Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sebuah Upaya Membunuh Bapak Kandung

12 Desember 2019   23:40 Diperbarui: 12 Desember 2019   23:44 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sarwan, Bu Lia, dan Pak Odang pasti tidak mengetahui gelagat atau motif saya beberapa hari terakhir ini. Handoko juga, apalagi saya tidak membawa apa pun yang layak dianggap sebagai inspirasi, semisal buku "Detektif Melayu"-nya SGA.  

Setiap Pak Demun datang ke lokasi, saya selalu mencari tahu tentang siapa saja yang diajaknya. Kalau istrinya diajak, saya tidak perlu curiga. Saya percaya bahwa istrinya yang juga renta itu mustahil tega berbuat tidak benar terhadap suaminya alias Pak Demun.

"Akhir-akhir Bapak kok selalu mengamati kantor pemasaran?"

"Cuma kebetulan saja, Bang Kumis. Kebetulan nongkrong di warung dan bisa melihat kantor pemasaran."

"Naksir Zaenab, ya?" Mbak Yatmi ikut bicara.

"Bisa jadi masalah besar, Mbak."

Pada kesempatan lain, kalau seorang menanyakan perihal keingintahuan saya, alasan saya hanya satu dan logis, yaitu berjaga-jaga kalau ada apa-apa terjadi pada Pak Demun.

"Kakek delapan puluh tahun, ngomong saja sudah lamban dan gemetaran, bagaimana kalau tiba-tiba ambruk di lokasi?"

"Iya juga, ya? Siapa yang bisa langsung menolongnya kalau datang hanya dengan sopirnya, ya?"

"Nah itu! Masih ingat peristiwa robohnya di bawah pohon jati itu, 'kan?"

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun