Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

asal usul manusia, malaikat dan setan

1 Februari 2025   08:49 Diperbarui: 1 Februari 2025   08:49 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tulisan ini saya kutib dari tulisan renungan harian saya yang berjudul MAKNA KITAB KEJADIAN DI ERA MILENIAL. Tulisan ini saya mulai dari bulan Agustus 2023 sampai sekarang saat ini kurang lebih sudah mencapai 500 halaman. Tidak gampang  untuk menulis renungan ini, banyak tantangan yang saya hadapi. Seperti   yang telah saya saksikan beberapa bulan lalu lewat renungan harian yang saya tulis saya mengalami pergumulan yang sangat berat  dimana di bulan Maret 2024 saya sempat tidak sadarkan diri selama 2 hari dan di rawat di RS Polri Kramat Jati, tidak lama kemudian jari kaki saya terpaksa harus dioperasi, Tidak cukup pencobaan itu, beberapa bulan kemudian saya jatuh dari kamar mandi dan tidak sadarkan diri selama 5 jam, Bersyukur kalau belum lama ini saya terhindari dari pisau operasi karena tangan kanan saya  membengkak dan bernanah.

 

Kalau saat ini saya ada sebagaimana ada itu semua karena anugerah dan kemurahan Tuhan, Dalam kesempatan ini Tuhan mengizinkan untuk menulis sebuah artikel dengan tema ASAL USUL MANUSIA, MALAIKAT DAN SETAN saya berharap tulisan saya ini bisa memberi pencerahan dan berkat bagi para pembaca. Berikut uraiannya.

 

ASAL USUL MANUSIA

Siapakah manusia itu? Pertanyaan ini merupakan sebuah pertanyaan mendasar dan paling utama dalam sejarah hidup manusia. Banyak pemikir dari zaman klasik sampai dengan zaman modern berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kendati demikian, pertanyaan tentang manusia tidak pernah berhasil dikupas secara tuntas. Dan pertanyaan ini tentunya akan menjadi sebuah pertanyaan yang terus muncul sepanjang masa. Karena itu, manusia dikatakan sebagai makhluk yang paling sulit dimengerti.

 

Kitab Suci mencatat bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia diberi kuasa oleh Allah untuk menjadi tuan atas semua makhluk ciptaan lainnya di dunia ini (Kej 1:26-30). Manusia dilukiskan sebagai bagian integral dari dunia. Ia adalah makhluk istimewa yang merupakan puncak dan pusat dari seluruh ciptaan. Ia hidup dalam hubungan dengan ciptaan lainnya, dan mempunyai hubungan khusus dengan Allah Sang Pencipta.

 

Sebagai makhluk ciptaan yang istimewa, manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan lainnya. Oleh Allah, manusia dianugerahi martabat akal budi, hati nurani dan kehendak bebas. Dengan akal budinya, manusia melampaui seluruh alam. Ia mampu menangkap dan memahami dengan sungguh segala realitas yang ditemuinya. Hati nurani manusia memampukannya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, serta menghindari apa yang jahat.  Sedangkan martabat kebebasan manusia menuntut supaya ia bertindak menurut pilihannya yang sadar dan bebas, yang digerakkan dan didorong secara pribadi dari dalam, dan bukan karena rangsangan hati yang buta atau semata-mata paksaan dari luar.  

 

Dengan ini, manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan dirinya sendiri, dan memiliki cara berada yang khas dibandingkan dengan makhluk ciptaan yang lain. Manusia sebagai mahkluk ciptaan yang mulia dan istimewa memiliki nilai intrinsik yakni martabat, yang membuatnya bernilai mengatasi segala harga.  Pribadi manusia memiliki nilai hidup yang tidak terhingga dan tiada bandingnya. Nilai hidup pribadi manusiawi itu bersifat mutlak dan tidak bisa dibandingkan dengan nilai apa pun juga. 

 

Sejak awal penciptaannya, manusia dipanggil kepada kepenuhan hidup bersama Allah. Manusia dipanggil untuk mengambil bagian dalam hidup Allah sendiri. Hal ini menjadikan hidup manusiawi itu mempunyai nilai yang tidak terhingga. Hidup manusiawi itu suci dan tidak dapat diganggu gugat dari awal sampai akhir hidupnya.

 

 

Pertanyaan yang sering diajukan oleh orang banyak adalah -- "mengapa Allah menciptakan manusia?" Mengapa Allah menciptakan manusia setelah Dia menciptakan alam beserta isinya? Apakah tujuannya? 

 

 

Pertanyaan tentang mengapa Allah ingin menciptakan manusia secara erat terkait dengan pertanyaan mengenai makna kehidupan. Apakah arti dari keberadaan Anda dan saya? 

 

Banyak orang yang berkata, manusia berjuang dari fajar hingga petang, hanya sekadar untuk bisa hidup. Apakah hidup ini sedemikian sengsara? Sedemikian tak berarti? Apakah kita ini tidak sedang merendahkan diri kita sampai ke tingkatan binatang? Bukankah pencarian makanan itu yang membuat hewan-hewan berjuang siang dan malam? Bukankah anjing dan kucing liar menjalani hidup mereka hanya untuk mencari makanan? Apakah kita hidup hanya demi makanan? Jika memang demikian halnya, lalu apa bedanya manusia dengan binatang?

 

Ada perbedaan yang sangat nyata antara manusia dengan binatang! Manusia punya visi! Jika Anda merasa bahwa hidup Anda sangat hampa dan kosong, hal itu terjadi bukan karena kekurangan materi tetapi karena adanya kekosongan batin. Tidak peduli sekaya apapun seseorang, dan sepenuh apapun jadwal kegiatan sosialnya, kekosongan itu tetap ada. Perasaan hampa ini akan meningkat tajam saat setelah kesenangan dan kegembiraan dilewati. Hal-hal material dan juga hiburan duniawi tidak dapat mengisi kekosongan di dalam hati ini.

 

Seperti yang tertulis di dalam Alkitab, "Manusia tidak hidup hanya dari roti saja." Manusia memerlukan visi, dia memerlukan tujuan. Hanya mereka yang hidup dengan visi, dengan tujuan, yang tahu bagaimana harus berjuang. Melalui perjuanganlah kehidupan seseorang menjadi penuh dan bermakna. Dalam terang pemahaman ini, mari kita cermati pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah tujuan dari keberadaan ini? Apakah makna hidup ini? Mengapa Anda dan saya eksis? Apakah tujuan Allah menciptakan Anda dan saya? Ini akan menjadi renungan kita Bersama. 

 

Yang sangat istimewa dalam penciptaan manusia adalah Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Dia! Dengan kata lain, manusia memiliki gambaran Allah; manusia dan Allah itu mirip! Mari kita melakukan pengamatan yang lebih teliti atas pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan di atas dari sudut ini. Allah menciptakan manusia dalam gambar dan rupa Dia, dan mengapa Dia tidak melakukan hal yang sama pada binatang-binatang? Mengapa Dia tidak menciptakan anjing, kucing, monyet, singa, atau bahkan malaikat di dalam gambaran dan rupa-Nya? 

 

 

Mengapa hanya di dalam penciptaan manusia saja Dia memakai gambar-Nya yang menjadikan kita mirip dengan Dia? Apakah keistimewaan dari penciptaan menurut gambar dan rupa Dia? Mengapa Dia tidak menciptakan kita seperti kuda, yang bisa bergerak cepat? Seperti sapi, yang kuat dan bisa membajak sawah? Seperti burung, yang bisa melayang-layang tinggi di udara? 

 

Makhluk-makhluk itu tidak mampu menyelami isi hati Allah karena mereka dari jenis yang berbeda. Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambaran-Nya, sesuai dengan rupa-Nya dalam rangka menciptakan komunikasi yang mendalam dengan manusia! Tuhan melakukan semua itu dengan tujuan untuk membangun persahabatan yang paling mendalam dengan manusia!

 

Sebelum Allah menciptakan manusia, Dia sudah memiliki segalanya -- singa, harimau, semua ciptaan, bahkan malaikat. Walaupun demikian, Dia tetap ingin menciptakan manusia, dan yang satu ini ingin Dia ciptakan dalam gambar dan rupa Dia. Dan apakah tujuan-Nya? Dia berharap untuk membangun keakraban dengan manusia.

 

Kata 'kawan akrab (confidantes)' adalah kata yang sangat indah. Hati mereka sudah sangat selaras dengan kita -- Anda mengenal dia dengan baik, dan dia mengenal Anda dengan baik. Tentu saja, jika Anda bukan dari jenis yang sama dengan dia, atau tidak memiliki keserupaan, maka Anda tidak akan bisa menjadi kawan akrab. Tak peduli seberapa besar kasihnya kita pada anjing, sekalipun kita menghidangkan bakso ikan yang dimasak dengan susu kepada anjing kita, anjing tetap tidak dapat menjadi kawan akrab kita.

 

Dengan demikian dapat kita tangkap gambarannya? Apa tujuan Allah menciptakan manusia? Tujuannya adalah untuk membangun persahabatan dengan Allah. Ini juga menjawab pertanyaan tentang makna hidup. Allah menciptakan manusia dengan harapan agar manusia dapat bersahabat dengannya. Ini bukan sekadar tujuan dari penciptaan manusia, tetapi juga tujuan dari penyelamatan manusia. Mengapa Allah ingin menyelamatkan Anda dan saya? Apakah supaya kita segera memberitakan Injil? Ini juga benar, akan tetapi bukan alasan yang utama. Yang paling penting bagi Allah adalah harapan-Nya agar kita dapat menjadi sahabat-Nya! 

 

Sayangnya, manusia meninggalkan Dia, menolak untuk bersahabat dengan-Nya. Demikianlah, Allah ingin mencari kembali manusia, untuk memulihkan tujuan pertama dari penciptaan manusia. Allah ingin membangun kembali persahabatan dengan manusia. 

 

Dalam Injil Yohanes 15 ayat 15. Yesus berkata kepada para muridnya, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku."

 

Dapatkah Anda memahami isi hati Allah yang diungkapkan oleh Yesus Kristus di sini? Dia memanggil kita untuk mengikut dan melayani dia. Akan tetapi dia tidak menginginkan kita menjadi budaknya, di mana kita hanya akan menunggu dan menerima perintah saja. Dia bermaksud menjadikan Anda dan saya sebagai sahabatnya -- "Aku menyebut kamu sahabat."

 

Apakah arti dari "Aku menyebut kamu sahabat"? Yesus Kristus menjelaskan, "Hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya..." Seorang hamba hanya tahu bahwa dia harus menjalankan perintah tuannya. Jika sang tuan ingin agar dia menyediakan makanan, maka dia akan menyediakan makanan; jika tuannya ingin agar dia berbelanja sesuatu, maka dia segera berbelanja. Dia tidak akan memiliki pemahaman yang sempurna akan isi hati tuannya. Akan tetapi Yesus Kristus berkata,

 

Apa yang disampaikan oleh Yesus kepada para muridnya adalah rahasia isi hati Allah! Inilah persahabatan! Saat dua sahabat duduk bersama, mereka akan saling memberitahukan isi hati mereka. Inilah tujuan utama Allah memanggil kita dan menyelamatkan kita.

 

Seringkali, kita mendengar orang menggabarkan Injil dengan berbicara tentang keselamatan Allah atau tentang karya luar biasa yang telah Allah kerjakan melalui Yesus. Akan tetapi kita jarang mendengar penjelasan tentang mengapa Allah menyelamatkan manusia. Keselamatan dari Allah tidak sama dengan regu penyelamat atau kepolisian. Mereka menolong orang-orang yang terjebak di tanah longsor atau yang menjadi korban kecelakaan kapal laut. Penyelamatan yang semacam ini hanya merupakan suatu pelaksanaan tugas, dan mereka yang terlibat tidak akan menjalin hubungan lebih lanjut setelah tugas tersebut diselesaikan. Paling-paling mereka hanya menerima kartu ucapan selamat Natal. 

 

Sangat sedikit petugas penyelamat yang akan menjalin hubungan persahabatan dengan mereka yang menerima pertolongan. Bagi kebanyakan petugas penyelamat, menolong orang tak lebih dari pelaksanaan tugas, sesuatu yang merupakan bagian dari pekerjaan mereka. Jika tugas sudah selesai, maka dia tidak lagi memiliki kepentingan pribadi dengan orang yang sudah diselamatkannya.

 

Keselamatan dari Allah bukan sekadar pelaksanaan tugas -- demikian pula halnya dengan pemberitaan Injil. Apakah Anda memandang pemberitaan Injil sebagai suatu tugas? Apakah penugasan Anda berakhir setelah Anda membawa seseorang ke gereja untuk mendengarkan khotbah? Apakah itu berarti Anda telah menyerahkan PR Anda? Atau tugas seterusnya adalah menunjukkan keprihatinan saat yang bersangkutan tidak masuk ke gereja dan mungkin harus terus bertugas sampai orang tersebut dibaptiskan? Apakah ini yang kita lakukan?

 

Apakah Anda benar-benar ingin membangun persahabatan dengan orang itu? Atau apakah Anda memandang bahwa ini hanyalah suatu tugas yang tercakup di dalam pekerjaan pemberitaan Injil? Anda masih belum mengerti isi hati Allah jika Anda memandang bahwa pemberitaan Injil adalah semacam pekerjaan. Niat hati Allah adalah untuk membangun persahabatan yang kekal dan tak berubah. Jika Dia sekadar menyelamatkan Anda dan berhenti di titik itu, maka hidup ini tidak ada tujuan atau maknanya. 

 

ASAL USUL MALAIKAT

Setelah kita membicarakan tentang penciptaan Allah yang kelihatan secara kasat mata yaitu langit bumi beserta isinya dan tidak kalah pentingnya kita juga sudah mengulas secara detail dan mendalam tentang manusia yang adalah ciptaan Allah yang paling mulia dan sempurna. Kini gilirannya kita akan mengulas tentang ciptaan Allah yang tidak kelihatan yaitu "MALAIKAT".

 

Jarang para teolog, pengamat dan hamba-hamba Tuhan yang membicarakan tentang malaikat ini. Baik melalui kotbah, ceramah, atau di tempat kuliah. Mungkin karena malaikat adalah mahkluk ciptaan Allah yang tidak kelihatan maka uidak menarik untuk dibicarakan dan sekaligus tidak memprosentasikan bagi kehidupan manusia. Atau mungkin sebagian orang juga menganggap keberadaan malaikat itu semacam dongeng atau mitos saja. Jadi apalah manfaat dan faedahnya untuk dibicarakan, 

 

Kalau tidak menarik dibicarakan tetapi mengapa mahkluk ciptaan Allah ini banyak dituliskan dalam Alkitab. Menurut  pengamatan "Ryrie" dalam Alkitab ada sebanyak 265 kali malaikat disebutkan atau dituliskan yang terdiri dari 100 kali disebutkan di Perjanjian Lama dan 165 kali di Perjanjian Baru. Dengan bukti yang jelas ini maka tidak akan ada keraguan kita tentang keberadaan malaikat sebagai ciptaan Allah yang tidak kelihatan secara kasat mata.

 

Menurut penulis "Malaikat" adalah topik yang cukup menarik untuk dibicarakan, namun topik ini  jarang dibahas di mimbar gereja atau literatur agama. Akibatnya, kadang-kadang kebanyakan orang Kristen ditinggalkan dengan kekosongan yang menganga dalam pengetahuan mereka tentang malaikat, dan oleh karena itu mereka sering beralih ke media atau sumber lain yang kurang mendapat informasi untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka tentang makhluk surgawi ini. 

 

Pada zaman sekarang, seseorang tidak perlu mencari jauh-jauh untuk menemukan sejumlah besar informasi mengenai hal ini -- yang disalahpahami oleh penjaga surgawi. Sayangnya, sebagian besar "informasi" ini tidak lebih dari sekedar spekulasi, dan dengan demikian pencari yang tulus bingung tentang apa yang sebenarnya dikatakan Alkitab tentang malaikat.

 

Alkitab tidak secara khusus menyebutkan malaikat selama kisah penciptaan di Kejadian 1 hingga 2. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang asal-usul malaikat. Kapan Tuhan menciptakan malaikat? Alkitab tidak memberikan waktu yang tepat tetapi menawarkan rincian yang mengungkapkan periode umum dimana malaikat diciptakan. 

 

Pertama Alkitab mengajarkan bahwa para malaikat adalah roh-roh yang keberadaannya untuk melayani umat Allah. Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan, Ibrani 1 ayat 14. Dan dalam Matius 18 : 10, Yesus mengajarkan; Ingatlah Jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini karena aku berkata kepadamu ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah bapaku yang di surga. 

