Mohon tunggu...
Freya
Freya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

suka menulis cerita silat, misteri dan horror

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karnaval Perjalanan Waktu

17 Agustus 2024   14:03 Diperbarui: 17 Agustus 2024   14:14 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels dari Pixabay

“Miraah…Miraaah…kamu dimana?!”

Wari berusaha keluar namun beberapa pekerja pabrik mencegahnya.

“Sudahlah, jangan korbankan nyawamu, keadaan di luar masih gawat. Sabarlah dulu sampai pesawatnya benar-benar pergi. Doakan saja semoga adikmu selamat.”

Suara pesawat makin menjauh, mungkin karena merasa sudah berhasil merusak pabrik, mereka pergi meninggalkan lokasi. Setelah keadaan aman, mereka menghambur keluar mencari Mirah. Di bagian depan gedung mereka menemukan tubuh Mirah terbaring di antara reruntuhan dengan darah tergenang di sekitar tubuhnya. Sebuah bongkahan puing bangunan telah menghantam kepala Mirah.  Melihat kondisi adiknya yang tewas secara mengenaskan, Wari menangis dan menjerit histeris memanggil nama adiknya.

Santi yang tidak pernah melihat darah dan mayat langsung pingsan di tempat dan ketika sadar dia sudah mendapati dirinya berada di rumah. Ibunya langsung berseru gembira

“Santi, syukurlah akhirnya kamu sudah sadar.”

Santi yang masih kebingungan bertanya

“Bapak, Ibu, apa yang terjadi kepadaku?”

“Kamu semalaman pingsan, sekarang ini sudah pagi. Tadi ketika sudah maghrib, kamu belum juga pulang. Bapak pikir kamu mampir ke rumah Zahra atau Riska. Lalu Bapak menyusulmu ke rumah Zahra, ternyata kata Zahra, di tengah perjalanan kamu mampir ke masjid, katanya perutmu mulas dan mereka disuruh duluan. Tapi setelah lama menunggu di tempat tujuan, ternyata kamu tidak juga datang. Mereka berpikir kamu sudah pulang duluan, jadi akhirnya mereka segera pulang,” jelas ibunya.

“Lalu bagaimana Bapak menemukanku?” tanya Zahra.

Bapaknya mulai bercerita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun