Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepercayaan Tradisional Suku Batak Karo: Memahami Warisan Spiritual Pra-Kekristenan dan Pendekatan PI

6 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 6 Juni 2024   11:27 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kepercayaan tradisional suku Batak Karo: Memahami warisan spiritual pra-Kekristenan & pendekatan PI. (Sumber gambar: medan.tribunnews.com)

Pendahuluan

Tentulah secara umum kita sepakat bahwa di setiap suku-suku yang ada di Indonesia memiliki berbagai aliran-aliran kepercayaan yang beragam.

Baik di pulau-pulau besar maupun kecil yang ada di sepanjang hamparan khatulistiwa Indonesia, seperti pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan masih banyak lagi.

Teristimewa di pulau Sumatera Utara ada begitu banyak suku-suku yang mendiami pulau tersebut. Pun demikian kepercayaan-kepercayaan di pulau Sumatera Utara, ada beragam banyaknya.

Suku Batak Karo misalnya, sebelum menerima dan memercayai kepercayaan (agama formal) Kristen.

Untuk mengetahui kepercayaan Batak Karo sebelum Kekristenan masuk di suku tersebut, ada baiknya kita melihat dulu beberapa pandangan menurut para ahli yang mengartikan apa itu kepercayaan? Seperti apa kepercayaan Batak Karo?

Koentjaraningrat mengartikan kepercayaan sebagai adanya Yang Maha Tunggal (Tuhan) atau sebagai Penguasa Tunggal yang ada di bumi ini.

Sebagai contoh kepercayaan, menurut Rijoatmodjo, pada suku Batak terdapat tiga tingkatan kepercayaan; tingkatan pertama percaya akan adanya Sang Pencipta Alam. Sang pencipta ini bersemayam di langit yang tinggi.

Tingkatan kedua, tempat berdiamnya Batara Guru, Soripada, Manggala Bulan, dan tingkatan ketiga tempat bersemayamnya para dewa dan ruh.

Dalam masyarakat Karo khususnya, tingkatan kepercayaan ini, tingkat pertama disebut dengan Guru Butara, tingkat kedua disebut Tuhan Padukah ni Aji dan tingkat ketiga disebut Tuhan Banua Koling. Ketiganya disebut Satu Dibata (Tuhan Yang Esa).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun