"Susah Pak", jawab Halim.
"Yang lain tetap di atas", tiba-tiba Ardin dan Halim sudah menyebur ke aliran sungai yang tampak dalam ini. Mereka berenang lincah dan mencoba mendorong miring rakit kami.
Tiba-tiba "byur...", teman saya Fikri ikut mencebur masuk ke sungai.
"Woii... siapa itu nyebur"
"Fikri", teriak kami.
Ardin cepat mencari. "Fikri cepat naik, jangan ikut nyebur" teriak Ardin.
Fikri yang sempat tidak terlihat baik di air maupun di atas rakit akhirnya muncul ke permukaan sungai dan segera kami tarik lagi ke atas rakit.
Akhirnya rakit kami tergeser juga. Beratnya menggeser rakit kami ini karena dorongan air yang kuat dari arah belakang dan rakit kami tertahan oleh dua batu besar. Gelap malam ini memang membuat batu-batu besar nan hitam juga ini tidak terlihat jelas walaupun menggunakan senter.
Setelah rakir berjalan normal, mulailah kami interogasi Fikri.
"Ngana tadi tajatuh atau sengaja nyebur" tanya kami.
"Sengaja pak, saya mau bantu dorong rakit".