 

Karena salah satu tujuan malaikat adalah untuk melayani manusia, masuk akal jika malaikat ada sebelum Adam dan Hawa. Setidaknya pada hari ke 6 penciptaan. Selain itu setan datang dalam bentuk ular untuk menggoda Adam dan Hawa. Dalam Kejadian 3 karena setan adalah malaikat yang jatuh Yesaya 14 : 13, maka tentu malaikat telah ada sebelum pencobaan ini. Namun detail yang lebih tepat diberikan dalam Ayub 38 : 4-7 disana membaca, Di manakah engkau ketika aku Meletakkan dasar bumi, ceritakanlah Kalau engkau mempunyai pengertian. 

 

Siapakah yang telah menetapkan ukurannya, bukankah Engkau mengetahuinya atau Siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya. Atas Apakah sendi-sendinya dilantak dan siapakah, yang memasang batu penjurunya pada waktu bintang-bintang Fajar bersorak-sorak bersama-sama.

 

Dan semua anak Allah bersorak-sorai, kita menemukan bahwa malaikat disini digambarkan sebagai anak-anak Allah telah ada sebelum bumi dibentuk. Oleh karena itu mereka telah ada pada hari pertama penciptaan, dalam kejadian 1, tepatnya Kapan para malaikat diciptakan sulit untuk ditentukan. Karena waktu seperti yang kita pahami tidak ada sebelum tuhan meletakkan dasar bumi, mungkin saja mereka diciptakan tempat sebelum penciptaan bumi oleh Tuhan atau jauh sebelum itu. 

 

Dalam perhitungan waktu kita, kita tahu bahwa Malaikat ada pada hari pertama penciptaan dalam kejadian 1, mereka menyaksikan penciptaan dasar bumi oleh Tuhan, memuji Tuhan atas keindahan dan keagungan pekerjaannya. Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa malaikat diciptakan menurut gambar Allah seperti halnya manusia, Kejadian 1 ayat 26. 

 

Meskipun tampaknya mereka dapat mengambil bentuk fisik, Kejadian 6 : 4, 19 :1 baik Malaikat yang baik maupun yang jahat adalah makhluk yang diciptakan. Dan mereka tidak memiliki pengetahuan yang tidak terbatas Matius 24 : 36, mereka tidak bisa berada dimana-mana sekaligus dan mereka tidak sekuat Tuhan. 

 

Kata "malaikat" adalah terjemahan angelos Yunani dan malawk Ibrani, yang berarti "pembawa pesan" (Woods, 1986, hal 179; Girdlestone, 1973, hal 41). Jadi, kata itu benar-benar tidak mengatakan apapun tentang sifat keberadaan, tapi malah beralih ke fungsinya. Sifat utusan harus ditentukan dari konteks spesifik.

 

Terkadang, kata malaikat digunakan untuk utusan manusia (seperti yang biasa kita pikirkan tentang istilah itu). Hagai disebut sebagai "utusan Yehuwa [malawk]" (Hagai 1:13). Tuhan, melalui Maleakhi, menyebut seorang imam sebagai "utusan saya [malawk]" (Maleakhi 2: 7). Dan, Yohanes Pembaptis juga disebut sebagai "utusan" [malawk-3: 1]. Matius (11:10) juga menyebut Yohanes Pembaptis sebagai "utusan" (angelos).

 

Di sisi lain, kata malaikat sering digunakan untuk berbicara tentang seorang utusan spiritual -- yaitu seseorang yang tidak terdiri dari daging dan darah. Dalam berbicara tentang kata "malaikat," Guy N. Woods mencatat: Istilahnya beragam penggunaannya dalam Kitab Suci. Malaikat bersifat duniawi dan surgawi; Memiliki daging, demikian manusia; Bukan daging dan darah, dan karenanya makhluk surgawi, dan bukan manusia. Malaikat dari klasifikasi yang terakhir adalah roh, makhluk inkorporeal, dan karenanya tanpa karakteristik pria dalam daging 

 

Alkitab menyebut malaikat sebagai "roh" (Ibrani 1:14), dan Kitab Suci secara eksplisit mengajarkan bahwa roh tidak memiliki daging dan tulang (Lukas 24:39). Kita tahu bahwa utusan khusus ini tidak dapat menikah (Matius 22:30)/

 

 Malaikat menyembah dan melayani Tuhan (Yesaya 6: 2-3; Wahyu 22: 8-9), dan pada zaman kuno mampu mengambil rupa manusia saat mereka menyampaikan pesan untuk Dia (malaikat berbicara kepada Hagar untuk memberikan instruksi dari Tuhan-Kejadian 16: 10-12, seorang malaikat mengatakan kepada Maria bahwa dia akan melahirkan anak Kristus -- Lukas 1: 26ff; malaikat disebutkan oleh Stefanus dalam pidato pengadukannya yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 7: 38,53, yang merujuk pada Keluaran 19: 18-25 di mana Allah berbicara kepada Musa melalui malaikat selama pengembaraan di padang gurun). 

 

Dalam beberapa hal, malaikat bertindak atas nama orang Kristen. Penulis kitab Ibrani berkomentar: "Bukankah mereka semua roh yang melayani, diutus untuk melakukan pelayanan demi mereka yang akan mendapat keselamatan?" (1: 13-14). Akhirnya, malaikat bahkan membawa roh orang benar mati ke dalam keadaan kebahagiaan (Lukas 16:22).

 

Dalam banyak hal, malaikat benar-benar berbeda dari manusia. "Anak-anak Allah" (seperti yang kadang-kadang dikatakan oleh Kitab Suci) Ayub 1: 6; 38: 7) sering melampaui "anak laki-laki". Misalnya, mereka lebih kuat (2 Samuel 24:16), lebih cerdas (Daniel 9: 21-22), dan lebih cepat (Daniel 9:21) daripada manusia biasa manapun. 

 

Selanjutnya, mereka akan menyertai Kristus pada Kedatangan-Nya yang Kedua, "memberikan pembalasan kepada mereka yang tidak mengenal Allah dan bagi mereka yang tidak mentaati Injil Tuhan kita Yesus" (2 Tesalonika 1: 7-8). Makhluk surgawi ini ada untuk melayani dan memuji Pencipta abadi mereka. Menyadari superioritas mereka terhadap manusia di daerah tertentu, semakin menakjubkan bahwa mereka sepenuhnya mengabdikan diri pada pelayanan Tuhan sementara kita, yang adalah apel mata Tuhan, sering gagal untuk melayani dan mematuhi Yehuwa bahkan dalam tugas yang paling kasar sekalipun.

 

Namun, dalam beberapa hal kita manusia dapat berhubungan dengan malaikat karena seperti kita, malaikat cerdas (Daniel 9: 21-22; 10:14; Wahyu 19:10) dan memiliki emosi (1 Petrus 1: 12-berkeinginan; Ayub 38: 7-menyenangkan). Mereka juga memiliki kehendak bebas dan kemampuan untuk beralasan (Yudas 6; lih 2 Petrus 2: 4). Kita tahu bahwa, seperti manusia, malaikat bertanggung jawab atas beberapa jenis hukum surgawi, karena beberapa orang berdosa (2 Petrus 2: 4; Yudas 6), dan dosa adalah pelanggaran hukum (1 Yohanes 3: 4). 

 

Sayangnya, setiap kali mereka berdosa, mereka berada di luar rencana penebusan Allah, karena pendamaian Kristus tidak berlaku bagi mereka. Penulis Ibrani menyatakan: "Jangan kepada malaikat, apakah dia memberi pertolongan, tapi dia memberi bantuan kepada benih Abraham" (2:16). Namun sementara malaikat pemberontak tanpa rencana penebusan, Tuhan mempersiapkan satu untuk manusia (Efesus 2: 8-9; dkk.). Maka tak mengherankan jika pemazmur itu bertanya, "Siapakah orang yang Anda pandangi dia?" 

 

Alkitab menyebut malaikat Tuhan berjumlah ratusan ribu bahkan berjuta-juta. Oleh karena itu, malaikat juga sering disebut sebagai tentara surga.

Sebagaimana disebutkan dalam Wahyu 5:11, "Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa."

 

Dalam buku 'Malaikat, Iblis dan Roh-roh Jahat: Ciri Asas Kepercayaan Kristian' oleh Wawasan Penabur dijelaskan para malaikat diciptakan sebelum penciptaan dunia dan manusia. Ada dua ciri keadaan malaikat diciptakan, yaitu kudus dan bersifat makhluk


Selain itu, para malaikat juga memiliki sifat-sifat khusus yang membedakannya dengan makhluk lain, yaitu:


Bersifat pribadi yang mempunyai kecerdasan, perasaan, dan kemauan. Tidak maha tahu seperti Allah, namun melebihi manusia karena mempelajari firman Tuhan lebih cepat dan mendapat pengetahuan melalui pengamatan yang lama terhadap kegiatan-kegiatan manusia. Makhluk rohani yang bersifat roh. Makhluk yang bersifat abadi. Memiliki taraf lebih tinggi dari manusia di dalam urutan penciptaan. Makhluk yang kuat dan perkasa.


Berikut ini nama-nama malaikat Kristen beserta tugasnya dikutip dari buku 'Ministering Spirits The Angels of God' oleh Harvestime International Network.


Gabriel: Menyampaikan berita kedatangan Yesus. Mikhael:  Memimpin pasukan malaikat dalam perang melawan iblis. Rafael: Menghadirkan doa orang-orang kudus dan masuk ke hadirat kemuliaan Tuhan.Uriel: Mengawasi guntur dan teror. Yehudiel: Penolong dalam sakratul maut dan penjaga sakramen pengurapan orang sakit.Barachiel: Pelindung keluarga dan kehidupan pernikahan. Sealtiel: Penjaga Misa Kudus. Azrael: Bertanggung jawab untuk mengangkut jiwa manusia setelah kematian. Ariel: Mengawasi penyembuhan dan perlindungan hewan dan tumbuhan. Jeremiel: Membantu manusia dengan penglihatan waskita dan kenabian.

 

Dari tugas yang disandang oleh malaikat-malaikat tersebut maka tidak heran jika malaikat itu mahkluk yang kuat dan perkasa. Maka juga tidak heran jika banyak orang sering berkata aku bukan malaikat karena malaikat jauh lebih kuat, lebih perkasa, jauh lebih  tahu, lebih cerdas, lebih pintar dan lain sebagainya.

 

 

ASAL USUL SETAN

Kalau Langit bumi, Manusia dan Malaikat Tuhan yang menciptakan, sekarang yang menjadi pertanyaan apakah iblis, setan dan roh jahat itu juga Tuhan yang menciptakan? Sebelum menjawab pertanyaan ini, lebih dahulu kita jabarkan apa itu iblis, setan dan roh jahat dari mana asal usulnya.

 

Setan adalah makhluk dalam agama Samawi yang menggoda manusia untuk berbuat jahat. Pada awalnya, istilah "setan" digunakan sebagai julukan untuk berbagai entitas yang menantang kepercayaan iman manusia di dalam Alkitab Ibrani. Sejak saat itu, agama-agama Samawi menggunakan istilah "Satan" sebagai nama untuk Iblis. Di dalam bahasa Indonesia, istilah Satan berbeda maknanya dengan "setan". "Satan" (huruf besar) lebih condong kepada sang Iblis (diabolos), sedangkan "setan" (huruf kecil) lebih mengacu kepada roh-roh jahat (daemon). Perubahan makna itu terjadi karena setan tidak diterjemahkan langsung dari bahasa Ibrani, melainkan melalui bahasa Arab, sehingga terjadi pergeseran makna.

 

Tokoh yang dikenal sebagai "setan" pertama kali muncul dalam Tanakh sebagai seorang penuntut surgawi dan salah satu Anak-anak Allah yang tunduk kepada Yahweh. Ia menuntut bangsa Yehuda dalam pengadilan surgawi dan menguji kesetiaan para pengikut Yahweh dengan membuat mereka menderita. 

 

Selama periode intertestamental, setan berubah menjadi makhluk jahat dengan sifat-sifat yang amat mengerikan dan berlawanan dengan Tuhan (kemungkinan akibat pengaruh dari tokoh Angra Mainyu dalam agama Zoroastrianisme). Dalam apokrifa Kitab Yobel, Yahweh memberikan wewenang atas malaikat yang telah jatuh kepada Mastema untuk menggoda manusia agar mereka berbuat dosa, dan juga untuk menghukum mereka. 

 

Dalam Injil Sinoptik, Satan mencobai Yesus di gurun dan dianggap sebagai penyebab penyakit. Dalam Kitab Wahyu, Satan muncul sebagai naga merah besar yang dikalahkan oleh Malaikat Mikael dan dilempar dari surga. Ia kemudian terikat seribu tahun lamanya, tetapi sempat bebas sebelum akhirnya dikalahkan dan dilempar ke lautan api.

 

Dalam agama Kristen, Satan juga dikenal dengan sebutan Iblis. Walaupun Kitab Kejadian tidak menyebutkan namanya secara langsung, ia sering kali dianggap sebagai ular di Taman Eden. Pada abad pertengahan, Satan tidak memiliki peranan yang besar dalam teologi Kristen dan digunakan sebagai selingan lucu dalam sandiwara misteri. 

 

Pada periode modern awal, peran Satan menjadi semakin penting akibat tersebarnya kepercayaan akan kerasukan setan dan sihir. Pada Abad Pencerahan, kepercayaan akan keberadaan Satan dikritik habis-habisan. Walaupun begitu, kepercayaan akan Satan masih tetap ada, khususnya di Amerika. 

 

Sementara itu, dalam Al Quran, Iblis adalah makhluk yang terbuat dari api dan diusir dari surga karena ia menolak bersujud kepada Adam, dan ia juga membuat manusia berbuat dosa dengan menyusupi wasws ("pikiran jahat") ke dalam benak manusia.

 

Dalam kepercayaan Setanisme Teistik, Satan dianggap sebagai dewa yang dipuja atau dihormati. Dalam Setanisme LaVeyan, Satan adalah simbol kebajikan dan kebebasan. Penampilan luar Satan tidak pernah dideskripsikan di dalam Alkitab, tetapi semenjak abad ke-19 ia sering kali muncul dalam seni Kristen dengan tanduk, telapuk, kaki yang memiliki rambut tebal, dan juga ekor; ia juga sering kali telanjang dan memegang garpu rumput. Penggambaran ini merupakan perpaduan dari penampilan berbagai dewa pagan, termasuk Pan, Poseidon, dan Bes. Satan juga acap kali muncul dalam sastra Kristen, khususnya dalam buku Inferno karya Dante Alighieri. Satan sendiri hingga kini masih sering muncul dalam film, acara televisi, dan musikseperti Santo Nikolas seperti Sinterklas. 

 

Pada awalnya istilah "setan" dalam Kitab-Kitab Yahudi hanya digunakan sebagai kata yang bermakna "lawan" atau "penuduh", beberapanya dapat dilihat pada ayat (1 Samuel 29:4) di mana Panglima Bangsa Philistine takut bilamana Daud akan menjadi "Setan" (Lawan) mereka. Pada Kitab (Bilangan 22:22) Tuhan mengirimkan malaikat untuk menjadi "Setan" (Lawan) atas Bileam yang ikut pergi bersama orang-orang Moab yang berniat menyerang bangsa Israel.

 

Kata "setan" baru secara perlahan-lahan berubah maknanya menjadi "makhluk ghaib jahat" setelah agama Yahudi menyerap paham dualisme dari agama Zoroastrianisme di saat Israel dikontrol oleh Persia pada tahun 539-332 SM. Sebelum saat itu, agama Yahudi mempercayai bahwa segala hal yang baik maupun buruk seluruhnya berasal dari Tuhan. Namun ini menimbulkan polemik dan pertanyaan dasar akan teodisi. Bagaimana Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tega membiarkan kejahatan dan penderitaan ada. 

 

Para pemuka Yahudi pun mendapatkan solusinya setelah mereka menemukan sosok Angra Mainyu di dalam ajaran agama Zoroastrianisme. Angra Mainyu atau dikenal juga sebagai Ahriman adalah suatu entitas jahat yang terpisah dari Ahura Mazda, sosok Tuhan dan sumber dari segala kebaikan pada ajaran agama Zoroastrianisme. Konsep inilah yang kemudian menjadi pondasi terbentuknya sosok setan sebagaimana yang dikenal sekarang.[Pemahaman Kristen

 

Pada kitab Ayub, kata "Setan" beralih menjadi tokoh yang mempunyai peran seperti jaksa penuntut dalam peradilan langit. Setan menilai ketaatan Ayub yang dipuji-puji oleh Tuhan hanya karena Ayub selalu di-anak-emaskan Tuhan. Tuhan pun mengizinkan Setan agar dirinya menguji Ayub dengan merenggut harta miliknya Ayub asalkan ia tidak mencelakai Ayub. Setan pun melakukan seperti kata Tuhan, namun Ayub tetap taat kepada Tuhan. 

 

Di saat Tuhan kembali memuji-muji Ayub, Setan menawarkan tantangan lain. Setan yakin bila Ayub terluka secara fisik maka ia akan berpaling dari Tuhan. Tuhan pun mengizinkan Setan untuk mencelakai Ayub asalkan ia tidak membunuhnya. Namun Ayub tetap kuat ketaatannya pada Tuhan. Setelahnya Setan pun menghilang dari cerita ini.[ erut T.J. Wray dan Gregory Mobely, Ayub pada cerita ini adalah bentuk simbolik yang mewakili bangsa Israel yang telah mengalami berbagai penderitaan, seperti kehancuran Yerusalem dan deportasi pada masa Babilonia. Pada pencitraan ini setan belum sepenuhnya jahat dan hanya menjalankan tugasnya sebagai jaksa penuntut dibawah kewenangan Tuhan. 

 

Bentuk final dari Setan pada Perjanjian lama dapat ditemukan pada Kitab 1 Tawarikh, yang merupakan salah satu dari kitab-kitab suci Yahudi terakhir yang ditulis (pada sekitar tahun 300 SM). Kitab 1 Tawarikh menceritakan kembali kisah Daud yang sebelumnya telah ditulis pada Kitab 2 Samuel. Di dalam (2 Samuel 24), Tuhan yang marah mendorong Daud untuk melakukan sensus pada rakyat di Kerajaannya, namun pada kitab (1 Tawarikh 21:1) dikatakan bahwa Daud melakukan sensus karena dihasut oleh Setan. 

 

Pada saat ini Setan yang awalnya hanyalah sebuah istilah sederhana untuk mendeskripsikan segala jenis "lawan" atau "musuh", ntah dia itu manusia atau malaikat, akhirnya tumbuh menjadi sosok sumber kedengkian atau kejahatan. Konsep akan Setan ini terus berkembang di luar kitab-kitab utama Yahudi, periode yang kemudian dikenal sebagai intartestamental. 

 

Dalam agama Kristen, Setan juga dikenal dengan sebutan Diabolos () yang mana kemudian diserap ke dalam bahasa arab menjadi Iblis Setan dianggap sama dengan Ular pada (Kejadian 3) yang dilaknat Tuhan sehingga berjalan secara menjalar selamanya karena telah menyesatkan Hawa untuk memetik buah dari Pohon Pengetahuan Tentang Yang Baik Dan Buruk. 

 

Nama umum dari "Setan" dalam Alkitab Kristen adalah "Iblis". Dalam bahasa Inggris digunakan kata "devil" yang diturunkan dari kata bahasa Inggris Pertengahan devel, dari bahasa Inggris Kuno dofol, yang diambil dari istilah Germanik awal pinjaman dari kata bahasa Latin diabolus, yang sebenarnya berasal dari bahasa Yunani diabolos "pemfitnah (slanderer)", dari diaballein "to slander", "memfitnah": dia- "melalui" + ballein "menggulung".

 

 Dalam Perjanjian Baru, kata satan dan diabolos digunakan bergantian sebagai sinonim Beelzebub, artinya "Dewa Lalat", adalah nama hinaan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Baru untuk sesosok dewa Filistin yang nama asalnya mungkin adalah "Ba'al Zabul", artinya "Baal si pangeran".[ Kitab-kitab Injil Sinoptik mengidentifikasi Setan dan Beelzebub sebagai tokoh yang sama. Nama Abaddon (artinya "tempat kebinasaan") digunakan enam kali dalam Perjanjian Lama, terutama sebagai nama daerah dalam Sheol. Wahyu 9:11 menggambarkan Abaddon, yang namanya diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sebagai Apollyon, artinya "si pembinasa", sebagai sesosok malaikat yang memerintah Abyss. Dalam penggunaan modern, Abaddon sering disamakan dengan Setan.

 

Menurut doktrin Kristen Trinitarian, pada mulanya, Setan adalah malaikat Tuhan yang bernama Lucifer. Istilah "malaikat" berarti "utusan." Semua malaikat diciptakan oleh Tuhan. Kolose 1:16 mengatakan: "Karena di dalam Dia-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia." Lucifer diciptakan dengan keindahan yang sempurna sehingga ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling cantik. 

 

Ia dipenuhi hikmat sehingga ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terpandai. Dari seluruh malaikat yang ada di Surga, Lucifer-lah yang paling pintar, cantik dan berkuasa. Yehezkiel 28:12 mencatat: ".....gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah." Walaupun malaikat adalah makhluk yang indah dan berkuasa, namun mereka tidak boleh disembah karena malaikat adalah makhluk ciptaan Tuhan. Hanya Tuhan, Sang Pencipta saja yang patut disembah.

 

Kata Satan (dengan huruf besar) hanya digunakan dua kali di dalam Alkitab Terjemahan Baru (Wahyu 12:9, 20:2) untuk akar kata Yunani Satanas yang diterjemahkan menjadi "Iblis" di 34 tempat yang lain di Alkitab. Oleh karena itu sinonim "Satan" yang terdekat di dalam bahasa Indonesia adalah "Iblis".

 

Lucifer dan Beelzebul adalah dua nama lain yang disebut di dalam Alkitab yang sering kali dikaitkan dengan Satan. Nama "Lucifer" di dalam teologi Kristen diidentifikasikan dengan "putera Fajar" di dalam Yesaya 14:12 yang dikaitkan dengan "pemfitnah" dalam bagian lain di Perjanjian Lama. Beelzebub atau Beelzebub adalah nama dewa orang Filistin (lebih tepatnya sejenis Baal, dari kata Ba'al Zebb, yang artinya "Dewa Lalat") dan juga digunakan di Perjanjian Baru sebagai sinonim untuk Satan.

 

Selain itu Satan juga digambarkan sebagai ular dan naga (ular naga) dan banyak lagi. Di dalam kisah Kejadian, Satan diidentifikasikan sebagai ular yang membujuk Hawa untuk memakan Buah Pengetahuan yang Baik dan yang Benar. Wahyu 20:2 menyebut bahwa "si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. 

 

Menurut agama Kristen, setan (iblis) adalah malaikat yang memberontak kepada Allah, sehingga dibuang dari surga dan kemudian berkeliling (Ayub 1:7) sementara setan adalah sebuah sifat menghasut manusia untuk berbuat buruk dan durhaka.

 

Ada perbedaan antara ajaran  agama Islam dengan Kristen menurut Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya, bahwa sebelum manusia diciptakan, Allah telah menciptakan mahluk yang disebut dengan Malaikat dan Jin. Kedua mahluk ini sama-sama tertutup dan tidak mempunyai bentuk nyata atau Unseen. Malaikat diciptakan dari nur, sedangkan Jin diciptakan dari api. Sebagaimana firman Allah swt. Dalam Q.S. al-Hijr ayat 27 yang artinya: "Dan kami ciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas" Begitu juga dalam Q.S. Ar-Rahman ayat 33, yang artinya: "Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. 

 

Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)". Komunitas jin yang dimaksud pada ayat di atas tidak selalu mengandung pengertian setan yang menjadi musuh manusia, tetapi jin yang merupakan mahluk Allah yang diciptakan dalam dimensi yang berbeda yang ada di luar diri manusia, dan dia tidak punya kuasa apa pun terhadap diri manusia. Karena sesungguhnya jin yang berarti setan atau iblis yang menggoda manusia itu adalah jin kafir yang mampu masuk ke dalam diri manusia itu sendiri

 

Sementara Di dalam Alkitab bahasa Indonesia bagian Perjanjian Lama kata "iblis" hanya dipakai di 3 kitab, yaitu Kitab 1 Tawarikh, Kitab Ayub, dan Kitab Zakharia, yang merupakan terjemahan kata bahasa Ibrani: (syatan atau "Setan"), yang berarti musuh. Di bagian Perjanjian Baru, setan disebutkan berusaha membawa manusia jauh dari Allah, malahan mencobai Yesus Kristus meskipun gagal dan akhirnya undur dari Yesus. Karenanya setan disebut sebagai musuh atau lawan bagi orang-orang Kristen. Kata setan dalam bagian Perjanjian Baru ini diterjemahkan dari bahasa Yunani: (diabolos, artinya "pemfitnah', "penghasut") yang dalam bahasa Inggris disebut devil. Bahkan dia disebut sebagai "Bapa segala dusta" (Yoh 8:44).

 

Kata Satan hanya dua kali ditulis di Alkitab, yaitu di Wahyu 12:9 dan Wahyu 20:2, yang merujuk kepada kata Satanas dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan menjadi kata Iblis dalam 34 ayat lain di Alkitab. Karenanya sinonim untuk kata Satan yang terdekat dalam bahasa Indonesia adalah Iblis. 

 

KESIMPULAN

Dari uraian diatas maka terlihat jelas bagauimana kelebihan dan kekurangan manusia dibanding dengan malaikat. Bersyukur kita kita diciptakan oleh Tuhan sebagai manusia. Manusia adalah puncak ciptaan dari Allah itu sebabnya manusia adalah ciptaan yang paling agung dan mulia. Bahkan manusia diciptakan segambar dengan sang pencipta itu sendiri. Artinya Allah memprosentasikan diriNya kepada manusia, agar manusia bisa melakukan seperti sang pencipta lakukan.

 

Kapan tepatnya Allah menciptakan para malaikat hal ini masih menjadi perdebatan, namun satu hal yang pasti kita harus ingat bahwa Allah tidak pernah menciptakan hal buruk seperti Satan atau Iblis.


Setan tetaplah seorang malaikat dia tidak sekuat Tuhan, pun malaikat jauh lebih kuat daripada manusia dan memiliki pengetahuan yang lebih besar. Malaikat memahami Alkitab dan dunia dan mereka percaya pada nubuatan Allah Yakobus 2 : 19 dan Wahyu 12 : 12, bahkan para malaikat yang jatuh yang membenci Tuhan. 

 

Seperti halnya ateis, mereka tahu bahwa Tuhan itu ada, Malaikat juga memahami kemanusiaan dengan sangat baik, mereka tidak perlu mempelajari masa lalu karena mereka telah mengalaminya. Jumlah malaikat terbatas dan mereka tidak berkembang biak, malaikat yang diciptakan pada awal waktu masih bersama Tuhan dan iblis yang jatuh pada awalnya. Masih Jatuh, hal terpenting yang dapat kita pelajari dari para malaikat Kudus adalah ketaatan mereka kepada Allah, 1 Korintus 11:10 dan pandangan mereka yang benar tentang dia Yesaya 6 : 3. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun