“Bagaimana? Enak?”
“Enak banget tante.” Anak-anak itu terlihat bahagia.
***
Tejo semakin disudutkan. Orang tua Tasya tetap meminta polisi untuk memaksa Tejo mengaku. Tejo dihujam pukulan di sana dan di sini. Tapi mulutnya terus berdzikir.
“Sok alim kamu!!!”
‘kreeekkk!!!”
“Pak, permisi.” Seorang pegawai polisi masuk.
“Ada, apa,?”
“Bripda Natsir membawa penjahat yang menculik Tasya.”
“Alhamdulillah.” Seru Tejo.
Wajah polisi-polisi itu memerah. Mereka terhenyak mendengar kabar itu. Dibukanya borgol dilengan Tejo.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!