Mohon tunggu...
Ghayida Mustika Pratiwi
Ghayida Mustika Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Ghayida

Ghayida

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mimpiku Masa Depanku

24 Februari 2021   09:22 Diperbarui: 24 Februari 2021   09:33 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Menatap langit kamarku, putih bersih membuat aku berimajinasi menatap awan. Ku pikir ulang semua yang sudah dikatakan oleh Halimah. Apa yang dikatakannya mungkin saja benar. Aku bertanya pada diriku apa aku sudah melupakan Tuhanku? Apa semua hal buruk yang terjadi pada dirikh adalah sebuah teguran? Semua ku pikir dengan baik-baik dalam pikiranku. Dalam pikiranku yang penuh akan pertanyaan, aku pun terlelap setelah beberapa saat. Ketika tidur rasanya semua yang menjadi beban sekarang hilang begitu saja. Meskipun saat bangun aku harus menghadapinya kembali.

***

                Ku buka ponselku, aku scroll media sosialku. Tanpa sengaja aku menemukan video yang menjelaskan mengenai hijrah. Di video tersebut banyak dijelaskan mengenai mendekatkan diri kepada Allah swt. "Sholatlah meskipun seburuk apapun sikapmu dan sebanyak apapun dosamu jangan sampai tinggalkan sholat. Wanita berhijab adalah suatu kewajiban bukan suatu pilihan. Minta lah sama Allah swt apapun yang kamu mau, jangan kamu lupa untuk berdo'a kepada Allah swt karena itu dapat dikatakan kamu sombong. Kalau bukan sekarang hijrah lalu mau kapan lagi? Besok? Kalau besok kita mati?". Kurang lebih isi dari videonya seperti itu. Kata -- katanya memang benar -- benar tertampar pada diriku. Aku menyadari bahwa aku memang belum baik. Memakai hijab saja masih buka tutup. Pakaian yang ku gunakan bukan yang seharusnya. Bersyukur banget bisa menemukan video itu yang membuat aku tersadar. Aku memutuska  dari sekarang untuk hijrah. InsyaaAllah.

                Pukul 02.00 sengaja ku pasang alarm jam segini. Karena aku ingin mencoba melakukan sholat tahajud yang biasa Ayah dan Mama lakukan. Rasa takut memang ada, tapi ku coba memberanikan diri. Sehabis sholat aku berdo'a dan memohon ampun atas segala kesalahanku hingga lupa akan Tuhanku. Dari situ aku jauh lebih tenang. Dari situ juga aku sadar apa yang dikatakan Halimah bukan sesuatu yang mungkin tapi sesuatu yang Fakta. Ku pandang diriku di kaca, memakai gamis yang panjang. Gamis yang diberi oleh Mama ku, hanya saja aku belum pernah memakainya. Ternyata setelah memakainya, aku merasa nyaman. Aku merasa lebih terlindungi. Akupun mulai membiasakan untuk memekainya, meskipun terlihat agak aneh dan berbeda. Mungkin karena baru pertama kali memakainya. Semoga Allah kuatkan iman ku agar aku bisa terus istiqomah dijalan-Nya. Aamiin.

"Ra hari ini kamu terlihat beda bangett.." Seru kak Zaki.

"Hahaha iya tapi bagus gak?" Tanyaku iseng.

"Bagus bangett." Jawabnya dengan antusias.

"Eh Ra ayo makan." Ajak Mamaku yang tertegun melihatku.

"Bagus gak Ma?" Tanyaku yang penasaran.

"Bagus banget Ra cantik sekali anak ayah." Jawab Ayah menyela.

"Bagus kok Ra itu baju yang Mama kasih kan? Akhirnya dipakai jugaa.." Jawab Mama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun