Mohon tunggu...
Cerpen

Bapakku Bukan Penculik

7 November 2016   15:21 Diperbarui: 7 November 2016   15:45 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Bapak.”

“Eh. Maaf, init ante Maryati.”

Sri tersipu malu dan melepaskan pelukannya. Iamencium tangan Maryati.

“Tante ini kawannya bapak?” tanya Ragil.

Maryati mengangguk dan masuk lalu menutup pintunya. “Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.”

“Tunggu bapak, ya?”

“Iya, tante.”

“Tante temani sampai bapak datang, ya. Ini tante bawa makanan. Sri, tolong tante ambil nasi dan piring, ya.”

Maryati telah mengetahui apa yang terjadi pada Tejo. Ia membuktikan cintanya pada Tejo dengan datang menemani anak-anak. Maryati dan Tejo berhubungan sejak lama, namun Maryati di Taiwan dan Tejo tetap di Jakarta. Minggu lalu Maryati pulang ke Slawi dan segera ia ke Jakarta untuk menemui Tejo. Namun, musibah datang pada Tejo. Di sini, Maryati mau membuktikan pada Tejo, bahwa ia bukanlah wanita seperti yang dulu Tejo pernah ucapkan padanya.

“Aku ini laki-laki miskin. Manmungkin, Maryati yang akan jadi kaya raya ini akan mau kupinang.” Ingatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun