berakhir setelah Anda membawa seseorang ke gereja untuk mendengarkan khotbah? Apakah itu berarti Anda telah menyerahkan PR Anda? Atau tugas seterusnya adalah menunjukkan keprihatinan saat yang bersangkutan tidak masuk ke gereja dan mungkin harus terus bertugas sampai orang tersebut dibaptiskan? Apakah ini yang kita lakukan?