Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Obituari Curut Bandel

14 Juli 2021   20:18 Diperbarui: 14 Juli 2021   20:25 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esok paginya si curut sudah mati dengan meninggalkan beberapa paket kotoran di dekatnya. Aku lalu menguburnya di kebun belakang. Papan perangkap itu aku tekuk, kumasukkan tas plastik besar lalu kumasukkan tong sampah di depan rumah.

Si curut sudah koit. Satu musuh telah sirna.

Namun, kemudian ada terbersit rasa heran di benakku. Entah efek kejut alias shock therapy itu berlaku pada curut atau tidak, yang jelas setelah itu tak ada seekor curut pun yang berani berkunjung. Tapi aku tak mau lengah. Tikus pun tak kalah menjengkelkan dibandingkan curut. Maka perang pun berlanjut. 

Kali ini aku beli perangkap bertipe sudden death. Aku tak mau tikus-tikus seenaknya berkeliaran di rumahku tanpa kenal sopan seperti halnya para curut laknat.

Perangkap kusiapkan, kupasang umpan, "kukokang", lalu kuletakkan di lantai sekitar pojokan.

Berbeda dengan curut yang tak tahu malu pada orang di dekatnya, para tikus cenderung paranoid. Mereka baru berani muncul jika tak ada orang. Maka, aku pun menjauh dari perangkap yang kupasang, menunggu di kejauhan, atau bahkan sejenak melupakannya dengan beraktivitas.

BRAKK

Aku yakin itu suara perangkap, bagian kawat besinya lepas dari kaitan dan menghantam bagian pelat bergerigi. Mestinya ada sasaran yang terhantam terjepit di sana. Ternyata tidak. Tak ada makhluk apa pun terjepit di perangkap, sementara umpan sudah terlepas entah ke mana. Huft

Sedikit kesal, kuambil lagi umpan dan kembali kupasang perangkap di tempat yang sama. Mau cerdik mau jenius, suatu saat kalian pasti kena perangkapku, rutukku masygul.

Esok malamnya, perangkapku gagal mendapatkan sasaran. Anehnya, umpannya sudah hilang. Berarti ada yang mengambilnya tanpa menyebabkan pengaman pada perangkap terlepas dan menghentak. Padahal, berkali-kali kuintip secara acak, tak satu pun tikus yang tampak.

Namun, pagi harinya kutemukan bangkai tikus besar nyungsep di antara pot-pot bunga. Wirog. Nyungsep badannya tanpa terlihat kepalanya. Aku tak tahu kenapa tikus itu mati karena tak terlihat sedikit pun bekas luka di tubuhnya. Perasaan, aku juga tak pernah memasang racun untuk membasminya. Entahlah. Yang jelas bangkai tikus ini harus segera dievakuasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun