" bagiku kau bintang, selayak puisi
tetaplah disini peri kecilku..
bagiku kau bintang, selayak puisi
temani aku selamanya,
selamanya.."
- S o7
***
malam berlalu seperti biasa dipertengahan bulan ini
selalu diguyur hujan tiap dini hari,
walaupun siangnya itu rasanya seperti disengat panasnya api neraka
ya, jakarta memang selalu seperti itu
aneh , kadang mengerikan dan terlalu sering menyebalkan..
jam di dekstop perlahan melaju menuju pukul dua
akhirnya pekerjaan yg memaksa saya tidak tidur beberapa hari ini selesai sudah
beberapa gambar pesanan teman sudah selesai dibuat
juga beberapa tulisan konyol yg akan dimuat di media zine mereka..
dibulan ini juga , beberapa malam ini saya selalu ditemani cahaya kerlip dari mobil abu abu sialan yg biasa lewat sekitar jam segini,
entah siapa orang gila yg akan celaka sebentar lagi,
juga siapa setan sialan yg tega mencepu itu
risih memang, melihat otoritas keamanan sial macam itu mondar mandir tiap malam di daerah rumah saya yg memang terkenal sepi,
siapa yg menjadi target operasi mereka pun saya tidak tahu dan tak pernah mau perduli juga, tapi semoga saja bukan salah satu dari teman baik saya,
semoga..
dan sialnya, terlalu memikirkan hal buruk tadi sampai sampai membuat saya tidak menyadari cangkir kopi yg sedari tadi menemani saya ternyata sudah kosong, pantas saja dia berteriak lantang seolah-olah menagih untuk kembali terisi
dengan cepat saya nyalakan ketel listrik dimeja kerja,
mengambil sebatang rokok dan membiarkannya menyala seterang mungkin
duduk bersandar melepas lelah
dilanjutkan memasang headset ditelinga dan mencoba mengerti apa yg dilakukan Jupiter Aryo verijantoko dalam lagu hujan,
entah bernyanyi atau apa..
" mulai terbayang lagi
pecah pecahan cerita melekat
mulai merangkai angan, menyusuri beling beling kenangan
begitu banyak gembira, hanya kecewa tertanam dihati
ku tunggu lama hingga hujan reda
melamun lama hingga hujan reda
belum terdengar nada nada reda
ku akan pergi saat hujan reda.."
- Hujan , Koil
dan seperti biasa, sekitar sekarang ini
bayang absurd itu datang
seorang gadis kecil berkepang dua dengan rambut kecoklatan berjalan menyeret sebuah boneka hello kitty besar
ya, itu adalah salah satu alasan kenapa ia terlihat absurd
anak sekecil itu, boneka sebesar itu..
saya pecahkan bara dan berjalan menghampirinya yg kini tengah duduk dimuka pintu menunggu saya
saya angkat badan mungilnya itu lalu menggendongnya menuju kamar mandi
agak lucu mendengar entah apa yg ia katakan
menceracau tak jelas ,
persis ibunya ketika bangun tidur
maksudku ketika ingin tidur ,
atau mungkin kedua duanya..
dia bidadari kecil saya,
mentari senja terindah..
Jingga,
dia putri lucu saya
jam segini dia memang selalu seperti ini
selalu minta ditemani puppy..
***
" rasa sesal di dasar hati diam dan tak mau pergi
haruskah aku lari dari kenyataan ini
pernah ku mencoba tuk sembunyi
namun senyummu tetap mengikuti.."
- yang terlupakan, Iwan fals
apa ada yg lebih menyenangkan disore hari selain menikmati senja yg sederhana itu sambil menikmati secangkir kopi hitam kental manis pekat,
dan agak menyalak ditenggorokan ketika asap tembakau itu menyatu dikerongkongan
sambil menulis beberapa catatan harian
mungkin bisa disebut sebaris rima yg penuh luka..
jingga perlahan keluar dari dalam rumah
mendekati teras tenpat saya berada
mengambil secarik kertas, lalu mengeluarkan beberapa crayon di saku bajunya
kemudian mulai melukis dengan kesederhananaannya
saya tahu apa yg dia rasakan,
yg tak jauh berbeda dengan apa yg sekuat tenaga coba saya pendam
lelaki kurus, bidadari cantik itu dan tentu saja malaikat kecil berkepang dua
saya rasa saya kenal dengan mereka yg ada dalam lukisan itu..
"ayah,
ayah ga kangen bunda.."
ucapnya pelan, membuat saya terhentak diam dan sebisa mungkin menjawab "tidak.."
berhenti sebentar dari pekerjaannya,
meninggalkan lukisan yg hampir selesai
dengan mata yg nanar itu menatap mata saya
" tapi ayah,
wajahmu itu.."
***
"Ive got the best thing in the world, Coz I got you in my heart
And this screw little world, lets hold hand together
We can share forever,
Maybe someday the sky will be coloured with our love.."
- the best thing, Mocca
hari itu saya putuskan untuk pulang lebih awal
meninggalkan tugas yg menumpuk
dengan bermodal wajah lemas ijin pulang dari tempat terkutuk itupun saya dapatkan
hari ini saya rindu sekali pada malaikat kecil saya dan ingin segera menghabiskan waktu untuk bermain main bersamanya,
walaupun hujan sempat mengguyur seluruh kota dan menghadirkan traffic jam dimana mana
saya tak perduli..
ada kalanya cinta itu tak lagi dapat menghadirkan kebahagiaan
seperti radiasi nuklir di naga saki
benar benar membakar dan mengeliminasi derai tawa yg terakhir
saya berani bertaruh pasti semua orang pernah merasakannya
ketika cinta, harapan dan kenyataan tak lagi sejalan..
dan Jingga,
mungkin hanya dia satu satunya alasan saya masih dapat tersenyum sejauh ini..
terlebih saat menyaksikan moment langka ini,
melihat ia menari dan bernyanyi bersama teman temannya
mendengar suaranya yg terdengar renyah dan lucu..
jingga belum merasakan kehadiran saya di balik jendela
sebuah taman kanak kanak tak jauh dari rumah
saya putuskan untuk memesan kopi sambil menunggunya pulang
duduk dibawah pohon sawo tua sambil membaca the stranggernya, Albert Camus .
***
waktu berlalu begitu cepat, tak terasa sudah jam tiga
anak anak kecil di ruangan itu mendadak sepi
menutup mata rapat sambil berdoa
saya yg sedari tadi duduk dibawah pohon menghabiskan secangkir kopi dan beberapa batang rokokpun perlahan bangkit memasuki lorong gedung
dia sama terkejutnya dengan saya,
sambil berlari kecil ketika keluar kelas
dengan senyum lebar yg manis itu
saya sambut dengan uluran tangan dan mengangkatnya tinggi tinggi
"ayah ga kerja"
tanyanya sambil menghadiahi beberapa kecupan dipipi saya
"enggak sayang,
kangen banget soalnya sama kamu"
balasku sambil mencubit pipi besarnya lalu berjalan mengendongnya keluar
jingga masih terus bercerita tentang ini dan itu
agak pusing mendengarnya, lidah gadis ini pendek, seperti saya
jadi bicaranya pun agak terpeleset..
"ayah udah lama.."
"enggak sayang cuma dua jam" jawabku sambil tertawa
"maap yah maap hihi, aku ga tau kalo ayah jemput.." ucapnya manja
++ dua jam, ya dua jam
itu bukan apa apa, saya pernah menungui ibunya yg tengah tertidur sepanjang malam hanya melalui saluran telfon, merasakan nafasnya dan menikmati dengkurannya yg mengalun seperti alunan lagu lagu termerdu..++
***
" cinta itu menjadi tidak berguna ketika ia hanya menjadi alasan untuk merasakan luka
menjadi belati yg menusuk dihati
dan saat kau rasakan itu, lepaskanlah
biarkan dia terbang mencari kebahagiaannya sendiri
tanpa dirimu lagi..
lalu bagaimana dengan dirimu, dan kenanganmu..
SEMOGA TERBAKAR HINGGA ARANG TERAKHIR.."
malam itu, hujan terakhir jatuh menetes didahan angsana tua
entah kapan tepatnya dia tersambar petir,
menyisakan dahan dan ranting yg hangus kehitaman
didalam rumah jingga masih terus berpose didepan saya, minta di foto katanya
dengan piyama biru bercorak bunga bunga, cantiknya..
tapi setelah itu ia berlari lagi, entah kemana
mungkin mencari kaus kaki yg memang selalu ia kenakan ketika hendak tidur
saya kembali pada pekerjaan saya yg sempat terhenti
membuat sebuah sketsa hitam putih seorang wanita yg tak akan pernah lagi dapat saya miliki
dan mungkin, melukisnya dalam selembar kertas putih ini adalah satu satunya cara yg bisa saya lakukan untuk dapat menjumpainya, walaupun pada kenyataannya itu malah membuat hati saya semakin remuk..
"we've been such for a long long time just tryin' to kill the pain
but lovers always come an lovers always go an' no one really sure who's lettin' go today, walking way..
cause' nothin' lasts forever and we both know hearts can change
and it's hard to hold a candle, in the cold november rain.."
-Guns n' Roses, november rain
Jingga nampak sangat kelelahan setelah berjuang keras menghabiskan sepiring besar mi goreng kesukaannya, sambil mendongakan kepalanya keatas dan menepuk nepuk perut buncitnya itu
lucu sekali dia..
saya hampiri lalu mengendongnya menuju kamar tidur
" ayah aku kangen bunda "
ucapnya tepat didepan telinga, membuat langkah saya terhenti tapi berlagak tuli saya berjalan lagi
"ayah ga kangen bunda yah"
ucapnya lagi tapi saya hanya terdiam
sambil merebahkannya diranjang dan mengolesi tubuhnya dengan minyak telon
menundukan kepala, lalu memberanikan diri menatap wajah mungilnya itu
"tadi jingga liat hp ayah bunyi? itu bundakan yah? kenapa ga diangkat lagi??
ayah masih marah sama bunda.."
saya hanya tersenyum sambil terus membelai poni coklatnya
"ayah ga pernah marah sama bundamu jingga, ga pernah
ayah cuma ga bisa aja dengar suaranya lagi" balasku parau
"kenapa" tanyanya lagi dengan wajah yg semakin sayu
"kamu harus tahu ini jingga,
tentang rasa sakit yg tertahan, tentang rindu yg menusuk seperti duri
kamu harus terus melangkah,
bukan untuk pergi, tapi untuk perasaanmu sendiri
disana kamu akan melihat apakah dia akan tetap mengikutimu atau malah menjauh
kadang dalam sebuah hubungan itu ada hal hal perih yg harus dilalui untuk menjadi dewasa
kamu nanti juga akan mengerti ini sayang, sekarang tidurlah hari sudah malam.."
"tapi ayah,
ayah masih sayangkan sama bunda.." risaunya
"hari ini, kemarin dan yg akan datang tidak akan pernah sama jingga,
walaupun kita masih tetap dapat merasakannya .
ayah senang melihat ibumu bersama orang lain,
melihatnya tertawa dan mengetahui ia kini menjalani hari hari dengan normal seperti gadis gadis lainnya
tidak seperti saat bersama ayah.."
ada kerikil cair disana,
disela sudut matanya yg bening itu
ketika ia perlahan bangkit dan duduk dihadapan saya
"aku sayang ayah.."
ucapnya terbata sambil memeluk saya,
memberi kehangatan atas kebekuan yg selama ini saya rasakan
"kamu tahu jingga,
saat ayah dan bunda bersama, kami mengawalinya dengan satu alasan
dan ketika kami memutuskan untuk berpisah
kami mengakhirinya dengan satu alasan pula..
kadang orang yg paling kita inginkan adalah orang yg akan membuat hidup kita menjadi jauh lebih baik ketika tak lagi bersamanya.."
***
perdebatan saya dan jingga berakhir dalam kesunyian
ia telah dikalahkan oleh rasa kantuknya sendiri
saya pandangi wajah lucunya sebelum menutup pintu kamar
dia cantik sekali, persis ibunya
bahkan lebih menurut saya
jika Juliana adalah lukisan karya salvador dali
dan Jingga, dia adalah Mona Lisa
saya berjalan keluar menuju teras, meninggalkannya yg tengah tertidur sambil memeluk boneka elmo peninggalan ibunya
dengan earphone ditelinga dan slayer menjadi lullaby tidurnya
saya juga tak mengira lagu itu dapat mengantarnya terlelap, karena biasanya cradle fith, finger dead punch atau dead squads lah yg mengalun ditelinganya..
aneh memang, tapi percayalah
ular tak akan pernah melahirkan kucingkan
dan dia anak saya..
diteras luar sayapun tak jauh berbeda, berhadapan dengan segelas besar kopi sambil merokok
saya lanjutkan memasang earphone dan memilih lagu
sudah lama tak mendengar yas bernyanyi, dan saya kira teriakannya cocok untuk suasana malam ini..
"lepaskan semua yg mengikatmu hari itu dan masa lalu
tak ada arti jika mengingatnya lagi
buang semua yg terindah yg kita lalui bersama
tak mungkin kembali dan tak mungkin kembali.."
- Alone at last, kisah jejak terhina
tak terasa cangkir kopi sudah kosong, asbakpun sudah penuh
itu tandanya saya sudah terlalu lama melamun disini
saya putuskan untuk kembali kekamar mengambil sedikit amunisi yg tersisa
tapi betapa kagetnya ketika melihat dimeja terselip sebuah amplop merah muda
"jingga, sejak kapan ia menaruhnya disini.."
saya duduk dan perlahan membuka surat itu
dan mulai membacanya itu dengan seksama..
+++++
" to my beloved daddy,
ayah aku kangen bunda, kangen saat dia ada
mengantarku sekolah, menyuapiku makan
menyenandungkan lagu sebelum aku tidur
apa ayah ga kengen bunda..
aku ingat saat ayah menasehati om lucky dulu
jadi lelaki itu ga boleh cengeng, kalau sayang sama seseorang ya harus berani berjuang untuk membahagiakannya
dan jadilah alasan untuk dia tetap bersamamu, ingat itu ayah..
aku juga ingat waktu ayah membentak om tedi waktu dia patah hati dulu
kata ayah cinta itu harus memiliki, begitu kata ayah
kejar, kejar , kejar cintamu sampai bendera kuning berkibar
bukan malah berhenti hanya karena melihat janur kuning melambai
ingat ayah pernah mengatakan itu..
ayah, i know your my best daddy
but you look like the big loser, the big fat liar..
ayah selalu bisa menyemangati teman teman ayah tapi selalu gagal menyemangati diri ayah sendiri
ayah aku kangen bunda, kangen matanya, bibirnya, hidungnya, rambutnya, suara merdunya
tapi aku tahu ayah, aku tahu..
i love you ayah, all of my hearts.."
+++++
sial benar anak ini,
ini adalah hal paling konyol dan keterlaluan yg pernah saya temui
saya sangat berterima kasih pada bidadari cantik yg telah melahirkan malaikat kecil ini untuk saya
tapi tidak begini juga,
saya juga tahu ibunya sangat menyukai pelajaran bahasa bangsa opurtunis ini waktu sekolah dulu
tapi jingga masih terlalu kecil dan konyol melihat ia menggunakan bahasa alien seperti ini
saya heran umurnya belum genap lima tahun tapi bicara dan pola fikirnya sudah terlalu tua
ini mungkin karena kebodohan saya membiarkan ibunya mendoktrin pikiran dan membiasakan bahasa buruk ini dirumah dulu
saya kesal sekali, agak tersinggung juga
saya kembali menyalakan rokok,
menikmati sesak saat perlahan batuk bersahutan keluar
sudah beberapa bulan batuk ini tak kunjung reda,
saya tahu ini salah tapi selain merokok memang apalagi yg bisa saya lakukan
saya kembali memikirkan surat itu,
cinta itu harus memiliki ya,
terdengar seperti nasihat mario teguh
cinta itu tak harus memiliki ya,
terdengar seperti omong kosong klasik..
mungkin ini akan terlihat seperti penjelasan super naif
tapi saya pikir kedua duanya sama sama benar dan mungkin juga sama sama salah
kamu perlu tahu ini jingga,
seperti bunga hitam dalam persembahanku berteriak
"bunuhlah bunga hitamku ini bila tak kunjung layu
bila aroma wangi bunganya mengganggu deru nafasmu.."
ayah tak tega melihat ibumu menderita sayang
karena hari hari bersama ayah terasa begitu menyiksanya
membuatnya mengalienisasi diri dari kehidupan sekitar
dan memaksanya terus hidup dalam etalase terpisah..
kamu itu perempuan nak,
kamu tak akan pernah tahu seberapa dalam seorang pria merasa menderita
karena apa yg dia tunjukan sangat berbeda dengan apa yg dia rasakan..
saya berjalan keluar, dengan niat mencari udara segar
tapi betapa kagetnya, ketika mendapati putri kecil saya tengah menangis sambil memeluk boneka kesayangannya di depan pintu
saya berlari lalu memeluknya erat,
"kenapa sayang.." tanyaku gelisah..
"ayah jingga kangen bunda.." jawabnya terisak
membuat dada ini terasa begitu sesak,
seperti ditikam pisau yg sama yg pernah di tusukan ibunya di akhir hujan di bulan november,
tepat sepuluh malam
jingga masih terus menagis, terdengar begitu perih
membuat dada ini bertambah sesak, seperti dililit ular
membuat saya merasa bodoh sekali saat melihat orang yg saya sayangi menangis seperti ini
dulu ibunya, sekarang dia
tuhan ampuni saya..
saya mulai memberanikan diri menyeka air matanya
tapi dia masih terus menangis
terdengar bertambah perih
"jangan menagis lagi jingga, gadis secantik kamu tidak pantas untuk menangis.."
apa kamu fikir air mata itu akan membuatmu merasa jauh lebih baik
seperti yg pernah ayah katakan,
jangan pernah menjadi anak yg cengeng ,
karena air mata itu tak akan menyelesaikan apapun
tak jua masalahmu
kita adalah orang yg sama nak,
kita adalah orang yg sama sama dipasung oleh kenangan dan selalu menyerah pada keadaan daripada memilih untuk bangkit dan melawan
selalu takut untuk berlari dan selalu memilih terdiam ditelaga masa lalu untuk berharap pada rasa nyaman di hari itu yg jelas jelas sudah tidak ada lagi
dan jingga itu harus kamu lawan..
kamu harus percaya dia sudah bahagia disana
dengan seseorang yg bisa selalu menjaga dan membuatnya tertawa
dan yg paling penting adalah orang yg selalu bisa ada disampingnya saat seluruh dunia serasa seperti meninggalkannya
tidak seperti ayahmu ini nak,
yg bahkan untuk menatap matanya saja tak mampu
mengertilah, kesempatan ayah sudah habis
dan milik ayah juga sudah tidak ada lagi
jangan menagis lagi,
kamu harus kuat..
kelak kamu akan tumbuh menjadi gadis dengan sejuta pesona
kamu cantik dan pintar seperti ibumu,
kamu bisa nari, kamu bisa nyanyi, kamu pandai melukis
dan yg paling penting kamu dapat membuat orang disekelilingmu merasa nyaman
kamu lucu dan riang..
sekarang tidurlah,
aku menyayangimu dengan seluruh kenangan tentang kau dan ibumu
tidurlah,
dan damailah dalam kenanganmu
kamu harus belajar untuk menikmati kenyataan pahit ini sayang
atau kamu akan mati karena terus menerus dipenjara olehnya
tidurlah nak,
dan terbangunlah dengan wajah yg lain
tanpa mata dan rambut indahmu itu
tanpa semua kecantikan yg pernah ditinggalkan ibumu
tidurlah, dan terbangunlah dengan wajah yg lain..
***
dan waktupun seperti membeku,
meninggalkan sisa sisa hujan yg menyublim diantara dedaunan
mengingatkan saya untuk berdiri dan mengangkat peri kecil saya kembali kekamar,
jingga sudah tidak menagis lagi,
walaupun sesekali masih terasa kegelisahannya..
saya rebahkan dia dan memasangkan kembali kaus kaki yg sempat terlepas tadi
menyelimutinya dengan selimut tebal
dan menciumi kening dan pipinya
membelai rambut indahnya sambil menyenandungkan lagu lama " endless love.."
yg semoga dapat menjadi lullaby tidurnya yg tenang..
tidurlah nak,
dan damailah dalam kenanganku..
***
with love, for my lovely little angel
Lembayung Jingga.