Apa dia bisa seromantis kamu, Gie?
Apa dia punya pacar yang lebih beruntung dari aku yang dicampakkan olehmu, Gie?
Apa kamu bisa berdamai dengannya setelah sekian lama waktu berlalu?
Apa dia nanti berhasil mengenaliku?
Oh, tidaaaak ... ratusan tanya menari-nari di benakku hari ini, Gie.
"Annaaaa ... dari tadi kamu melamun melulu aahhhhh" Nina mendorong badanku. Aku tersenyum kecut, Gie.
"Tingggg - tonggg ..." Bunyi bel rumah membuat Nina berlari, menuju pintu. Aku harus bagaimana, Gie? Tolong keluar dari kamarmu, sekarang juga .... Gie???(G76)
Untuk membaca karya peserta lain dalam Fikber, silahkan menuju akun Fiksiana Community. Mari bergabung di group FB Fiksiana Community.
Simak episode sebelumnya:
- Malam Bulan Mati, Balkon, dan Ciuman
- Bulan Mati di Hati Rheinara
- Pesan Cinta dari Masa Lalu
- Benang Merah
- Derita Cinta Membara
- Hujan dan Cemburu
- Dua mata angin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H