“Cepat masuk pabrik, nanti kalian kena bom!”
Santi dan anak-anak lainnya berlarian masuk ke pabrik. Di kolong meja kerja mereka berlindung menunggu sampai kondisi tenang dengan hati berdebar. Deru pesawat semakin dekat, lalu terdengar suara bom meledak di halaman.
“Blaaaar!”
Santi menangis ketakutan lalu bertanya
“Kenapa ada perang, kita kan sudah merdeka, kok berani-beraninya ada orang menyerang negara Indonesia?”
Santi sekarang bisa membayangkan bagaimana mencekamnya situasi di Gaza tatkala pesawat Israel mengebom pemukiman penduduk dan bagaimana penderitaan rakyat Palestina ketika sanak saudaranya meninggal karena bom dan rumahnya hancur.
Pekerja pabrik yang bersembunyi bersama mereka berkomentar
“Kita memang sudah merdeka, tapi Belanda masih tidak terima, mereka menyerang kita lagi mencoba merebut kembali negara ini. Beberapa hari ini mereka rajin mengebom pabrik dan perkebunan.”
Santi tersadar, saat ini dia berada di tempat dan waktu yang tidak semestinya
“Hah…memangnya ini tahun berapa?”
“Oalaah Nduk, kamu ini apa nggak pernah melihat kalender? Ini kan tanggal lima Agustus tahun empat tujuh.”