"Ahh.. ya aku ingat. Bakat tidur cepatmu sungguh luar biasa..haha" kata Marc tertawa. Ia sudah mulai melangkahkan kaki masuk ke dalam antrian meja reservasi.
Sebenarnya dalam hati aku merasa tidak enak dengan Daphne. Tetapi Marc yang menghendaki untuk mengantarkanku ke sana. Ketika mereka di Bali, ia sudah berjanji akan mengantarkan aku bila aku mengunjungi Perancis.
Mungkin ini sebagai balas budi karena selama di Bali dulu aku menjadi guide dadakan mereka secara gratis. Mereka senang aku menunjukkan hostel yang lebih murah dari tempat mereka menginap tapi dengan fasilitas lebih oke.
Aku juga menunjukkan tempat-tempat makan yang enak dan murah. Aku juga membantunya menyewa motor di Denpasar, membuat mereka bisa menjelajah pedesaan Bali tanpa perlu pengeluaran ekstra. Bahkan, saking semangatnya menjelajah Bali, mereka sempat kesasar hingga kota Singaraja. Padahal jaraknya kan lumayan jauh dari Denpasar.
Oh ya, hubungan Marc dan Daphne sangat unik dan menggemaskan bagi siapa saja yang mengenal mereka. Mereka seperti pasangan yang sedang berbulan madu di Bali, tetapi beberapa bulan setelah itu mereka putus sampai setahun lamanya. Lalu mereka nyambung lagi yang hanya bertahan beberapa bulan sebelum putus lagi. Baru lima bulan lalu mereka kembali pacaran, dan ini sudah kali kelima.
Daphne lah yang sangat menggilai pemuda jangkung berusia 32 tahun itu. Daphne pula yang selalu memutuskan hubungan mereka. Kadang wanita memang aneh. Marc sendiri karakternya cuek. Tapi aku melihat Marc sebetulnya menyayangi Daphne, hanya kadang ia tidak tahan dengan karakter Daphne yang suka meledak-ledak ketika berselisih dengan Marc.
Apakah ini yang namanya wanita selalu benar? Ah, sudahlah. Jadi ikut pusing memikirkan hubungan mereka.. Aku sendiri masih menunggu jawaban pasti dari Fina setelah aku mengajaknya jadian sebulan yang lalu. Ia mengatakan bahwa ia masih perlu waktu.
Jadi, posisiku sebenarnya saat ini sedang digantung. Aku berharap ketika tiba waktunya, ia tidak mengatakan "Kamu terlalu baik buat aku...". Hehh.. Daripada pusing, lebih baik aku backpacking ke Eropa. Â
***
Kamar tipe dormitory untuk kami bertiga cukup nyaman. Aku memilih tidur di ranjang atas, Daphne di bawahku. Marc tidur di ranjang bawah di sebelah ranjang Daphne. Malam harinya kami memilih makan malam di hotel dengan memanfaatkan promo makan super murah dari kartu kredit Marc.
Alhasil kami tidur malam dengan perut super kenyang. Tapi aku malah susah tidur, apalagi besok adalah hari keberangkatan kami menuju Chernobyl. Hal ini sering terjadi ketika aku hendak bepergian ke tempat-tempat baru. Entah kenapa aku selalu susah tidur malam sebelum hari bepergian, termasuk pada malam sebelum aku terbang ke London lima hari lalu.