Mohon tunggu...
Gigin Auliya
Gigin Auliya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dalam Diam Ku Mendamba

13 Februari 2019   12:04 Diperbarui: 14 Februari 2019   01:38 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski aku tak paham, entah untuk ditujukan padaku atau mungkin hanya ingin berbagi puisi tapi itu membuatku senyum-senyum sendiri. Aku tak kan berbicara perihal parasnya, atau pun yang dia punya namun ada sesuatu tentangnya yang selalu mampu membuatku merasa baik-baik saja, entah apa itu. Berbincang sampai salah satu diantara kami tertidur. Sungguh aku takkan bosan dengan semua yang ia ketik. Ughh.. bagaimana mungkin aku menghidar untuk menyukainya, sebenarnya mantra apa yang ia gunakan hingga aku bisa menggilainya seperti ini?

Namun, akhir-akhir ini terdengar sesuatu yang tidak mengenakkan telingaku perihal dia yang kabarnya baru saja jadian dengan gadis lain, katanya sih kakak kelas. Awalnya aku tak percaya tapi setelah melihat kebersamaan mereka di kantin sekolah. Duppp...! Jantungku serasa berhenti. Benar adanya! Tubuhku tiba-tiba lunglai, hatiku patah, sendu pilu perih terasa. Luka lama yang belum sepenuhnya sembuh oleh sebuah pengkhianatan harus di tambah oleh pupusnya sebuah harapan. Cemburu? Jelas cemburu! Rasanya ingin marah!  Namun aku bisa apa?? ketika kenyataan tak sesuai harapan, Apa selama ini  ia hanya menganggapku rekan kerja dan adik kelasnya. Atau aku saja yang tak bisa membedakan sikap manis sebuah ketertarikkan dengan yang memang baik pada semua orang? Apa mungkin aku yang terlalu berharap?. Rasa yang terlanjur dalam harus ku kubur dalam dalam. Lama sesak rasanya didada, luka bak menganga tanpa perban. Hari kan terus berlanjut, dan luka tetap saja basah. Aku yang melihat kebersamaan mereka yang semakin hari semakin "romantis" rasanya ingin muak. "mengapa tidak diriku saja yang ada di posisi gadis itu?", pikirku. Arghh, aku kalah! Dan kalah sebelum berperang ialah hal yang menyebalkan.

Sekolah kembali mengadakan kegiatan, dan osis pun rapat. Aku datang sedikit terlambat karena guru yang mengajar dikelasku baru mengizinkanku. Dan saat itu kursi yang tersisa hanya ada di samping ari

, "Aya, sini aja" ia memanggilku

 Dan aku hanya menganggukkan kepala untuk membalas.

"lama ga keliatan, kemana aja?" tanyanya.

"ga kemana-mana, cuman lagi sibuk ngerjain tugas aja" jawabku. Padahal aku hanya tak ingin keluar kelas apa lagi melihat mereka, ari dan gadisnya.

"oh, gitu. Semangat ya ngerjain tugasnya", sambung ari dengan senyuman manis.

"iya makasih" jawab ku singkat.

"Aya, aku mau tanya kalo cewek itu lebih suka dikasih bunga atau cokelat? Tanyanya lagi.

" mungkin cokelat", jawabku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun