"Waduhh. Terimakasih banyak nggih, Pak. Berarti saya ketiduran dari tadi di gubuk bambu ini."
"Bukan gubuk, Mas. Ini makam umum Kaliurang."
Seketika aku menyadari kalau tempat yang kududuki adalah sebuah bongkahan batu besar. Kulirik kanan-kiri, membuatku terperanjat! Ada puluhan nama almarhum-almarhumah tertulis pada kayu yang tertancap pada makam yang letaknya tepat di pinggir jalan raya ini.
*NB : Tokoh dan lokasi dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!