“Bapak.”
“Eh. Maaf, init ante Maryati.”
Sri tersipu malu dan melepaskan pelukannya. Iamencium tangan Maryati.
“Tante ini kawannya bapak?” tanya Ragil.
Maryati mengangguk dan masuk lalu menutup pintunya. “Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
“Tunggu bapak, ya?”
“Iya, tante.”
“Tante temani sampai bapak datang, ya. Ini tante bawa makanan. Sri, tolong tante ambil nasi dan piring, ya.”
Maryati telah mengetahui apa yang terjadi pada Tejo. Ia membuktikan cintanya pada Tejo dengan datang menemani anak-anak. Maryati dan Tejo berhubungan sejak lama, namun Maryati di Taiwan dan Tejo tetap di Jakarta. Minggu lalu Maryati pulang ke Slawi dan segera ia ke Jakarta untuk menemui Tejo. Namun, musibah datang pada Tejo. Di sini, Maryati mau membuktikan pada Tejo, bahwa ia bukanlah wanita seperti yang dulu Tejo pernah ucapkan padanya.
“Aku ini laki-laki miskin. Manmungkin, Maryati yang akan jadi kaya raya ini akan mau kupinang.” Ingatnya.