Mohon tunggu...
Freya
Freya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

suka menulis cerita silat, misteri dan horror

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karnaval Perjalanan Waktu

17 Agustus 2024   14:03 Diperbarui: 17 Agustus 2024   14:14 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels dari Pixabay

Celaka di mana aku sekarang?  Mana hari sudah mau maghrib, sebaiknya aku putar balik saja pulang, pikir Santi.

Dia tidak jadi menyusul sahabatnya dan memilih pulang ke rumah.  Ketika lewat di depan pabrik gula, Santi bertemu dengan sekelompok anak yang sedang bermain di halaman pabrik gula. Anak-anak itu pakaiannya berbeda dengan pakaian yang dikenakan anak-anak di masa sekarang. Anak perempuannya memakai rok terusan warna putih, sedangkan anak laki-lakinya memakai jumpsuit putih tetapi celananya pendek. Santi berhenti sejenak memperhatikan anak-anak itu, ternyata tak satupun dari anak-anak itu yang dikenalnya. Ketika melihat Santi dan sepedanya, anak-anak itu menghentikan kegiatannya dan mendatangi Santi. Tampaknya mereka tertarik dengan sepeda hias Santi yang meriah.

“Sepedamu bagus, kamu dari desa mana?” tanya seorang anak perempuan.

“Aku dari desa sini saja, kalian siapa?”

Anak perempuan itu menjawab sambil menunjuk satu-satu kepada teman-temannya.

“Aku Mirah, itu Wari Kakakku, itu Bowo dan itu Harto. Kami juga berasal dari desa ini, tapi kami baru melihatmu sekarang.”

Bowo mendekati sepeda Santi, menyentuh setiap bagiannya dan memperhatikan dengan seksama

“Sepedamu bagus, aku boleh pinjam sebentar?”

“Boleh, tapi hati-hati ya nanti hiasannya rusak.”

Bowo menaiki sepeda Santi lalu berputar-putar di halaman pabrik gula, setelah itu teman-temannya yang lain bergantian bermain sepeda. Santi memperhatikan lingkungan di sekitarnya, rumah-rumah penduduk masih jarang-jarang dan kebanyakan rumah kayu atau rumah dari anyaman bambu beratap rumbia. Santi menoleh ke arah pabrik gula, bangunannya masih tampak baru, asap mengepul di belakang pabrik pertanda masih ada kegiatan produksi gula. Terdengar suara bergemuruh, terlihat kereta lori mengangkut tebu masuk ke halaman belakang pabrik.  Baru Santi menyadari di halaman samping pabrik ada rel untuk kereta lori pengangkut tebu.

Aneh, pabrik gula ini kok kelihatan masih baru, masih ada kegiatan dan ada relnya. Padahal harusnya pabrik ini sudah tidak ada kegiatan dan rel itu seharusnya sudah tidak ada lagi, pikir Santi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun