Rey sudah bergabung dengan pasukan yang lain di tengah lapangan. Dengan aba-aba Jendral, pasukan luar sarang ini pun keluar. Diiringi dengan riuh tepuk tangan semut-semut penghuni sarang.
Sudah berpuluh kilometer dilalui pasukan. Tak ada juga terlihat tanda-tanda makanan, seperti gula, roti ataupun remah-remah makanan lainnya. Akhirnya, Jendral meminta pasukan untuk berpencar.
Rey diminta memimpin pasukan B. Terdiri dari Gembul, Barong dan Bima serta dua semut lainnya. Gembul mendengus kesal karena bukan dirinya yang ditugaskan memimpin. Karena kesal, di pertengahan mencari makan, ia mengajak Barong dan Bima untuk diam-diam pergi.
"Teman-teman! Di depan itu sepertinya remahan roti. Ayo kita ke sana!" teriak Rey lalu menoleh ke teman-temannya. Betapa kaget Rey, ia tidak melihat Gembul, Barong dan Bima.
"Astaga, kemana mereka?" tanya Rey kepada dua semut lainnya. Dua semut itu menggeleng.Â
Rey dilanda kebimbangan. Di satu sisi ia harus mengambil remahan tersebut, di sisi lain ia harus mencari teman-temannya. Rey terduduk lemas. Rey mencoba mencari jalan keluar.
"Baik! Kita harus mencari mereka terlebih dahulu teman-teman. Baru setelah itu kita ambil remahan itu," ucap Rey mengajak dua semut.
Setiap sisi ditelusuri mereka. Sudah setengah jam kira-kira akhirnya mereka mendengar suara teriakan, "Toloong, tolong kami!"
Rey dan dua semut lari menuju arah suara. Betapa terkejutnya mereka melihat Gembul, Barong dan Bima terjebak di jaring laba-laba.
"Rey, tolong kami..." ucap Barong meminta tolong.
"Iya, tolong. Kami tidak ingin mati di sini," tambah Bima. Gembul masih diam. Gembul tidak ingin meminta tolong pada Rey.