Mereka terima lembaran itu. Dan setelah melihatnya, terlihat wajah mereka yang tidak begitu semangat.
       "Maafin aku Yah, Mah." Pinta maafku.
       "Ya Allah Ara, engga apa-apa kok. Kamu kan udah berusaha. Segini juga Mama sudah bersyukur sekali" Jawab Mama
       "Ara sini sayang, duduk sebelah Ayah." Pinta Ayah yang membuatku tegang.
Akupun menghampirinya.
       "Ara anak baik. Ara sudah kelas 2 SMA, bentar lagi mau ke kelas 3 SMA. Ara sudah harus menentukan Ara mau melanjutkan kemana. Kalau Ara sudah menentukannya, fokuslah ke tujuan Ara. Jangan pikir yang lain-lain dulu, apalagi main (Sembari tersenyum)."
Aku pun langusung tertegun. Dan langsung berpikir bahwa apa yang dikatakan ayah itu benar. Aku harus menentukan masa depan dari sekarang. Jangan sampai aku menyesal lagi seperti sebelumnya. Kali ini aku memang masih bingung harus kemana dan harus ambl langkah apa. Mungkin aku harus meminta saran juga kepada sahabat-sahabatku, siapa tahu mereka bisa memberikan aku pendapat.
***
       Minggu yang cerah, aku sudah merencanakan untuk bertemu dengan sahabat-sahabatku tentunya bukan untuk main tetapi untuk membicarakan rencana kedepannya. Semua sudah aku hubungi dan mereka semua setuju untuk bertemu. Hari ini aku harus lebih semangat, dan mulai mencari apa tujuanku kedepannya. Sesampainya disana, ternyata hanya Dina dan Lula yang datang. Sedangkan Aira dan Halimah tiba-tiba membatalkan untuk datang karena ada suatu hal yang tidak bisa mereka tinggalkan.
       "Yah cuman bertiga deh." Keluh Lula.
       "Iya engga apa-apa deh." Jawab Dina.