Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Salah Siapa?

21 Desember 2019   15:11 Diperbarui: 21 Desember 2019   15:17 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya tidak bisa menanggapi keduanya, juga ketika Bang Kumis menceritakan bahwa ia sempat turun melalui jalan setapak di kebun jati yang berseberangan dengan turap yang kokoh untuk melihat kondisi badan turap yang masih berdiri tetapi ada satu retakan hingga ke bawah.

Sementara suhu gerah menerpa warung proyek yang berjarak sekitar lima puluh meteran dari turap yang roboh. Keringat mengalir deras dari dahi dan sebagian badan. Kaus kerah saya basah.

Saya meraih gelas kopi. Saya ingin menyeruput sedikit untuk menelan sebagian kepanasan kepala dan kekosongan pikiran saya.

Sebelum singgah ke warung, saya juga turun ke sana untuk mengukur panjangnya turap yang roboh. Sekitar dua puluh meter. Dan sekitar 90 kubik pasangan batu belah dan batu bulat atau 192 ton turap itu tamat riwayatnya dengan didului timpaan dan suatu getaran. Saya benar-benar ingin menelannya melalui seruputan kopi.

Turap yang roboh itu berarti pula akan memperpanjang masa pekerjaan Cut and Fill karena sisa potongan tanah belum bisa ditimbunkan ke bagian turap yang belum terpasang lagi. Pekerjaan Cut and Fill di lahan lokasi seluas lebih dari 12 hektare ini sudah berlangsung sejak lima bulan saya belum bergabung.

Dua bulan lalu atau lima bulan pekerjaan Cut and Fill dilaksanakan, saya menanyakan perihal sisa pekerjaan itu, jawab Pak Odang, "Tinggal sedikit." Jawaban serupa juga disampaikan oleh Sarwan dan Bu Lia.

Ketiganya tidak pernah secara terbuka memberi tahu mengenai luasan secara perencanaan melalui peta lokasi. Meski begitu, saya pernah menengok selembar peta lokasi yang selalu dibawa Pak Odang dalam tas kulit buluknya.

Saya teringat pada kata-kata Sarwan ketika saya baru tiba di rumahnya yang akan saya tempati sementara. Katanya, pekerjaan Cut and Fill sudah biasa dikerjakannya. Peralatan ukur sudah dibelinya, dan sudah ada orang yang mengelolanya, bahkan berpengalaman puluhan tahun, yakni Pak Odang.

"Sekarang tim kita sudah lengkap, Ji," pungkas Sarwan tempo hari.

Saya hanya tersenyum karena lambatnya pekerjaan Cut and Fill tetapi "sekarang tim kita sudah lengkap". Apalah gunanya "lengkap", jika pekerjaan awal itu saja belum rampung sampai melewati waktu lima bulan. Lha wong dulu saya pernah mendapat informasi dari kawan lainnya mengenai waktu untuk pekerjaan Cut and Fill yang hanya 2,5 bulan di lahan 14 hektare, bahkan cukup 1 minggu di lahan 1 hektare.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun