Mohon tunggu...
Gilank Alvie
Gilank Alvie Mohon Tunggu... lainnya -

saya pemurung dan tak banyak bicara, you better run !! @gilankalvie24

Selanjutnya

Tutup

Drama

Lullaby Tidur untuk Jingga

16 Februari 2014   00:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" bagiku kau bintang, selayak puisi

tetaplah disini peri kecilku..

bagiku kau bintang, selayak puisi

temani aku selamanya,

selamanya.."

- S o7

***

malam berlalu seperti biasa dipertengahan bulan ini

selalu diguyur hujan tiap dini hari,

walaupun siangnya itu rasanya seperti disengat panasnya api neraka

ya, jakarta memang selalu seperti itu

aneh , kadang mengerikan dan terlalu sering menyebalkan..

jam di dekstop perlahan melaju menuju pukul dua

akhirnya pekerjaan yg memaksa saya tidak tidur beberapa hari ini selesai sudah

beberapa gambar pesanan teman sudah selesai dibuat

juga beberapa tulisan konyol yg akan dimuat di media zine mereka..

dibulan ini juga , beberapa malam ini saya selalu ditemani cahaya kerlip dari mobil abu abu sialan yg biasa lewat sekitar jam segini,

entah siapa orang gila yg akan celaka sebentar lagi,

juga siapa setan sialan yg tega mencepu itu

risih memang, melihat otoritas keamanan sial macam itu mondar mandir tiap malam di daerah rumah saya yg memang terkenal sepi,

siapa yg menjadi target operasi mereka pun saya tidak tahu dan tak pernah mau perduli juga, tapi semoga saja bukan salah satu dari teman baik saya,

semoga..

dan sialnya, terlalu memikirkan hal buruk tadi sampai sampai membuat saya tidak menyadari cangkir kopi yg sedari tadi menemani saya ternyata sudah kosong, pantas saja dia berteriak lantang seolah-olah menagih untuk kembali terisi

dengan cepat saya nyalakan ketel listrik dimeja kerja,

mengambil sebatang rokok dan membiarkannya menyala seterang mungkin

duduk bersandar melepas lelah

dilanjutkan memasang headset ditelinga dan mencoba mengerti apa yg dilakukan Jupiter Aryo verijantoko dalam lagu hujan,

entah bernyanyi atau apa..

" mulai terbayang lagi

pecah pecahan cerita melekat

mulai merangkai angan, menyusuri beling beling kenangan

begitu banyak gembira, hanya kecewa tertanam dihati

ku tunggu lama hingga hujan reda

melamun lama hingga hujan reda

belum terdengar nada nada reda

ku akan pergi saat hujan reda.."

- Hujan , Koil

dan seperti biasa, sekitar sekarang ini

bayang absurd itu datang

seorang gadis kecil berkepang dua dengan rambut kecoklatan berjalan menyeret sebuah boneka hello kitty besar

ya, itu adalah salah satu alasan kenapa ia terlihat absurd

anak sekecil itu, boneka sebesar itu..

saya pecahkan bara dan berjalan menghampirinya yg kini tengah duduk dimuka pintu menunggu saya

saya angkat badan mungilnya itu lalu menggendongnya menuju kamar mandi

agak lucu mendengar entah apa yg ia katakan

menceracau tak jelas ,

persis ibunya ketika bangun tidur

maksudku ketika ingin tidur ,

atau mungkin kedua duanya..

dia bidadari kecil saya,

mentari senja terindah..

Jingga,

dia putri lucu saya

jam segini dia memang selalu seperti ini

selalu minta ditemani puppy..

***

" rasa sesal di dasar hati diam dan tak mau pergi

haruskah aku lari dari kenyataan ini

pernah ku mencoba tuk sembunyi

namun senyummu tetap mengikuti.."

- yang terlupakan, Iwan fals

apa ada yg lebih menyenangkan disore hari selain menikmati senja yg sederhana itu sambil menikmati secangkir kopi hitam kental manis pekat,

dan agak menyalak ditenggorokan ketika asap tembakau itu menyatu dikerongkongan

sambil menulis beberapa catatan harian

mungkin bisa disebut sebaris rima yg penuh luka..

jingga perlahan keluar dari dalam rumah

mendekati teras tenpat saya berada

mengambil secarik kertas, lalu mengeluarkan beberapa crayon di saku bajunya

kemudian mulai melukis dengan kesederhananaannya

saya tahu apa yg dia rasakan,

yg tak jauh berbeda dengan apa yg sekuat tenaga coba saya pendam

lelaki kurus, bidadari cantik itu dan tentu saja malaikat kecil berkepang dua

saya rasa saya kenal dengan mereka yg ada dalam lukisan itu..

"ayah,

ayah ga kangen bunda.."

ucapnya pelan, membuat saya terhentak diam dan sebisa mungkin menjawab "tidak.."

berhenti sebentar dari pekerjaannya,

meninggalkan lukisan yg hampir selesai

dengan mata yg nanar itu menatap mata saya

" tapi ayah,

wajahmu itu.."

***

"Ive got the best thing in the world, Coz I got you in my heart

And this screw little world, lets hold hand together

We can share forever,

Maybe someday the sky will be coloured with our love.."

- the best thing, Mocca

hari itu saya putuskan untuk pulang lebih awal

meninggalkan tugas yg menumpuk

dengan bermodal wajah lemas ijin pulang dari tempat terkutuk itupun saya dapatkan

hari ini saya rindu sekali pada malaikat kecil saya dan ingin segera menghabiskan waktu untuk bermain main bersamanya,

walaupun hujan sempat mengguyur seluruh kota dan menghadirkan traffic jam dimana mana

saya tak perduli..

ada kalanya cinta itu tak lagi dapat menghadirkan kebahagiaan

seperti radiasi nuklir di naga saki

benar benar membakar dan mengeliminasi derai tawa yg terakhir

saya berani bertaruh pasti semua orang pernah merasakannya

ketika cinta, harapan dan kenyataan tak lagi sejalan..

dan Jingga,

mungkin hanya dia satu satunya alasan saya masih dapat tersenyum sejauh ini..

terlebih saat menyaksikan moment langka ini,

melihat ia menari dan bernyanyi bersama teman temannya

mendengar suaranya yg terdengar renyah dan lucu..

jingga belum merasakan kehadiran saya di balik jendela

sebuah taman kanak kanak tak jauh dari rumah

saya putuskan untuk memesan kopi sambil menunggunya pulang

duduk dibawah pohon sawo tua sambil membaca the stranggernya, Albert Camus .

***

waktu berlalu begitu cepat, tak terasa sudah jam tiga

anak anak kecil di ruangan itu mendadak sepi

menutup mata rapat sambil berdoa

saya yg sedari tadi duduk dibawah pohon menghabiskan secangkir kopi dan beberapa batang rokokpun perlahan bangkit memasuki lorong gedung

dia sama terkejutnya dengan saya,

sambil berlari kecil ketika keluar kelas

dengan senyum lebar yg manis itu

saya sambut dengan uluran tangan dan mengangkatnya tinggi tinggi

"ayah ga kerja"

tanyanya sambil menghadiahi beberapa kecupan dipipi saya

"enggak sayang,

kangen banget soalnya sama kamu"

balasku sambil mencubit pipi besarnya lalu berjalan mengendongnya keluar

jingga masih terus bercerita tentang ini dan itu

agak pusing mendengarnya, lidah gadis ini pendek, seperti saya

jadi bicaranya pun agak terpeleset..

"ayah udah lama.."

"enggak sayang cuma dua jam" jawabku sambil tertawa

"maap yah maap hihi, aku ga tau kalo ayah jemput.." ucapnya manja

++ dua jam, ya dua jam

itu bukan apa apa, saya pernah menungui ibunya yg tengah tertidur sepanjang malam hanya melalui saluran telfon, merasakan nafasnya dan menikmati dengkurannya yg mengalun seperti alunan lagu lagu termerdu..++

***

" cinta itu menjadi tidak berguna ketika ia hanya menjadi alasan untuk merasakan luka

menjadi belati yg menusuk dihati

dan saat kau rasakan itu, lepaskanlah

biarkan dia terbang mencari kebahagiaannya sendiri

tanpa dirimu lagi..

lalu bagaimana dengan dirimu, dan kenanganmu..

SEMOGA TERBAKAR HINGGA ARANG TERAKHIR.."

malam itu, hujan terakhir jatuh menetes didahan angsana tua

entah kapan tepatnya dia tersambar petir,

menyisakan dahan dan ranting yg hangus kehitaman

didalam rumah jingga masih terus berpose didepan saya, minta di foto katanya

dengan piyama biru bercorak bunga bunga, cantiknya..

tapi setelah itu ia berlari lagi, entah kemana

mungkin mencari kaus kaki yg memang selalu ia kenakan ketika hendak tidur

saya kembali pada pekerjaan saya yg sempat terhenti

membuat sebuah sketsa hitam putih seorang wanita yg tak akan pernah lagi dapat saya miliki

dan mungkin, melukisnya dalam selembar kertas putih ini adalah satu satunya cara yg bisa saya lakukan untuk dapat menjumpainya, walaupun pada kenyataannya itu malah membuat hati saya semakin remuk..

"we've been such for a long long time just tryin' to kill the pain

but lovers always come an lovers always go an' no one really sure who's lettin' go today, walking way..

cause' nothin' lasts forever and we both know hearts can change

and it's hard to hold a candle, in the cold november rain.."

-Guns n' Roses, november rain

Jingga nampak sangat kelelahan setelah berjuang keras menghabiskan sepiring besar mi goreng kesukaannya, sambil mendongakan kepalanya keatas dan menepuk nepuk perut buncitnya itu

lucu sekali dia..

saya hampiri lalu mengendongnya menuju kamar tidur

" ayah aku kangen bunda "

ucapnya tepat didepan telinga, membuat langkah saya terhenti tapi berlagak tuli saya berjalan lagi

"ayah ga kangen bunda yah"

ucapnya lagi tapi saya hanya terdiam

sambil merebahkannya diranjang dan mengolesi tubuhnya dengan minyak telon

menundukan kepala, lalu memberanikan diri menatap wajah mungilnya itu

"tadi jingga liat hp ayah bunyi? itu bundakan yah? kenapa ga diangkat lagi??

ayah masih marah sama bunda.."

saya hanya tersenyum sambil terus membelai poni coklatnya

"ayah ga pernah marah sama bundamu jingga, ga pernah

ayah cuma ga bisa aja dengar suaranya lagi" balasku parau

"kenapa" tanyanya lagi dengan wajah yg semakin sayu

"kamu harus tahu ini jingga,

tentang rasa sakit yg tertahan, tentang rindu yg menusuk seperti duri

kamu harus terus melangkah,

bukan untuk pergi, tapi untuk perasaanmu sendiri

disana kamu akan melihat apakah dia akan tetap mengikutimu atau malah menjauh

kadang dalam sebuah hubungan itu ada hal hal perih yg harus dilalui untuk menjadi dewasa

kamu nanti juga akan mengerti ini sayang, sekarang tidurlah hari sudah malam.."

"tapi ayah,

ayah masih sayangkan sama bunda.." risaunya

"hari ini, kemarin dan yg akan datang tidak akan pernah sama jingga,

walaupun kita masih tetap dapat merasakannya .

ayah senang melihat ibumu bersama orang lain,

melihatnya tertawa dan mengetahui ia kini menjalani hari hari dengan normal seperti gadis gadis lainnya

tidak seperti saat bersama ayah.."

ada kerikil cair disana,

disela sudut matanya yg bening itu

ketika ia perlahan bangkit dan duduk dihadapan saya

"aku sayang ayah.."

ucapnya terbata sambil memeluk saya,

memberi kehangatan atas kebekuan yg selama ini saya rasakan

"kamu tahu jingga,

saat ayah dan bunda bersama, kami mengawalinya dengan satu alasan

dan ketika kami memutuskan untuk berpisah

kami mengakhirinya dengan satu alasan pula..

kadang orang yg paling kita inginkan adalah orang yg akan membuat hidup kita menjadi jauh lebih baik ketika tak lagi bersamanya.."

***

perdebatan saya dan jingga berakhir dalam kesunyian

ia telah dikalahkan oleh rasa kantuknya sendiri

saya pandangi wajah lucunya sebelum menutup pintu kamar

dia cantik sekali, persis ibunya

bahkan lebih menurut saya

jika Juliana adalah lukisan karya salvador dali

dan Jingga, dia adalah Mona Lisa

saya berjalan keluar menuju teras, meninggalkannya yg tengah tertidur sambil memeluk boneka elmo peninggalan ibunya

dengan earphone ditelinga dan slayer menjadi lullaby tidurnya

saya juga tak mengira lagu itu dapat mengantarnya terlelap, karena biasanya cradle fith, finger dead punch atau dead squads lah yg mengalun ditelinganya..

aneh memang, tapi percayalah

ular tak akan pernah melahirkan kucingkan

dan dia anak saya..

diteras luar sayapun tak jauh berbeda, berhadapan dengan segelas besar kopi sambil merokok

saya lanjutkan memasang earphone dan memilih lagu

sudah lama tak mendengar yas bernyanyi, dan saya kira teriakannya cocok untuk suasana malam ini..

"lepaskan semua yg mengikatmu hari itu dan masa lalu

tak ada arti jika mengingatnya lagi

buang semua yg terindah yg kita lalui bersama

tak mungkin kembali dan tak mungkin kembali.."

- Alone at last, kisah jejak terhina

tak terasa cangkir kopi sudah kosong, asbakpun sudah penuh

itu tandanya saya sudah terlalu lama melamun disini

saya putuskan untuk kembali kekamar mengambil sedikit amunisi yg tersisa

tapi betapa kagetnya ketika melihat dimeja terselip sebuah amplop merah muda

"jingga, sejak kapan ia menaruhnya disini.."

saya duduk dan perlahan membuka surat itu

dan mulai membacanya itu dengan seksama..

+++++

" to my beloved daddy,

ayah aku kangen bunda, kangen saat dia ada

mengantarku sekolah, menyuapiku makan

menyenandungkan lagu sebelum aku tidur

apa ayah ga kengen bunda..

aku ingat saat ayah menasehati om lucky dulu

jadi lelaki itu ga boleh cengeng, kalau sayang sama seseorang ya harus berani berjuang untuk membahagiakannya

dan jadilah alasan untuk dia tetap bersamamu, ingat itu ayah..

aku juga ingat waktu ayah membentak om tedi waktu dia patah hati dulu

kata ayah cinta itu harus memiliki, begitu kata ayah

kejar, kejar , kejar cintamu sampai bendera kuning berkibar

bukan malah berhenti hanya karena melihat janur kuning melambai

ingat ayah pernah mengatakan itu..

ayah, i know your my best daddy

but you look like the big loser, the big fat liar..

ayah selalu bisa menyemangati teman teman ayah tapi selalu gagal menyemangati diri ayah sendiri

ayah aku kangen bunda, kangen matanya, bibirnya, hidungnya, rambutnya, suara merdunya

tapi aku tahu ayah, aku tahu..

i love you ayah, all of my hearts.."

+++++

sial benar anak ini,

ini adalah hal paling konyol dan keterlaluan yg pernah saya temui

saya sangat berterima kasih pada bidadari cantik yg telah melahirkan malaikat kecil ini untuk saya

tapi tidak begini juga,

saya juga tahu ibunya sangat menyukai pelajaran bahasa bangsa opurtunis ini waktu sekolah dulu

tapi jingga masih terlalu kecil dan konyol melihat ia menggunakan bahasa alien seperti ini

saya heran umurnya belum genap lima tahun tapi bicara dan pola fikirnya sudah terlalu tua

ini mungkin karena kebodohan saya membiarkan ibunya mendoktrin pikiran dan membiasakan bahasa buruk ini dirumah dulu

saya kesal sekali, agak tersinggung juga

saya kembali menyalakan rokok,

menikmati sesak saat perlahan batuk bersahutan keluar

sudah beberapa bulan batuk ini tak kunjung reda,

saya tahu ini salah tapi selain merokok memang apalagi yg bisa saya lakukan

saya kembali memikirkan surat itu,

cinta itu harus memiliki ya,

terdengar seperti nasihat mario teguh

cinta itu tak harus memiliki ya,

terdengar seperti omong kosong klasik..

mungkin ini akan terlihat seperti penjelasan super naif

tapi saya pikir kedua duanya sama sama benar dan mungkin juga sama sama salah

kamu perlu tahu ini jingga,

seperti bunga hitam dalam persembahanku berteriak

"bunuhlah bunga hitamku ini bila tak kunjung layu

bila aroma wangi bunganya mengganggu deru nafasmu.."

ayah tak tega melihat ibumu menderita sayang

karena hari hari bersama ayah terasa begitu menyiksanya

membuatnya mengalienisasi diri dari kehidupan sekitar

dan memaksanya terus hidup dalam etalase terpisah..

kamu itu perempuan nak,

kamu tak akan pernah tahu seberapa dalam seorang pria merasa menderita

karena apa yg dia tunjukan sangat berbeda dengan apa yg dia rasakan..

saya berjalan keluar, dengan niat mencari udara segar

tapi betapa kagetnya, ketika mendapati putri kecil saya tengah menangis sambil memeluk boneka kesayangannya di depan pintu

saya berlari lalu memeluknya erat,

"kenapa sayang.." tanyaku gelisah..

"ayah jingga kangen bunda.." jawabnya terisak

membuat dada ini terasa begitu sesak,

seperti ditikam pisau yg sama yg pernah di tusukan ibunya di akhir hujan di bulan november,

tepat sepuluh malam

jingga masih terus menagis, terdengar begitu perih

membuat dada ini bertambah sesak, seperti dililit ular

membuat saya merasa bodoh sekali saat melihat orang yg saya sayangi menangis seperti ini

dulu ibunya, sekarang dia

tuhan ampuni saya..

saya mulai memberanikan diri menyeka air matanya

tapi dia masih terus menangis

terdengar bertambah perih

"jangan menagis lagi jingga, gadis secantik kamu tidak pantas untuk menangis.."

apa kamu fikir air mata itu akan membuatmu merasa jauh lebih baik

seperti yg pernah ayah katakan,

jangan pernah menjadi anak yg cengeng ,

karena air mata itu tak akan menyelesaikan apapun

tak jua masalahmu

kita adalah orang yg sama nak,

kita adalah orang yg sama sama dipasung oleh kenangan dan selalu menyerah pada keadaan daripada memilih untuk bangkit dan melawan

selalu takut untuk berlari dan selalu memilih terdiam ditelaga masa lalu untuk berharap pada rasa nyaman di hari itu yg jelas jelas sudah tidak ada lagi

dan jingga itu harus kamu lawan..

kamu harus percaya dia sudah bahagia disana

dengan seseorang yg bisa selalu menjaga dan membuatnya tertawa

dan yg paling penting adalah orang yg selalu bisa ada disampingnya saat seluruh dunia serasa seperti meninggalkannya

tidak seperti ayahmu ini nak,

yg bahkan untuk menatap matanya saja tak mampu

mengertilah, kesempatan ayah sudah habis

dan milik ayah juga sudah tidak ada lagi

jangan menagis lagi,

kamu harus kuat..

kelak kamu akan tumbuh menjadi gadis dengan sejuta pesona

kamu cantik dan pintar seperti ibumu,

kamu bisa nari, kamu bisa nyanyi, kamu pandai melukis

dan yg paling penting kamu dapat membuat orang disekelilingmu merasa nyaman

kamu lucu dan riang..

sekarang tidurlah,

aku menyayangimu dengan seluruh kenangan tentang kau dan ibumu

tidurlah,

dan damailah dalam kenanganmu

kamu harus belajar untuk menikmati kenyataan pahit ini sayang

atau kamu akan mati karena terus menerus dipenjara olehnya

tidurlah nak,

dan terbangunlah dengan wajah yg lain

tanpa mata dan rambut indahmu itu

tanpa semua kecantikan yg pernah ditinggalkan ibumu

tidurlah, dan terbangunlah dengan wajah yg lain..

***

dan waktupun seperti membeku,

meninggalkan sisa sisa hujan yg menyublim diantara dedaunan

mengingatkan saya untuk berdiri dan mengangkat peri kecil saya kembali kekamar,

jingga sudah tidak menagis lagi,

walaupun sesekali masih terasa kegelisahannya..

saya rebahkan dia dan memasangkan kembali kaus kaki yg sempat terlepas tadi

menyelimutinya dengan selimut tebal

dan menciumi kening dan pipinya

membelai rambut indahnya sambil menyenandungkan lagu lama " endless love.."

yg semoga dapat menjadi lullaby tidurnya yg tenang..

tidurlah nak,

dan damailah dalam kenanganku..

***

with love, for my lovely little angel

Lembayung Jingga.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun